Guru Cho pun mempersilakan Wendy duduk.

"Dimana Kim Taehyung? " tanya guru Cho tak berbasa basi.

"Aku tak tahu, seonsangnim.Tapi ia sudah keluar kelas saat aku kemari,"

Guru Cho mengangkat satu alisnya keatas.Lalu menganggukan kepalanya dengan raut muka tertahan.

"Baiklah,kita tinggalkan Kim Taehyung. Aku akan berbicara sendiri padanya nanti,"

Wendy tak menjawab apapun lagi selain menganggukan kepalanya mengerti.

Guru Cho lalu melanjutkannya dengan memberi tugas kepada Wendy dan Taehyung yang pekerjaannya harus dikerjakan berdua.

"Aku bisa melihat jika hanya kau yang mengerjakannya saja Wendy,," guru Cho memberi peringatan dibalik nadanya.

"Jangan mau Taehyung lepas tangan dan menyerahkan semuanya padamu.Dan tolong ajari ia juga Wendy.." guru Cho mengatakan kalimat terakhirnya dengan lembut, seakan ia benar-benar tulus mengatakannya.

"Hari senin aku cek kerjaan kalian.Oke.? Kalau begitu kau boleh pergi dan satu lagi,,"
Wendy hendak berbalik sebenarnya saat guru Cho menghentikan kalimatnya,

"Jaga kesehatanmu, Seohyun bilang kau harus memperbaiki pola tidurmu,"senyum guru Cho.

Wendy pun membalas senyum gurunya itu.

Selama ini tak ada orang yang memperhatikannya selain orang-orang terdekatnya jadi ia sedikit tersentuh mendengarnya.

Dan memang saja beberapa terakhir sejak kakeknya sakit, Wendy tak bisa tidur akibat insomnianya kembali.

Mungkin itu juga salah satu faktor ia pingsan pagi itu.Mungkin saja.

Wendy keluar ruang guru dengan tugas guru Cho ditangannya, dan getaran dari ponselnya membuat ia menyambut benda itu dari saku mantelnya.

"Halo,,,
-ya,Aku mengerti, " dengan itu ia mematikan ponselnya dan menaruhnya kembali ke saku mantelnya.

Tak ada urusan apapun lagi yang harus diselesaikannya, ia pun mulai meninggalkan area kelas dan menuju gerbang sekolah dimana mobilnya sudah menunggu diluar.

Chungha mengikuti klub karate sore itu, jadi ia mengantarkan majikannya itu hanya sampai gerbang sekolah dimana ayahnya, Kim Yunho sudah menjemput Wendy.

Sebelum masuk ke mobilnya, Wendy sudah lebih dulu memakai hoodie mantelnya dan masker penutup wajah dari toilet yang berada paling dekat dengan gerbang. Selalu seperti itu jika ia tak pulang dengan Chungha.

Untuk berjaga.

-

Sampai dirumah, Wendy tak lantas masuk ke kamarnya.Ia langsung menuju kamar kakeknya untuk mengetahui keadaannya.

Tak menemukan adanya keberadaan kakeknya di kamar, ia pun mulai panik.Ditambah lagi ia mendengar beberapa maid dirumahnya bahwa mereka tak ada yang melihat kakeknya pergi dari kamar.

Diketahui bahwa Kim Yunho sang kaki tangan menjemput dirinya yang pasti pun tak mengetahui juga dimana kakek Son.

Dari semua pekerja dirumahnya itu tak ada satupun orang yang melihatnya.?Oh tuhan...

Saat itu Wendy sudah kalang kabut.Perasaan negatif semakin berkumpul membisikkannya dari segala sisi.Serangan panik yang menimpanya berkali-kali pun datang lagi.Ia sudah mulai berkeringat dan matanya mulai bergerak cepat kesana kemari.

Serangan panik kali ini lebih parah dari rasa paniknya ketika disekolah tadi pagi.Karna kali ini ia sama sekali tak bisa berfikir jernih, yang ada hanya pikiran negatif.Semuanya negatif.

My Destinyजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें