-11 Code

15.9K 2.1K 119
                                    

Esok paginya Mark telah bangun lebih dulu dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya. Matanya menatap laporan yang diberikan oleh asistennya kemarin, memeriksa dengan teliti tanpa ada yang terlewati.

Sementara itu Haechan bangun dengan keadaan kepalanya terasa pusing. Matanya menatap ke sekeliling, jelas sekali kalau ini bukan kamarnya. Kamar ini terlalu gelap untuknya, jadi sudah jelas ini bukan kamarnya.

Tangannya memijat kepalanya yang terasa pusing, hingga matanya menemukan seorang lelaki yang tengah duduk di depan sebuah meja kerja. Matanya menyipit menebak-nebak siapakah lelaki itu.

"Mark?" panggil Haechan dengan nada tidak yakin. Mark yang tadinya fokus membaca laporan menengadahkan kepalanya menatap seseorang yang tengah berbaring di kasurnya.

Melihat Haechan sudah bangun Mark pun berjalan ke hadapan Haechan dan duduk di sampingnya. Rambut acak-acakan Mark dan kacamata yang melekat di wajahnya entah bagaimana membuat jantung Haechan berdetak cepat lagi.

"Sudah bangun? Kamu kuat sekolah gak hari ini? Kalo gak-,"

"Aku kuat kok, Mark." Ucap Haechan dengan nada parau khas orang yang baru bangun.

Haechan menatap pakaian yang melekat pada tubuhnya. Ini bukan pakaiannya semalam dan mengapa ia tidak bisa mengingat apa saja yang terjadi semalam?

"Mark, bagaimana bisa aku sampai di sini?"

"Hah?" Mark yang baru saja akan mengambilkan sarapan untuk Haechan langsung berbalik arah. "Oh, simpel saja. Temanmu membawamu ke sini."

Bohong. Mark berbohong lagi pada Haechan. Semakin lama semakin banyak kebohongan yang ia buat di hadapan Haechan. Namun mau bagaimana lagi? Ia terlalu takut dengan apa yang akan terjadi setelahnya jika Haechan tahu siapa dirinya.

Haechan yang tidak peduli dengan bagaimana-cara-ia-sampai-di-sini akhirnya membiarkannya saja. Dia tidak begitu memikirkannya lebih jauh. Intinya sekarang ia harus pergi sekolah dan bertanya pada Renjun, Jaemin, dan Jeno tentang semalam.

"Kamu pakai seragamku saja dulu, Hyu-, Chan." Hampir saja lidah Mark salah memanggil nama Haechan.

Sementara Haechan masih fokus dengan makanannya, Mark sibuk menyiapkan seragam untuk Haechan. Kalau dipikir-pikir seragamnya pasti kebesaran di badan Haechan, apalagi pinggul Haechan yang jelas lebih kecil darinya.

"Mark, dimana kamar mandi? Aku ingin membersihkan diri."

"Itu," Mark menunjuk sebuah pintu yang ada di kamarnya. Haechan pun segera turun dari kasur Mark dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Di kamar mandi Haechan menatap pakaian yang melekat pada tubuhnya. Piyama satin berwarna putih yang cukup besar di tubuhnya yang ia percayai milik Mark karena ukurannya yang kebesaran di badannya.

Haechan menghirup aroma baju tersebut, jelas sekali itu adalah aroma Mark dan juga... Minhyung? Apakah mungkin 2 orang memiliki aroma tubuh yang sama? Kepala Haechan mendadak menjadi pusing lagi, mungkin sekarang lebih baik ia tidak usah banyak berpikir, membuat kepalanya semakin pusing saja.

Setelah selesai mandi Haechan menatap tubuhnya sendiri, terdapat bekas memerah di tubuhnya. Siapa yang melakukannya? Dan juga tidak mungkinkan di sini ada nyamuk?

Haechan keluar dari kamar mandi Mark dengan sebuah baju handuk. Mark menatap Haechan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Lagi, Mark membayangkan hal yang tidak-tidak.

'Bagaimana mungkin aku membayangkan rambut basah Haechan menjadi rambut lepek karena peluh? Gila.' Mark menggeleng-gelengkan kepalanya saat memikirkan hal-hal seperti itu.

Kalau Haechan sadari sudah beberapa hari ini kebiasaannya yang gila tidak pernah muncul lagi. Ia juga tidak tahu karena apa dan ini sedikit aneh. Tapi ia juga bersyukur, ia jadi tidak perlu melakukan 'solo' atau meminta tolong Mark membantunya.

Seragam yang tadi disiapkan oleh Mark untuk Haechan sudah siap. Mata Haechan menatap seragam yang sudah pasti kebesaran di badannya. Namun bukan Haechan namanya jika ia tidak pintar.

Haechan memasukkan baju bagian depannya sementara bagian belakangnya ia keluarkan agar tidak begitu terlihat kebesaran. Celana milik Mark pun harus ia pakaikan dengan pendeng agar tidak terlihat kebesaran dan longgar.

"Mark, ayo!" ajak Haechan pada Mark yang tengah memberesi barang-barangnya.

"Kamu pakai tasku aja dulu, Chan." Haechan pun mengambil tas yang biasa Mark pakai untuk ke sekolah.

Mark menatap Haechan yang berdiri di depan pintu, "Sepertinya ukuran kaki kita sama, pakai sepatuku aja, Chan."

"Kamu yakin?" Alis Mark mengerut mendengar pertanyaan Haechan. "Bukan, maksudku kamu uda minjamin aku banyak hal."

"Santai aja, aku juga jarang memakai barang-barang yang ada di sini."

Haechan mengangguk-nganggukkan kepalanya dan langsung memakai sepatu yang sering ia lihat Mark pakai. Mark yang berdiri di belakang Haechan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kode sandinya?" tanya Haechan pada Mark.

"990802." Ucap Mark seraya memakai sepatunya. Haechan pun membuka pintu apartemen Mark dengan sesegera mungkin dan melangkah keluar.

Matanya menatap ke sekeliling. Ia merasa tidak asing dengan tempat ini. Benar sekali, ini apartemen milik Leon corp. alias milik keluarga Lee. Kalau ia perhatikan lagi lantai yang ditinggali Mark ini adalah lantai paling atas dan sudah pasti paling mahal. Sebenarnya siapa Mark Lee?

---On-Lee You---

Mark yang baru saja keluar dari apartemennya teringat sesuatu. Kalau ia memakai mobil yang semalam ia pakai identitasnya bisa ketahuan. Ia pun berpikir sejenak hingga ia mendapatkan sebuah ide.

"Chan, ayo!" Mark pun mengajak Haechan ke arah parkiran.

Sebuah mobil yang tampaknya pernah Haechan lihat sekarang ada di depannya. Ternyata benar, yang waktu itu ia lihat adalah mobil Mark. Ia tidak pernah tahu kalau Mark sekaya ini. Selama ini ia pikir Mark hanyalah seorang nerd yang berasal dari keluarga biasa saja.

Haechan menoleh ke arah Mark dengan pandangan tanya. Mark yang sadar sejak tadi dipandangi oleh Haechan pun menolehkan kepalanya, "Ada apa?"

"Gak ada apa-apa, aku cuma ingin bertanya, boleh gak?"

"Silahkan."

"Kamu berasal dari keluarga Lee, benar?"

"Yap, kenapa?"

"Kalau begitu, 'Lee' yang mana?" Mark otomatis menginjak remnya yang membuat badannya serta Haechan terbanting.

Jantung Mark berdetak lebih cepat. Apakah Haechan sudah menyadarinya? Memang sih ia selama ini terlalu terbuka pada Haechan, tapi apakah Haechan sepeka itu untuk menyadarinya?

"Jangan-jangan kamu kembarannya Lee Minhyung?

Dan jawabannya adalah tidak. Haechan tidak sepeka itu untuk mengetahui kalau Mark sebenarnya adalah Minhyung.

"Lee Minhyung? Maksudmu Lee Minhyung pewaris tunggal Leon corp.?" Haechan menganggukkan kepalanya.

Mobil Mark telah sampai di depan sekolahnya. Ia serta Haechan pun turun dari mobil, ada beberapa siswa yang memperhatikan mereka dengan bingung, tapi mereka berdua juga tidak peduli.

"Tentu saja aku bukan kembarannya, Chan." Ucap Mark begitu mereka sampai di sekolah disertai dengan suara tawa lebar yang membuat Haechan memanyunkan bibirnya karena mendengar suara tawa Mark.

"Sudah, aku duluan! Terima kasih untuk semuanya, nanti kukembalikan, bye!" Haechan yang sedikit kesal melangkah masuk ke dalam sekolahnya lebih dulu.

Sementara itu Mark masih terdiam di parkiran seraya menatap kepergian Haechan, "Itu gak mungkin kembaranku, Hyuck. Karena aku adalah Lee Minhyung."

to be c

kapan ini teh kita mulai konfliknya yak :') heran aing ini lama-lama wkwk

ok, seperti biasa, tengkyu untuk voment kalian LOVE YOU!!! ;*

On-Lee You -Markhyuck ✔Where stories live. Discover now