-8 Chaemin? Chaerin?

17.4K 2.3K 71
                                    

Haechan telah sampai di kelasnya. Matanya menatap jengah ke penjuru kelasnya. Kepalanya ia tempelkan pada meja sedangkan tangannya ia gunakan untuk menopang kepalanya. Tak lama kedua matanya tertutup dan suara nafasnya semakin tenang, Haechan terlelap.

Mark yang datang sedikit terlambat pagi itu segera duduk di sebelah Haechan yang terlelap. Matanya menatap wajah damai Haechan yang jarang dilihat orang lain. Hatinya terasa begitu tenang saat menatap wajah terlelap Haechan. Tangan Mark bergerak merapikan poni Haechan yang sedikit menutupi wajah manisnya.

Bel masuk pun berbunyi, Mark dengan yakin tidak yakin menggoyangkan lengan Haechan. Saat seorang guru masuk ke dalam kelas, Mark dengan berbisik memanggil Haechan tepat di telinganya, "Haechan, bangunlah."

Mata Haechan menyipit ke arah Mark yang duduk di sebelahnya, "Mark?" Merasa namanya disebut Mark mengangguk. "Kenapa kemarin kamu gak masuk?"

"Uhm, ada masalah keluarga." Jawaban dari Mark itu berhasil membuat Haechan langsung bungkam. Haechan hanya tidak ingin ikut campur kalau masalah keluarga, lagipula apa hubungan mereka berdua? Tidak penting juga ikut campur dalam masalah keluarga seseorang.

"Mark, pinjam bahumu ya?"

"Untuk?"

"Menyender."

Mark pun tanpa banyak tanya lagi langsung menggeser kursinya mendekat ke arah Haechan. Dengan cepat Haechan menyenderkan kepalanya pada bahu Mark seraya mendengarkan penjelasan gurunya di depan.

Entah bagaimana caranya Mark tidak merasakan kram sekalipun di bahunya walaupun Haechan menyenderkan kepalanya selama berjam-jam di bahunya.

"Sedang banyak masalah, Chan?" tanya Mark di sela-sela pelajaran.

"Gak juga, hanya ada sedikit masalah pada perusahaan."

"Begitukah, kalau begitu biar kubantu."

Eh, sebentar. Ia tidak salah omongkan barusan? Hampir saja ia membuka identitasnya sendiri. Kalau sampai Haechan sadar bisa habis saat itu juga dia. Dan benar saja Haechan melirik Mark dengan pandangan bertanya.

"Membantuku? Gak perlu kok, aku bisa meminta bantuan Johnny hyung."

Mark menarik nafas lega saat tahu ternyata Haechan tidak curiga padanya. Namun, Mark mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban Haechan. Tampaknya ia pernah mendengar nama itu. Tapi, dimana? Ia ingin bertanya, tapi ia juga takut jika ia bertanya Haechan pasti akan mencurigainya setelah ini.

Untungnya bel istirahat berbunyi yang membuat Mark tidak perlu mati kutu lagi. Haechan merilekskan lehernya dengan menggoyangkannya ke kanan dan kiri yang sialnya menurut Mark terlihat seksi.

'Tahan Mark, tahan! Kamu gak semudah ini dalam hal terangsang.' Mark berusaha memberikan sugesti pada otaknya untuk tenang.

"Aku duluan ya, Mark." Ucap Haechan dan segera keluar dari kelas.

Di perjalanan sayang sekali Haechan hampir bertabrakan dengan seorang siswi. Matanya menatap name tag siswi tersebut, sebuah nama yang terasa tidak asing, Chaerin.

"Mata lo dimana? Lain kali perhatiin langkah lo kalo jalan." Haechan menyiniskan matanya pada perempuan itu.

Matanya melirik sekilas pada kotak bekal berwarna merah yang dipegang siswi tersebut. Namun akhirnya dia tidak ambil pusing dan segera berlalu menuju ruangan F4 berkumpul.

Suara keributan terdengar menusuk telinganya begitu ia membuka pintu ruangan yang di dalamnya terdapat Renjun, Jeno, dan Jaemin. Haechan langsung menyandarkan punggungnya pada sofa yang ada di dalam ruangan.

On-Lee You -Markhyuck ✔Where stories live. Discover now