Penyerangan

39 4 2
                                    

"LUCK........!!!!"

Luck menangkis semua serangan mereka semua menggunakan 2 pergelangan tangan yang di selimuti oleh petir, orang-orang yang menyerang Lick tadi hanya terbengong melihat sihirnya di mentahkan begitu saja bukan hanya itu teman-teman dan para seniornya pun hanya melamun melihat kekuatan yang luar biasa dari Luck.

"Lu-luar biasa!..." teriak mereka nyaris berbarengan.

Kejutan bukan hanya sampai di sana tiba-tiba Lucaz juga sudah ada di samping Luck dengan kegelapan yang sudah menyelimuti seluruh tubuhnya. "Gua tidak akan ngebiarin lu bertindak sok keren sendirian" ujar Lucaz.

Terlukis senyuman diwajah Luck saat mendengar perkataan Lucaz. "Usahakan kau tidak terluka sampai saatnya nanti kita bertarung di final" timbalnya sembari melirik ke arah Lucaz.

'Belum saatnya mengeluarkan sihir itu' batin Luck.

Tiba-tiba dari arah gerbang terdengar teriakan. "DIAMOND, SERAAAAAANG!" lalu secara serempak mereka berlari ke arah Luck dan Lucaz yang juga sudah siap dengan serangan mereka.

Penjaga Academy hanya bisa mempertahankan Kekai mereka, sedangkan yang lain hanya bersiap di balik Kekai tidak berani untuk maju membantu karena musuh mereka sangat banyak tapi disisi lain mereka juga mencemaskan Luck dan Lucaz yang bertarung melawan mereka semua.

Kemana para Guru? Mereka di ruang rapat sudah pingsan. ternyata musuh mereka terlebih dahulu masuk ke Academy menggunakan sihir ruang waktu dan memberi sesuatu sihir terhadap mereka hingga pingsan.

'Jarak dekat, mereka lebih ahli bertarung dengn jarak dekat' Luck kali ini terus menghindar sambil membaca situasi, dia memang pintar membaca situasi layaknya Ayahnya yang seorang ketua Clan Gundala.

Berbanding dengan Luck, Lucaz melancarkan serangan yang membabi buta bahkan musuh tersebut sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi. Musuh yang di lawan Lucaz pun tinggal hanya beberapa.

"Nggak nyangka kalo anak Magic Knight cuman bisa bertahan" hina salah satu orang yang menyerang Luck. Namun terlihat dari banyaknya keringat mereka yang keluar dari tubuhnya pertanda Nen (Tenaga Sihir) mereka mulai habis.

Muka tampan Luck mulai tersenyum. "Oh ya? Apa kalian tidak menyadari kalau Nen kalian sudah mulai habis?" Ujar Luck yang terus menghindar pukulan dan serangan sihir mereka.

Luck sengaja hanya menghindar karena di gerbang ada 1 orang yang hanya melihat ke arah mereka bertarung. 'Mungkin itu ketua dari mereka' batin Luck.

Pada saat yang tepat sekai serangan Luck membuat musuhnya kalah semua. "AMUKAN HALILINTAR!" Teriaknya seraya mengeluarkan petir dari langit dengan skala yang sangat besar.

"Ku-kurang ajar!..." kesal salah satu dari mereka yang dikalahkan Luck sebelum pingsan.

Lirikan tajam ke arah Lucaz yang masih melawan beberapa musuh. "Apa perlu bantuan?" Tawarnya.

"Ck... jangan samakan gua sama lu yang cuman bisa bertahan lalu menyerang musuh yang sudah lemah" Tolaknya yang juga di barengi dengan hinaan. "Lihat ini..... PEDANG GANDA KEGELAPAN!" Kegelapannya berubah bentuk menjadi pedang di kedua tangannya dan dia berputar layaknya tornado.

"Siaaaal...!" Ujar musuh-musuhnya yang mental kesegala arah.

"Kau lihat, jangan pernah samakan gua sama lu!" Ujar Lucaz yang terlihat Nennya masih banyak.

Dengusan malas Luck yang sedang malas berdebat terlebih mereka sedang berada di dalam pertarungan. "Sudah lah pekerjaan kita masih belum selesai" tunjuk Luck ke arah 1 orang yang tengah berdiri menatap Luck dan Lucaz.

Magic KnightWhere stories live. Discover now