Chapter 15

468 87 32
                                    



Iraedo jotnyago

Subaekbeon naege mureotda

Cham igijeogin neoraseo

Beberapa saat yang lalu pihak istana mengundang So Hyul untuk membicarakan masalah pernikahan dengan Raja dan Ratu sekalian untuk makan malam bersama. Dan saat ini Yoona tengah mengantar kepergian ayahnya, pria setengah baya itu memilih untuk naik kereta kuda karena ia pegal bila harus menunggangi kuda.

"Abi akan segera kembali." Ucapnya seraya tersenyum manis pada putrinya.

Yoona membalas senyumannya, "Hati-hati, abeonim."

Kereta kuda yang membawa So Hyul mulai bergerak keluar dari kediamannya. Senyuman Yoona memudar, sejujurnya ia merasa cemas dengan keberangkatan ayahnya, ia takut seseorang mencoba untuk melukainya. Walaupun banyak pengawal istana yang menjaga ayahnya, tapi tetap saja ia takut.

Penyerangan kemarin bahkan terjadi di istana, dimana banyak pengawal yang berjaga...tetapi mereka dapat membuat Minho terluka parah.

"Aku sangat ingin bertemu denganmu.." Batin Yoona lirih.

Gadis itu melangkahkan kakinya gontai menuju kamarnya, di belakangnya Hyeoni mengikuti dirinya. Pelayannya juga merasa sedih melihat nona mudanya kembali murung, ia tak tahu apa karena Kyuhyun atau karena penyerangan kemarin yang membuat Minho terluka parah.

Ia menghentikan langkahnya di depan kamar Yoona. Hyeoni akan menunggu disana dan membiarkan Yoona untuk menyendiri untuk saat ini.

Tetapi, sesuatu tiba-tiba muncul di dalam benaknya. Ia menatap pintu kamar nona mudanya dengan ragu-ragu.

"Haruskah?"

Hyeoni menarik nafas panjang, tengah memikirkan keputusan mana yang akan ia pilih. Hingga akhirnya ia dengan mantap melangkahkan kakinya pergi, ia tidak tahu harus menghibur Yoona dengan cara apa, namun setidaknya dengan ide yang ia miliki ini, ia berharap Yoona akan lebih lega dan tidak terlalu sedih.

Yoona duduk di depan meja rias yang belakangan ini tersimpan di kamarnya. Ia membuka cermin dan menatap dirinya di pantulan cermin.

"Apa aku bahagia?" Yoona bertanya pada dirinya sendiri di cermin. Ia melihat kedua matanya mulai berkaca-kaca, wajah cantik yang selalu ia dengar dari orang-orang terlihat begitu menyedihkan.

"Apa aku masih bahagia seperti ini?"

Perlahan-lahan airmatanya jatuh, Yoona memalingkan wajahnya dari cermin. Ia bertanya ratusan kalipun, jawabannya tetap akan salah.

"Aku tidak bahagia."

Apa yang telah ia lakukan hanya akan menjadi sia-sia, ia tetap membuat ayahnya akan menjalani kehidupan yang menyedihkan untuk selama-lamanya. Ia juga telah membuat Minho terluka, dan ia tak tahu apakah Minho dapat bertahan atau tidak.

Hatinya baru saja menghangat karena sikap Kyuhyun yang mulai lunak padanya, tetapi bagai bola besi besar yang menghantam hatinya hingga hancur, satu-persatu masalah muncul. Hal menyedihkan yang lain datang.

"Tapi aku tak dapat berjanji untuk memberikan hatiku untukmu, aku tidak dapat melupakan Seulgi..."

Yoona tersenyum getir, "Kau sangat egois, kau sangat jahat."

Sejujurnya ia ingin membuang semua perasaan yang terlanjur menyapa hatinya, tetapi ia tak yakin dapat melakukannya. Karena apa yang ia rasakan merupakan pertama kalinya, Kyuhyun adalah cinta pertamanya.

Wind of the Dawnحيث تعيش القصص. اكتشف الآن