Bullet Velvet #2 (Taehyung's side story)

429 45 30
                                    


***

Setelah sarapan dramatis yang dilalui Son Seungwan dan kakek Son dikamarnya sekaligus ia izin keluar rumah untuk mengerjakan tugas, tentu saja kakek Son mengizinkannya asal dikawal beberapa guard sebagai garansi keselamatannya.

Untungnya kakek Son hanya bertanya dengan siapa tanpa lengkap harus menyebutkan nama,gender, alamat rumah bahkan nomer ponsel.

Ahh ya benar nomer ponsel.
Diam-diam ia menyimpan nomer ponsel lelaki itu tadi pagi, berjaga-jaga jika ia harus membicarakan sesuatu dengannya.

Gadis itu harus menghubungi lelaki yang menjadi partner tugasnya itu.Sudah pukul 10 pagi sejak ia datang hingga kini sudah 10 menit lelaki yang dimaksudkan tadi belum menampakkan batang hidungnya. Ia ragu menyebutnya partner, tapi dalam hal ini mungkin ia harus menerimanya.

Padahal tadi malam siapa yang mengancam jika ia datang terlambat.Sekarang lihatlah kenyataannya.

Yah Wendy seharusnya tahu dengan siapa ia berurusan.

Wendy dengan sabar menunggu, didalam hati ia berkata 'jika sudah lewat 10menit, aku baru akan menghubunginya,,'

Sementara itu, ia mencoba menghibur dirinya untuk menikmati americano dan sepotong red velvet yang dipesannya saat itu.

Tak lupa ia memesankan dua kopi panas dan cheesecake untuk para pengawal pribadinya yang duduk di teras cafe dekat dengan meja miliknya yang berada didekat kaca.

Mereka terpisahkan dengan kaca, sekat yang memisahkan tetapi tetap bisa memantau dengan jelas dan dekat.

Awalnya ia khawatir jika mereka akan kedinginan jika terus berlama-lama berada diluar, akan tetapi pengawalnya itu tak keberatan.Malah mereka yang memilih tempat itu untuk pantauannya.Yang terpenting majikannya itu berada di jangkauannya.

Saat izin pada kakeknya, sebenarnya ia ingin Chungha saja yang menemaninya.Akan tetapi kakeknya itu bersikeras jika Chungha belum sepenuhnya dipercaya untuk mengawal dirinya seorang diri, lebih baik berjaga-jaga mengingat kejadian yang ada di rumah sakit.Waktu itu bisa dikendalikan tapi besok-besok siapa yang tahu bukan.? Untuk cucunya ia tidak mau coba-coba. (Kaya iklan ,,ehh)

Dan pada akhirnya ia menurut saja.

Wendy melihat jam di pergelangan tangannya.Sudah 15 menit ia disini dan teman sekelasnya itu belum juga datang.Ia harus menghubunginya.

Sementara itu,

Sabtu pagi.
Pukul 10.15 di kediaman Kim.

Awalnya salah satu ruang kamar tidur yang gelap dan hangat dan nyaman itu tenang-tenang saja.Si pemilik kamar masih sangat betah bermimpi.

Akan tetapi ketenangan itu tak bersifat selamanya.

Tiba-tiba panggilan masuk di ponselnya dengan volume tinggi berteriak mengusik ketenangan.

Tetapi walaupun begitu,dering ponsel dengan lagu 'Fire' milik BTS yang intronya sangat keras ternyata belum cukup kuat untuk membuat si empunya ponsel langsung terbangun.Si pemilik ponsel itu hanya menggeliat kecil mendengar suara panggilan ponselnya.

Dengan decakan lidah sebalnya dan teriakan frustasi yang menggebu dalam dadanya ia menggeram kesal dengan mencoba untuk bangun dari tidur tampannya dan menggapai ponsel disamping tubuhnya. Untung saja ponsel tersebut tidak tertindih badannya, kalau iya mungkin suaranya akan teredam dan entah sampai kapan si pemanggil bisa bertahan untuk mendapat perhatian.

Dengan pelan, ia membuka pelan mata kirinya.Mengintip karna silau.

Ia melihat satu nama tertera di layar pemanggilnya.

My DestinyWhere stories live. Discover now