Chapter 25

586 98 16
                                    



Geurieun gieoge sonjiseul handa

Naege doraolkkabwa

Bogosipda geudaega bogosipda geudaega


Entah mengapa pagi ini Yoona sama sekali tidak berselera untuk makan, tadi ia hanya mengisi perutnya dengan teh hangat dan setelah itu ia pergi ke taman belakang dan menaiki ayunan kayu kesukaannya.

Sejak tadi ia sama sekali tidak melihat Hyeoni, rasanya semakin sunyi ketika Hyeoni tidak bersama dirinya.

"Aghassi, ternyata anda berada disini."

Baru saja ia memikirkan Hyeoni, pelayan muda itu akhirnya memperlihatkan batang hidungnya. Wajahnya terlihat begitu sumringah, berbeda dengan dirinya.

Yoona tersenyum tipis, "Eonni, kau terlihat begitu senang."

"Kyungsoo-ssi bersedia membantu aghassi untuk mencari keberadaan Seung Yoo dan Minho do ryongnim."

Dan rasa senang itu menular kepada Yoona, wajahnya langsung berubah sumringah sama seperti Hyeoni.

"Syukurlah.."

"Kyungsoo-ssi memang seorang pria yang sangat baik." Sahut Yoona.

"Walaupun ekspresinya selalu sama." Perkataan Hyeoni membuat Yoona tertawa kecil.

"Bagaimana bila ia mendengarnya?"

Hyeoni ikut tertawa, "Mungkin ia akan membuatku mati hanya dengan tatapan dinginnya."

Mereka kembali tertawa.

Namun tiba-tiba saja tawa Hyeoni terhenti, "Astaga, saya hampir lupa."

Yoona menatapnya bingung, namun masih tersisa tawa dari bibirnya.

Pelayan mudanya itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya, "Wangseja memberikan aghassi sebuah surat."

Mungkin hanya dengan mendengar nama Kyuhyun, hatinya kembali menghangat. Ia tak menyembunyikan rasa senangnya ketika Kyuhyun memberikannya sebuah surat. Yoona mengambilnya dari tangan Hyeoni.

Yoona mendekap surat itu, seakan-akan ia tengah memeluk Kyuhyun. Kejadian itu tak luput dari pandangan Hyeoni, ia ikut tersenyum melihatnya. Nona mudanya memiliki tiga pria penting di kehidupannya, dan ia berharap Kyungsoo mampu menemukan keberadaan Minho, agar kebahagiaan nona mudanya bertahan untuk selamanya.

"Aghassi, jangan lupa membacanya di atas lilin. Pengawal tadi memberitahuku seperti itu." Ucap Hyeoni.

Gadis itu tampak bingung, "Mengapa harus dengan lilin?"

Namun tak lama akhirnya Yoona menyadari mengapa ia harus membaca surat ini dengan cahaya dari lilin.

"Apa seja jeoha menulisnya dengan cuka apel?"

Ia tak mendengarkan jawaban dari Hyeoni, karena setelahnya ia berlari ke kamarnya dan menyalakan sebuah lilin. Yoona tak mampu menahan senyumnya ketika membaca isi surat dari Kyuhyun, ia juga merasa lega karena Kyuhyun kembali ke istana dengan selamat dan tidak sakit seperti hari sebelumnya. Namun ada sedikit rasa kecewa ketika Kyuhyun tak dapat berkunjung ke kediamannya.

Tapi Yoona tak ingin mempersalahkan hal itu, karena besok dan seterusnya mereka akan bertemu setiap hari, tinggal di tempat yang sama. Rasanya sangat memalukan untuk membayangkannya, pasalnya ia tak pernah sedikitpun memikirkan untuk menikah di usia yang sangat muda dan juga menikah dengan seorang pangeran penerus takhta. Kalau bukan karena kutukan yang menimpa mereka, semua ini takkan terjadi dan ia takkan pernah dapat mengenal Kyuhyun.

Wind of the DawnWhere stories live. Discover now