TOD 9

18.5K 1.8K 90
                                    


Siang itu Linggar mengendarai mobilnya melewati perkampungan biasa, dirinya harus sering-sering menekan klakson karena banyak sekali anak-anak bermain di tengah jalan.

Pemuda itu nampak begitu mempesona seperti biasa dengan kemeja warna putih yang di padu celana danim biru pudar yang robek di bagian lutut.

Matanya memperhatikan sekitar dengan seksama mengingat pemuda itu hanya tau kalau rumah Arga tidak jauh dari tempat tinggal Irwan.

Linggar mendesah dan menghentikan mobilnya di depan beberapa pemuda yang sedang berkumpul.

Dia turun dari mobil sembari membuka kaca mata hitamnya.
Wajah asing Linggar membuat beberapa orang segera memperhatikannya.

Dengan langkah mantap pemuda itu berjalan mendekati kumpulan pemuda yang tengah berbincang di pos ronda.

"Ada yang bisa di bantu mas...?"
Tanya salah seorang dari mereka.

Linggar mengedarkan pandangannya lagi sebelum memperhatikan pemuda yang bertanya padanya barusan.
"Tau rumahnya Arga ga'...?"

"Arga...?"
Pemuda itu memperhatikan temannya lalu menoleh ke temannya yang lain.

"Nama lengkapnya siapa Mas...?
Karena di kampung ini yang namanya Arga banyak"

Jawaban itu membuat mata Linggar memicing, dia tidak menyangka jika ternyata Arga itu nama pasaran yang sering di pakai orang kampung.

Linggar menggaruk leher belakangnya, dirinya merasa begitu tolol saat mengingat jika dia tidak tahu nama belakangnya Arga.
"Kalau rumahnya Irwan syahputra tau...?
Kalau ga' salah di sekitar gang ini rumahnya"

"Oh...kalau rumah Mas Irwan ada di ujung gang itu..."
Jawab orang yang berdiri di depannya.
"Rumahnya yang hadap keselatan, pagarnya putih.
Rumah paling besar di situ, dia anaknya Pak RT, jadi Mas bisa lihat papan namanya di depan pagar rumah"

"Nah...itu Mas Irwan..."
Pekik salah satu orang yang ada di sana kala melihat seorang pemuda memakai helm hitam mengendarai motor.
Pemuda itu segera berdiri dan menghentikan laju motor Irwan.
"Mas, ada yang nyari tu..."
Ujarnya seraya menunjuk ke arah Linggar.

Mata Irwan melebar begitu melihat Linggar berada tak jauh darinya.
Pemuda itu tanpa sadar membuka kaca helm nya hingga semua orang bisa melihat luka lebam di wajahnya.
"Linggar...?!"
Pekik Irwan penuh tanya.

Linggar berjalan mendekati Irwan, dia menyipitkan mata melihat luka-luka di wajah Irwan yang masih meninggalkan bekas yang kentara.

"Ada apa nyari gue...?"
Tanya Irwan sedikit ngeri melihat sosok Linggar.

"Jangan takut, gue ga' bakal mukul elo lagi kok.
Gue cuma mau tanya, elo kenal Argakan, orang yang elo suruh buat minta maaf ke gue...?"

"Minta maaf...??"
Tanya Irwan yang nampak bingung.
Tapi pemuda itu segera menepis kebingungannya itu.

"Arga yang anak baru di komplek ini"
Imbuh Linggar yang mengira kalau Irwan juga kebingungan dengan nama Arga yang dia maksud.

"Oh...Mas Arga yang kerja di bengkel itu to...kenapa ga' bilang...
rumahnya ada di gang satunya...
Harusnya tadi ga' belok ke sini mobilnya"
Seloroh orang yang menghentikan kendaraan Irwan tadi.

Irwan tersenyum.
"Oh...Arga yang itu, rumahnya ada di sana"
Ucap Irwan seraya menunjuk tempat yang di maksud.
"Mobil lo ga' bakal bisa masuk,
Perlu putar balik"

"Oh...gitu"

Irwan mendasah lemah.
"Gue anter aja, naik motor ke rumahnya, lewat jalan tikus, lebih deket"

Truth or Dare (Selesai)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ