-16 Medicine

14.5K 1.8K 106
                                    

Haechan duduk di kelasnya seraya menatap keluar jendela. Satu persatu murid masuk ke dalam kelas dengan pandangan seakan-akan tidak melihat Haechan karena saking takutnya dengan pandangan membunuh Haechan. Apalagi sebuah luka memar di sudut bibirnya membuat banyak murid menjadi segan mengganggunya.

Mark dengan kacamata yang menggantung di atas hidungnya berjalan ke arah Haechan dengan pandangan khawatir. Sementara itu Haechan tidak menyadari kalau Mark sudah duduk dengan tenang di sampingnya.

"Hyuck," panggil Mark dengan lembut tapi tidak ada sebuah jawaban dari Haechan. Hingga Mark berulang kali memanggilnya pun ia tidak membalikkan tubuhnya sama sekali.

"Lee Donghyuck," sekali lagi Mark memanggil dengan nama panjang Haechan. Dengan malas Haechan menolehkan kepalanya ke arah Mark yang sejak tadi memanggilnya.

Sebuah luka memar di pinggir bibir Haechan sudah cukup membuat Mark sedikit emosi, "Siapa yang bikin kamu begini?" Alis Haechan terangkat satu saat mendengar nada bicara Mark sedikit menaik.

"Oh, ini?" ujar Haechan seraya menunjuk luka biru di sudut bibirnya, "Kemarin aku habis kelahi sama preman." Haechan dengan santainya berkata seperti itu sementara Mark emosinya mulai meningkat.

Haechan yang melihat perubahan wajah Mark yang menjadi memerah sedikit bingung, "Kenapa? Kepanasan?"

Mendengar pertanyaan tidak masuk akal dari Haechan, Mark menghembuskan napasnya dengan pelan, "Gak, aku cuma kesel lihat orang bisa-bisanya mukul wajah orang seimut kamu."

Yang awalnya hanya wajah Mark yang memerah, kini wajah Haechan ikut-ikutan memerah. Tetapi bukan karena amarah melainkan karena ucapan Mark yang membuat jantungnya berdegup kencang.

"Gak usah gombal, gak mempan. Lagian jangan ajak ngomong aku, sakit tahu tiap aku buka mulut."

"Ya udah, maaf. Gimana caranya biar gak sakit lagi?"

"Gak tahu, dari kemarin udah dikompres gak sembuh."

Haechan diam. Mark diam. Sementara itu suasana kelas mereka begitu ramai. Hingga sebuah seringai kecil tampak di sudut bibir Mark. Sebuah seringai penuh makna dari Mark.

"Aku tahu caranya biar bibir kamu cepat sembuh."

"Caranya?"

"Taruh kepalamu di pahaku," Haechan sedikit bingung mendengar perintah Mark, tapi tetap saja ia lakukan, "Sekarang, tutup mata kamu." Seperti perintah Mark Haechan pun menutup matanya.

Mark tersenyum saat melihat Haechan masih menuruti perintahnya. Pertama matanya menengok ke kanan dan kiri memperhatikan sekitar, saat ia sadar sudah aman dan tidak ada yang memperhatikan mereka ia pun menatap Haechan yang masih menutup matanya.

Perlahan Mark mendekatkan kepalanya ke arah Haechan hingga bibirnya menyentuh sudut bibir Haechan. Sebuah rintihan kesakitan membuat Mark sedikit memundurkan kepalanya untuk melihat reaksi Haechan.

Mata Haechan yang sedikit terbuka menatap Mark dengan tatapan "tidak apa-apa". Kode tersebut tentu saja diterima Mark dengan baik.

Kembali Mark mendekatkan bibirnya dan mengecup pelan bibir Haechan untuk membuatnya sedikit terbiasa. Saat dirasa Haechan mulai terbiasa Mark pun menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulut Haechan.

Sebuah desahan kecil tanpa sengaja keluar dari mulut Haechan. Mendengar desahan yang lolos dari mulut Haechan Mark semakin gencar membungkam mulut Haechan.

Haechan memukul punggung Mark saat dirasa napasnya telah habis. Mark melepas ikatan mereka dan menatap mata indah Haechan yang terlihat sayu.

Manik mata itu terasa lembut bagi Mark. Bahkan hanya dengan menatap mata Haechan bisa ia rasakan degup jantungnya menjadi gila.

On-Lee You -Markhyuck ✔Where stories live. Discover now