TOD 3

29.5K 2K 152
                                    


"Itu bacot ngawur aja kalau ngomong, jangan sembarangan suka sama orang.
Lo ga' kenal guekan...?"
Cerocos Linggar yang merasa marah karena pertahanannya yang mulai goyah, ada perasaan senang yang dengan lancang menyelinap ke sanubarinya hingga membuat dadanya berdebar cepat.

Mau sekeras apapun dia bertahan untuk tidak terpengaruh atas kata-kata Arga, nyatanya Linggar sadar benar jika dirinya merasakan kebanggaan tersendiri atas pengakuan cinta Arga terhadapnya barusan.

Arga itu cowok paling ganteng yang pernah nembak dia, apa lagi di pertemuan kedua mereka.
Nyalinya cukup besar, itu yang di pikir oleh Linggar karena biasanya cowok lain bakal melempem setelah mendengar gertakannya.

Tapi tidak untuk Arga, semakin Linggar membentengi hatinya di sanalah Arga semakin memperkuat serangannya.

"Gue kenal sama lo, tadi kitakan udah kenalan..."

Mata Linggar melotot mendengar jawaban polos Arga.
"Bukan itu maksud gue nyet, lo oon banget...!
Emang lo tau siapa nama lengkap gue, apa kesukaan gue.
Apa yang gue benci, itu yang gue tanya.
Elo paling cuma mikir selakangan aja, makanya elo nembak gue setelah kita ketemu sekali.
Cowok kayak elo itu udah sering gue temui"

Arga menghela nafas lemah.
"Adipati Linggar Permana, umur 23 tahun.
Suka warna hitam, benci makan sayur apa lagi brokoli.
Lulus kuliyah tahun lalu dengan predikat summa cum laude.
Sering gonta ganti pasangan dan ga' pernah mau pacaran, tapi gue yakin bakal bisa ngerubah itu kalau gue berhasil jadiin elo pacar gue.
Tinggi badan 173, berat...60 kg.
Lo terlalu kurus"
Ucap Arga lancar membuat Linggar terdiam.
"Masih mau bilang gue ga' kenal sama elo...?"
Arga tersenyum senang karena dirinya sepertinya berhasil membungkam mulut Linggar.

"Dari mana lo tau semua itu...?"

"Gue cari tau soal orang yang gue suka, itu wajarkan...?
Bahkan gue tau ukuran kontol lo pas lo lagi ereksi...panjangnya berapa lingkarnya berapa...
Habis lo punya banyak temen ngesex dan salah satunya temen gue"

Mata Linggar melotot, wajahnya berubah suram.

"Barang lo lumayan gede, jujur lo ga' pantes jadi bot.
Tapi gue bersyukur juga karena gue ga' bakal lo tusuk kalau kita pacaran nanti"

Linggar makin kesal karena dadanya berdebar kian kencang.
Nafasnya terdengar memburu, jika bisa dirinya ingin segera kabur dari hadapan cowok yang sudah mulai mengganggu kestabilan jantungnya.
"Siapa yang pengen jadiin lo pacar...?
Jangan ngimpi, gue ga' suka sama lo.
Mending lo jauh-jauh dari gue, karena gue tau tampang playgay kayak lo cuma mau ingincar tubuh gue.
Emang barang lo segede apa sih sampai berani nembak gue...?"
Tanya Linggar iseng, walaupun dirinya ingin memastikan onderdil orang yang deketin dia.
Tapi tidak mungkin dirinya bener-bener melakukan itu pada orang yang baru di kenalnya.

Arga terdiam sesaat, dia mengedarkan pandangannya.
untung saja suasana sore itu lumayan sepi.
Karena hanya ada dia dan Linggar di depan butik, sedangkan beberapa orang terlihat berbincang di warung kopi yang lumayan jauh dari tempat mereka berada.
"Lo mau ngecek barang gue di sini...?"

"Apa...?"
Pekik Linggar horor karena Arga menanggapi omongannya tadi dengan ekspresi serius.

"Jujur, elo salah kalau ngira gue cuma ngincer tubuh lo karena gue bukan cowok yang gila ngesek,Tapi kalau dengan lihat barang gue bikin elo mempertimbangkan soal pernyataan cinta gue, bakal gue lihatin"

Mata Linggar terbelalak ketika Arga menyingkap kausnya ke atas dada hingga memperlihatkan perutnya yang berotot.
Tidak sampai di situ dia membuka kepala gespernya dan menarik ikat pinggangnya keluar, pemuda itu segera membuka kancing celananya padahal Linggar sudah bisa melihat kepala kontol Arga yang tertutup celana dalam mencuat di bawah pusarnya.
Arga ternyata sudah ereksi dari tadi.

Truth or Dare (Selesai)Where stories live. Discover now