6. Masalah foto

94 21 3
                                    

"Aku menyukaimu dan akan selalu begitu. Aku akan berjuang, sampai kau membalas perasaanku. Jangan melarangku! Karena ini hatiku."

-Giana Siviani Permana-

✴✴✴

Siang ini, bertempat di kantin, Giana tampak sangat frustasi. Wajahnya amat sangat murung. Pasalnya, ia kembali mengingat kejadian semalam saat Reno ketahuan sedang menatap foto Clara.

Clara adalah teman masa kecil Giana, Aldi dan Reno sejak masih TK sampai mereka menginjak kelas dua SMP. Giana sempat mendengar isu bahwa diam-diam Reno menyukai Clara, namun ia tidak pernah mempercayai hal tersebut. Karena ia pernah sekali menanyakan kebenaran dari berita tersebut pada Reno dan langsung dijawab cowok itu dengan kata 'tidak' maka, bukti apalagi yang harus dicarinya jika Reno saja sudah menjawab pertanyaannya.

Giana seumuran dengan Clara namun sayangnya, saat keduanya menginjak kelas dua SMP, Clara dan keluarganya pindah ke Pekanbaru, mengikuti ayahnya yang merupakan seorang pemilik perusahaan yang bergerak di bidang indutri. Karena saat itu ayahnya sedang mengembangkan usahanya di Pekanbaru.

Dilla dan Olin tak henti-hentinya menatap kelakuan Giana itu. Semenjak gadis itu menginjakan kakinya di dalam kelas, raut murung tampak jelas di wajahnya.

Olin dan Dilla mengenal Clara dari cerita yang pernah diceritakan Giana tentang masa kecilnya. Sedangkan Ester memang mengenal Clara karena ia juga bersekolah di SMP yang sama dengan Clara dan Giana. Keduanya tahu alasan Giana bersikap seperti itu adalah karena kejadian bersama Reno semalam, karena gadis itu pun sudah menceritakannya sejak ia tiba di sekolah.

Tanpa mereka sadari, Ester sudah tiba di meja yang mereka duduki dengan sebuah nampan besar yang berisikan empat mangkuk bakso milik mereka berempat dan disusul Mbak Yuni dengan empat gelas es teh manis.

Dilla dan Olin pun menoleh lalu mengucapkan terima kasih kepada Mbak Yuni sebelum wanita itu pergi.

Setelah duduk, Ester pun langsung berseru riang, "Saatnya makan." Ucapnya dibarengi dengan kedua tangan yang sudah memegang sendok dan garpu dan langsung menyerbu makanannya.

Mendengar seruan Ester, lantas membuat mereka bertiga ikut makan terutama Giana yang tampak makan dengan lahap. Sontak saja hal tersebut memancing senyum geli dari ketiga sahabatnya.

"Tadi cemberut, giliran makan langsung semangat." Sindir Dilla.

Giana meliriknya sebentar. Lalu kembali makan. "Suka-suka gue dong," balasnya.

Karena mendapat respon, Dilla kembali bersuara. "Udah, jangan dipikirin masalah semalam, kita bakal bantuin elo kok buat dapetin Kak Reno." Ujarnya yang langsung disahuti Olin.

"Iya bener tuh,"

"Idih, siapa juga yang mikirin masalah itu, gue juga yakin kok kalau nanti gue bisa jadian sama Kak Reno." Giana berucap yakin lalu meminum es teh-nya.

Ketiga sahabatnya pun ikut mengamini kalimat terakhirnya barusan.

✴✴✴

Pada jam pulang sekolah, Reno sudah bersiap di parkiran, bersandar pada motornya sambil menunggu kedatangan Giana. Di sampingnya Aldi tampak asyik berkirim pesan dengan seseorang.

GianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang