Really?

390 53 13
                                    


***

Taehyung masih berjalan dengan Wendy dipelukannya.

Ia harus kuat mengingat ia yang sudah bertekad akan membawa si gadis blonde sampai ke klinik sendirian tanpa bantuan.

Tapi jarak dari klinik dari kelasnya tidaklah begitu dekat.Ia harus melewati seluruh deretan kelas 2 dan memutar sedikit melewati ruang Osis, baru sampailah ia di klinik sekolah.

Begitu terasa sangat jauh.Batin Taehyung.Sedikit rasa sesal menyelinap dihatinya yang telah menolak bantuan yang ditawarkan Jongdae seonsangnim untuk membopong Wendy sampai ke klinik bersama Minhyun.

Sialnya pada waktu itu tak ada orang yang lewat.Tapi walaupun ada pun percuma saja sih,toh ia tetap keras kepala dan begitu tinggi hati untuk meminta tolong orang lain.

Tinggal melewati ruang Osis dan klinik.

Kim Taehyung menampilkan senyum lega tanpa sadar.

Rambut blonde Wendy tergerai bebas kebawah dan melambai-lambai menyamakan langkah cepat Taehyung. Juntaiannya lembut menyentuh tangan kokohnya.Membuat Taehyung memandang sekilas si pemilik rambut...

Dan ia terkejut,manik Wendy terbuka sedikit, menatapnya lemah.
Taehyung tidak mengerti, apa gadis itu sudah sadar.?

"Eom...maa"

'Huh,,? Apa dia mengatakan sesuatu?'

Taehyung merasakan tangan gadis itu meremas pelan seragamnya dibagian dada dan melepasnya lagi hanya dengan hitungan detik.

Dan ketika dilihatnya lagi, gadis itu sudah menutup matanya kembali.

/
Denting piano bergema seisi ruang.
Dan itu menandakan satu hal, ibunya sudah pulang mengajar dan sedang bermain piano kesayangannya untuk melepas letihnya.

Ia tersenyum mengetahui.Segera ia meminta izin pada bibi Kim pengasuhnya untuk pergi ke tempat ibunya berada.

Ia rindu ibunya walau hanya beberapa jam tak melihatnya.

Dan benar saja, sang ibu terlihat menghadap piano dan membelakanginya.

Suara indah yang dihasilkan dari tuts piano tak pernah membuatnya berhenti tersenyum.

"Eomma,," panggilnya dengan sayang sambil berlari dengan kaki kecilnya riang.

Sang ibu mendengar panggilan dari malaikat kecilnya dan berhenti menyentuh piano didepannya untuk memeluk anak perempuannya.

"Seungwan sayang, kau sudah makan?"tanya sang ibu sembari menghujaninya dengan kecupan.

Sang anak menganggukan kepalanya dengan senang sekali.

"Aku ingin mendengar ibu bermain piano,"pintanya dengan wajah yang menggemaskan.

"Oww, benarkah?"sang ibu tak bisa menahan diri untuk tidak menggoda putrinya.

Pipinya yang tembam, matanya yang bulat ,hidungnya yang mungil dan mulutnya yang super imut.

Sang ibu tak bisa untuk tidak mengecupnya.

Ia angkat putri kecilnya itu duduk dipangkuannya dan mulai menyanyikan lagu kesayangannya melalui dentingan piano yang disentuhnya.

Begitu lembut didengar.

Seungwan tak tahu apa lagu yang dinyanyikan sang ibu untuk seusianya yang masih kecil.

Yang ia tahu adalah suara merdu ibunya dan dentingan indah pianonya sangat membahagiakan dirinya.

My DestinyWhere stories live. Discover now