TOD 10

19.9K 1.8K 189
                                    

"Linggar...!!!"
Panggil Arga panik begitu melihat Linggar berlari pergi.
Pemuda itu tanpa pikir panjang ikut berlari untuk mengejar Linggar.
Dia sampai melompati pagar rumahnya dan berlari secepat yang dia bisa untuk menghentikan langkah Linggar.

Arga yang memang punya perawakan tinggi tegap hingga membuatnya tanpa kesulitan menangkap dan meraih lengan Linggar.
"Elo mau kemana...?"
Tanya Arga dengan nafas tersengal begitu dirinya berhasil menghentikan  Linggar.

"Lepasin gue...!"
Pekik Linggar yang berusaha meronta, dia menatap Arga dengan pandangan kesal bercampur marah.
Entah kenapa kedua perasaan itu dengan seenaknya mengobrak abrik perasaannya hingga membuat dirinya merasa serba salah.

Arga memandang tajam langsung ke mata Linggar hingga membuat pemuda itu berhenti meronta.
Hanya dengan tatapannya saja Arga bisa mengintimidasinya hingga membuatnya memilih tenang dari pada harus terus-terusan di tatap dengan pandangan mengerikan seperti itu.

"Kenapa tiba-tiba elo kabur...?"
Tanya Arga

"Nggak, gue ga' kabur"
Bantah Linggar membela diri.

"Lalu kenapa elo lari...?"

Linggar terdiam, dia menarik lepas tangannya dari genggaman Arga.
"Gue cuma ga' mau ganggu"

"Apa...?"
Tanya Arga dengan mimik bingung

"Elokan lagi sama cewek, ga' enaklah kalau gue tiba-tiba dateng.
Gue cuma mau balikin jaket lo"
Dengus Linggar seraya meraih tangan Arga dan meletakkan kantong pelastik ke tangan pemuda itu.

Arga tersenyum, dia memiringkan kepalanya dan melihat ke wajah Linggar yang nampak kesal.
"Elo cemburu ya...?"

"Sembarangan aja lo nyet, ga' ada cemburu-cemburuan emang elo siapa gue...?!"

Arga meraih tangan Linggar.
"Kalau bener elo ga' cemburu, gue kenalin sama cewek tadi"

"Apa...???!"
Pekik Linggar ketika Arga menariknya menuju ke pintu gerbang rumahnya.
Di sana tampak Irwan dan perempuan yang tadi Linggar lihat bersama Arga. Tengah berbincang di depan pintu gerbang sambil melihat ke arahnya.
Bisa di pastikan jika kedua orang itu sedang membicarakannya.

"Ini cowok kok ga' peka ya...???
Kenapa malah gue di ajak kenalan sama ceweknya....??!"
Entah bagai mana ekpresinya, Linggar sudah tidak mau ambil pusing.
Dirinya juga bukan orang yang ahli dalam berbasa basi.
Sehingga dia sudah jelas menunjukkan wajah tak suka kala Arga mengajaknya menemui perempuan yang tadi jelas-jelas di cium pipinya oleh pemuda itu.

Sebuah senyum manis terlukis indah di bibir perempuan yang kini telah berdiri di depan Linggar.
Kulitnya yang putih bersih, rambutnya hitam alami.
Dia begitu sexy memakai pakaian Arga.

"Kenalin...ini adek gue, Anya"

Mata Linggar melebar, pemuda itu menoleh ke arah Arga dengan tatapan mata tak percaya.
Sampai-sampai hal itu membuat Arga hampir tertawa melihat expresi Linggar.

Senyum lebar menghiasi wajah Linggar, dia menatap adik Arga dengan perasaan lega.
Tanpa ragu Linggar mengulurkan tangannya ke arah gadis bernama Anya yang ternyata adik dari Arga.
Linggar merasa begitu tolol karena telah cemburu kepada orang yang ternyata punya hubungan darah dengan Arga.

Cemburu...??

Itu yang sebenarnya Linggar coba untuk pungkiri, bagaimana dirinya bisa cemburu kepada orang yang tidak ada status apa-apa dengannya.
Atau jangan-jangan dirinya memang punya perasaan khusus pada Arga.
Itu sebabnya dirinya tidak mampu melihat Arga bersama orang lain.

"Udah ga' cemburu lagikan...?"
Tanya Arga membuat wajah Linggar memerah.

"Cemburu...?
Walah...jangan-jangan ini Mas Linggar ya...?"
Tanya Anya dengan senyum semeringah, gadis itu buru-buru menjabat tangan Linggar.

Truth or Dare (Selesai)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora