Chapter 4

460 69 11
                                    

Hari sudah semakin gelap, namun sejak Kyuhyun datang menemuinya, Yoona sama sekali tidak keluar lagi dari kamarnya. Ia meringkuk di sudut kamarnya, mengingat kembali setiap perkataan Kyuhyun.

Untuk kedua kalinya ia dikutuk.

Hidupnya seakan tak memiliki harapan lagi, semua harapannya hancur bahkan sebelum ia memulai semuanya. Pemuda yang dapat membebaskannya dari kutukan justru ingin dirinya menderita untuk selamanya.

Bukankah sama saja? Ia tetap akan berakhir tewas, Kyuhyun sudah memberikan penolakan pada dirinya. Bila ia meninggal saat ini juga, rasa kehilangan ayah maupun Minho akan lebih ringan daripada ketika ia meninggal nanti.

Yoona bangkit dari duduknya, ia menghampiri laci kecilnya, mencari sesuatu di kegelapan kamarnya.

Pisau kecilnya.

Ia mengangkat pisau itu tepat di wajahnya, menatap ujung pisau yang tajam.

"Maafkan aku abeonim, Minho-ya..."

Yoona memejamkan matanya kemudian mengayunkan pisau ke perutnya.

"Maafkan aku.."

"Argghhh!!!!"

Kedua matanya sontak terbuka, pisau itu sama sekali belum menyentuh perutnya dan tiba-tiba saja ia mendengar suara teriakan laki-laki, terdengar sangat kesakitan.

Yoona menggelengkan kepalanya, "Pasti ini hanya khayalanku saja."

Lalu ia mencoba kembali, namun suara teriakan itu juga terus-menerus muncul. Ia menatap pisau itu frustasi kemudian melemparnya menjauh. Rasa takut tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Mengapa? Apakah ini juga bagian dari kutukan para Dewa itu? Wae?!" Seru Yoona marah.

"Biarkan aku mati, aku tak ingin menderita seperti ini!"

Yoona mendengar suara langkah kaki, itu pasti ayahnya. Dan benar saja, So Hyul membuka pintu kamarnya, wajah pria setengah baya itu tampak sangat cemas.

"Apa yang terjadi?" Ia mendekati putrinya.

"Yoona-ya?"

Pria itu tak kunjung mendapatkan jawaban dari Yoona, ia menyalakan dua lilin, tak sengaja matanya melihat pisau kecil Yoona.

"Jangan bilang kau ingin membunuh dirimu sendiri."

"Abeonim juga pasti tahu bila pisau itu tidak berguna." Sahut Yoona lirih.

So Hyul menatap putrinya iba, "Kutukan itu tak memperbolehkanmu untuk mengakhiri hidupmu, dengan tanganmu sendiri."

"Tapi aku akan mati bila orang lain yang melakukannya?" Tanya Yoona, ia sempat berpikir untuk membayar seseorang untuk membunuh dirinya.

"Ya, tapi itu bukan hanya berdampak padamu. Tapi juga pria yang terikat padamu." Jawab So Hyul.

"Kyuhyun..."

"Ia juga akan tewas. Bahkan ketika kau mencoba untuk membunuh dirimu, ia yang justru merasakan rasa sakit itu."

"Jadi suara teriakan itu...." Yoona merasa dunianya semakin hancur, nyawa orang lain juga tergantung padanya.

"Kau mendengarnya?"

Yoona menganggukkan kepalanya lemah.

"Bila aku tidak berhasil, apakah ia juga akan bernasib sama seperti diriku?" Tanya Yoona, ia kembali menangis.

"Maafkan aku, putriku." So Hyul menariknya ke dalam pelukannya. Yoona membalas pelukan ayahnya erat, memperlihatkan betapa besar rasa sayangnya pada So Hyul. Dirinya terlalu gegabah dan sangat naif, ia tak mengira keputusannya tadi membuat Kyuhyun juga terkena dampaknya.

Wind of the DawnWhere stories live. Discover now