-14 Hurting

16.2K 2K 84
                                    

Haechan tengah duduk bersama ketiga member F4 lainnya, jangan tanya kemana perginya Mark, Haechan juga tidak tahu. Beberapa hari ini Mark sering bolos sekolah dan setiap kali Haechan bertanya pada Mark kemanakah ia pergi jangankan untuk membalas pertanyaannya, membuka pesan dari Haechan saja tampaknya Mark tidak sempat.

Renjun, Jeno, dan Jaemin yang sadar ada sesuatu hal yang aneh pada salah satu sahabatnya itu menjadi curiga. Karena dulunya Haechan tidak pernah sebingung ini atau seresah ini hanya karena seseorang.

Jeno yang duduk di sebelah Haechan menatapnya yang sedang melamun. "Hei, jangan melamun," Haechan pun menggeleng-gelengkan kepalanya saat sadar dirinya tengah melamun. "Gue mau tanya ada hubungan apa lo sama Mark?"

Deg

Saat itu juga Haechan sadar nyawanya akan habis. Kalau ketiga sahabatnya tahu bisa-bisa ia akan dibunuh saat itu juga. Tapi kalau ia tidak jujur ia bukan dibunuh lagi, dicincang sampai mati mungkin.

"Mark habis confess his feelings ke gue." Ucapan Haechan membuat Renjun menyemburkan minumannya ke dinding. Jaemin yang sama kagetnya pun membolakkan matanya lalu tertawa tidak jelas.

"Bilang itu bercanda, Chan. Karena itu sangat lucu buat gue." Jaemin duduk mendekat ke arah Jeno dan Haechan.

Jeno masih merasakan sedikit syok tapi tidak sealay dua orang tadi, "Lo serius, Chan?"

Bibir Haechan mengerucut, matanya menatap kesal pada kedua orang di depannya, "Seriuslah! Emangnya kenapa? Segitu kagetnya lo pada karena gue ditembak orang?"

"Bukan gitu, Chan," Jeno mengusap wajahnya dengan kasar dan mengambil napas panjang. "Sial! Kenapa harus dia?!"

Haechan bingung. Memangnya apa yang salah dengan Mark? Lelaki itu bukan pembunuh atau apapun yang mungkin membahayakannya. Jadi, untuk apa Jeno seresah itu?

Jaemin yang tahu akan sesuatu yang membuat Jeno sampai sekesal dan seresah itu juga ikut merasakan perasaan yang sama seperti Jeno. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia ingin senang karena akhirnya ada seseorang yang bisa mendapatkan hati seorang Lee Haechan, tapi masalahnya adalah, kenapa harus Mark Lee?

Renjun yang menyadari keheningan yang ada pun mendekat dan duduk di depan ketiganya. Ia tahu ada masalah apa. Ia mengerti Jeno dan Jaemin ingin memberitahukan Haechan siapakah Mark sebenarnya, tapi di sisi lain mereka berdua sudah berjanji pada Mark untuk tidak membahasnya. Yang pasti bukan saat ini waktunya untuk membuka semuanya.

Sekalipun Lee Haechan itu seorang leader of F4 tapi tetap saja, ada saatnya Haechan akan menjadi lemah. Dan sekarang mereka tahu Haechan akan menjadi lemah saat bersama Mark. Ya, Mark adalah kelemahan Haechan.

Tak lama ponsel Haechan bergetar tanda ada seseorang mengirim pesan padanya. Sebuah nama terpampang dengan jelas, itu adalah ibunya. Jarang-jarang ibunya mengiriminya pesan kecuali bertanya tentang pekerjaan atau paling mentok ya soal jodoh.

Sepertinya perkiraan Haechan benar karena ibunya mengirimkan banyak foto lelaki maupun perempuan padanya. Ini adalah sebuah pertanda ibunya akan menjodohkannya dengan seseorang. Haechan yang awalnya sudah tidak dalam mood yang baik semakin kesal melihat pesan dari ibunya.

Tangan Haechan mengepal. Renjun, Jeno, dan Jaemin mana ada yang berani mendekati Haechan di saat-saat seperti ini. Sekali sentuh saja maka nyawa kalian jadi taruhannya. Maaf maaf saja, tapi mereka masih sayang nyawa.

Haechan bangkit dari posisi duduknya, matanya menatap ke arah pintu dengan mata berapi-api, "Gue bolos kelas hari ini, bilang aja gue sakit atau apalah, gue gak peduli." Ketiga member F4 lain menatap kepergian Haechan dengan pasrah. Mereka tahu Haechan butuh waktu sendirian sekarang.

On-Lee You -Markhyuck ✔Where stories live. Discover now