TOD 24

15.1K 1.5K 231
                                    


Arga melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
Beberapa orang menatapnya dengan perasaan iba kala mereka berada di dekat Arga, saat pemuda itu berhenti di depan lampu merah.

"Masnya ga' apa-apa...?"
Tanya seorang ibu-ibu yang tengah berboncengan motor dengan suaminya.

"Ga' apa-apa bu"
Jawab Arga yang agak kaget karena ada orang yang memperhatikannya.
Pemuda itu nampak tersenyum kikuk.

"Masnya habis di pukul orang ya...?"
Si suami ikut bertanya kala dia memperhatikan Arga dengan seksama.

"Nggak pak, tadi jatuh di sana"

"Oh, lain kali hati-hati"
Ujar ibu itu menimpali jawaban Arga.

"Iya Bu, mari"
Arga pamit seraya menggeber motornya lagi karena lampu rambu lalulintas sudah hijau.
Pemuda itu memilih melewati gang tikus agar orang-orang tidak ada yang melihatnya lagi.

Dan akhirnya laju kendaraan Arga terhenti tepat di depan rumahnya.
Pemuda itu memarkirkan motornya dan berjalan masuk ke rumah.

Anya yang sedang duduk di sofa seraya memainkan HP sambil makan makanan kecil segera menghentikan aktifitasnya begitu melihat Abangnya pulang dengan wajah babakbelur.
"Astagfirullah, Mas Arga habis berantem...?"
Pekik Anya dengan suara agak keras hingga membuat Arga meletakkan jari telunjuknya di bibir.

"Ssssuuuttt, jangan keras-keras, entar Ibu denger"

Anya langsung menutup mulutnya, gadis itu buru-buru berdiri dan mengekori Arga yang masuk ke dalam kamar.

"Mas Arga habis kena pukul Mas Linggar ya...?"

"Nggak Dek"

"Terus siapa...?"

"Temennya"
Jawab Arga singkat sambil melepas jaketnya, pemuda itu duduk di sisi tempat tidur sambil menatap Adik perempuannya yang masih berdiri di ambang pintu.
"Kalau aja tadi Linggar yang mukul Mas, pasti Mas bisa agak lega.
Tapi dia cuma diem aja..."
Arga bicara sambil mengusap-usap tengkuknya.

Anya menghela nafas lemah, gadis cantik itu memandang Abangnya yang bener-bener sedih.
"Anya obati lukanya dulu, perlu di bersihin tuh.
Darahnya udah kering, sampai leher lagi"
Ucapnya seraya beranjak pergi.

Tak lama kemudian Adik Arga itu kembali dengan membawa kapas, obat antiseptik dan wadah berisi air yang sudah di beri cairan antibiotik.

Gadis itu duduk di samping Arga, dia mencelupkan kapas yang tadi ia bawa ke dalam air dan meremasnya pelan sebelum dia pakai untuk mengusap darah kering di wajah Arga.
"Mas jangan sedih, Anya percaya Mas Linggar bakal maafin Mas Arga.
Apa lagi kalau dia tau Mas Arga bener-bener sayang ke Mas Linggar"

"Entahlah Dek, Mas Arga sangsi soal itu.
Dia kayaknya udah bener-bener benci sama Mas.
Hah...harusnya Mas ga' main TOD, ini salah Mas karena ga' pernah cerita soal itu"

"Terus Mas Linggar denger dari siapa...?"

Arga terdiam sejenak, pemuda itu melebarkan matanya.
Dadanya naik turun dengan cepat, darah pemuda itu seperti mendidih.
"Irwan, Mas harus cari perhitungan sama tuh orang.
Bakal habis dia entar..."
Sergah Arga yang langsung berdiri dari duduknya.

Pemuda itu  segera berjalan dan mengambil jaketnya lagi lalu mengenakannya.

"Mas Arga mau kemana...?
Anya belum selesai ngobati lukanya"
Pekik Anya yang tergopoh-gopoh mengejar Arga.

"Nanti aja, Mas mau nyari si Irwan bentar"

Anya segera menarik tangan Arga, gadis cantik itu berhasil membuat Abangnya berhenti di ambang pintu rumah mereka.
"Mas mau berantem lagi...?!"
Tanya Anya sambil melotot.
"Mas itu kenapa sih...?
Ga' biasanya begini, kalaupun Mas bertengkar sama Mas Linggar gara-gara Mas Irwan.
Ga' perlu harus pakai kekerasan buat nyelesaiin masalah yang begini ini.
Emang Mas Arga udah lupa sama janji yang udah Mas bilang ke Ibu, kalau Mas Arga ga' bakal berantem lagi...?"

Truth or Dare (Selesai)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora