-7 Invitation

17.1K 2.3K 130
                                    

Mark telah sampai di kediamannya, sebuah unit apartemen yang bisa dibilang cukup mewah. Di dalamnya ada Jung Jaehyun, sepupu Mark yang kurang ajar sedang duduk dengan santai di atas sofa ruang tamunya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Mark to the point pada Jaehyun.

"Wow wow, santai sedikit, Mark Lee. Gue cuman pengen lihat gimana apartemen sepupu gue."

"Bullshit. Udah bilang aja ada apa?"

"Cari angin bareng gue, gimana?"

"Gak. Gak minat gue."

Jaehyun tahu ada sesuatu yang Mark sembunyikan dari dia. Jarang-jarang Mark menolak saat dirinya mengajaknya mencari angin.

"Ouh, I know. Udah dapat mainan baru?"

Kepala Jaehyun dipukul Mark dengan keras, "Jangan ngomong macam-macam."

Sebuah seringai tipis tampak di ujung bibir Jaehyun, ia tahu ada sesuatu yang Mark sembunyikan. Semuanya terlihat dari rasa kesal Mark yang menandakan ada sesuatu yang ia tidak tahu.

"Jadi, gimana wujudnya? Gue gak tahu bahkan dengan berpenampilan nerd begitu masih ada yang mau sama lo."

"Kalo emang udah ganteng dari dulu gak bakal pengaruh sejelek apa gue berpenampilan."

"Idih, songong lo! Udah kasih tahu aja siapa."

"Gue yakin lo kenal dia, tapi gue gak bakal kasih tahu lo sekarang. Yah, intinya, he's really cute."

"Bentar, he? Maksud lo sekarang lo jadi homoseksual gitu?"

"Gaklah, bangsat!" umpat Mark. Matanya menatap tajam ke arah Jaehyun. "This is different, I'm being gay just for him."

"Gila lo!"

Mark hanya mengendikkan bahunya dan pergi dari pandangan Jaehyun. Sementara di sisi lain Jaehyun masih tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia dengar. Sepupunya sendiri yang suka bermain wanita tiba-tiba menyukai seorang pria? Jaehyun yakin ada yang salah dengan otak anak itu. Tapi yang menjadi tanda tanya di otaknya adalah apa maksud Mark dengan ia mengenalnya?

---On-Lee You---

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Mark. Sedikit tersentak kala seseorang mengirimnya pesan dengan memanggil nama aslinya, Lee Minhyung. Dan orang itu mengirim pesan yang berisi ajakan untuk bertemu.

"Donghyuck?" gumam Mark saat ia membaca isi pesan tersebut. Kalau ia pikir-pikir rasanya ia seperti memiliki 2 kepribadian saja. Ada saatnya ia menjadi Lee Minhyung dan ada saatnya ia menjadi Mark Lee.

Jaehyun ternyata masih setia duduk di sofa ruang tamu Mark dengan matanya menatap sebuah layar kotak bercahaya yang menampilkan sebuah hiburan yang kadang kala membuat lelaki itu tertawa tidak jelas.

"Mau kemana?" tanya Jaehyun saat melihat Mark berpakaian rapi.

"Menemui seseorang."

"Seseorang? Kolega atau... Dia?"

"Not your business, my cousin."

Mark segera berjalan keluar dari unit apartemennya dan menuju tempat di mobilnya terparkir. Tangannya membuka pintu mobil tersebut dan segera beranjak meninggalkan parkiran. Matanya menatap jalanan yang cukup sepi dan lengang. Kepalanya sibuk berpikir, bagaimana jika Haechan tahu kalau Lee Minhyung itu dia? Apakah Haechan mungkin akan membencinya?

Mobil Mark berhenti di sebuah restoran terkenal yang hanya orang-orang berada saja yang bisa menginjakkan kakinya di sana. Matanya menatap ke penjuru restoran mencari seseorang yang mengajaknya bertemu.

"Minhyung!" panggil seseorang dari jauh. Mata elangnya bertemu dengan sosok imut di seberang sana yang memanggil namanya.

Mark melangkahkan kakinya menuju tempat lelaki itu dan duduk di depannya. Matanya menatap dalam ke arah manik mata orang yang duduk di hadapannya.

"Kenapa, Minhyung?"

"Gak papa. Jadi apa yang mau dibicarakan?"

"Uhm, jangan terlalu formal begitu. Kamu bisa bicara dengan santai denganku."

"Jadi kenapa?"

"Bisa menemaniku ke acara ulang tahun temanku, gak?"

Mark tersentak mendengar perrmintaan Haechan. Haechan memintanya untuk menemaninya ke acara ulang tahun temannya? Sementara mereka bahkan bertemu baru 2 kali? Anak ini memang menakjubkan.

Haechan yang melihat keheningan Mark dengan cepat membuka mulutnya, "Kalau gak bisa gak papa kok."

"Aku bisa." Haechan terdiam sejenak saat Mark menerima ajakannya. Padahal dia sudah siap untuk sekedar memohon sedikit pada lelaki di depannya.

"Kapan acaranya?" tanya Mark pada Haechan yang masih terdiam. Tangan Haechan otomatis bergerak mencari undangan yang ia bawa dan menyerahkannya pada Mark.

Mata Mark melirik ke arah Haechan, "Huang Renjun?"

"Ya," jawab Haechan singkat. Tiba-tiba dia teringat suatu pesan penting dari Renjun, "Oh ya, Minhyung, kamu bisa santai saja karena pesta ini pesta tertutup kok dan juga ini pesta topeng." Jelas Haechan yang membuat Mark mengangguk-nganggukan kepalanya seraya membaca undangan tersebut.

Mark diam, Haechan pun begitu. Sebenarnya keduanya tidak suka saat-saat seperti ketika suasana menjadi hening dan canggung. Namun mereka juga bertemu baru 2 kali, walaupun sebenarnya mereka setiap hari bertemu tapikan tetap saja Haechan tidak tahu Minhyung itu Mark dan Mark itu Minhyung.

"Jadi Minhyung, bisa jelaskan dimanakah kamu bersekolah?" ucap Haechan berusaha untuk memulai percakapan.

"Hah?" Mark sedikit kaget mendengar Haechan menanyakan tentang sekolahnya. Kalau ia jujur sekarang mungkin hal yang selama ini ada di pikirannya bisa benar-benar terjadi, "Oh soal itu..."

"Ada apa? Kata ibumu kita satu sekolah, tapi kenapa aku gak pernah ketemu kamu?"

Sial, bagaimana bisa ibunya memberitahu identitasnya pada Haechan? Bisa-bisa mati kutu dia kalau begini.

"Ah soal itu, aku baru akan pindah ke sekolah itu." Bohong Mark pada Haechan. Yah, walaupun begitu hukuman atas taruhannya dengan Jaehyun sebentar lagi akan selesai dan dia bisa membuka topengnya dan memberitahukan siapakah dirinya selama ini. Tapi ada sedikit rasa keraguan di dalam dirinya kalau ia ingat ia akan membuka jati dirinya.

"Oh, benarkah? Pantas aja aku gak pernah lihat kamu." Mark menyengir miring mendengar ucapan Haechan yang terdengar tidak yakin. Dia sadar dengan sangat kalau Haechan tidak yakin dengan ucapannya, yah itu juga karena ucapannya yang terdengar ragu tadi.

Makanan yang mereka pesan telah tiba. Sesi makan itu sangat hening hanya suara-suara garpu bertubrukan dengan piring yang mengisi keheningan itu. Haechan terdiam, menatap lama pada Mark. Matanya menyipit pada Mark dan bibirnya menipis.

Mark yang sadar sedang ditatap seintens itu oleh Haechan pun mendongakkan kepalanya, "Ada apa?"

"Hah? Oh, gak papa. Hanya memikirkan sesuatu yang gak begitu penting." Mark mengendikkan bahunya dan melanjutkan sesi makannya lagi begitupun dengan Haechan.

'Mungkin aku terlalu banyak berpikir. Orang itu bukan orang yang kamu pikirkan, Chan!'

to be c

Ini masih JAUHHHHHH banget dari konflik sebenarnya wkwk jarang-jarang kan ya karis bikin konflik lama munculnya :)

btw ini up kayaknya makin ngaret ya, maklum, hp karis rusak(((: dan satu-satunya alat yang bisa digunakan untuk mengetik hanya laptop mana kalo ngetik di laptop kadang gaena:( y uda yang penting karis up ya hehe. love you!

On-Lee You -Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang