Persiapan Festival Sihir

68 7 0
                                    

Dilorong Academy terlihat ada kerumunan orang tengah melihat sesuatu di mading, Luck yang tengah jalan bersama Gerard merasa penasaran tengah ada apa di mading.

Sebuah poster yang bertuliskan Festival Sihir yang akan di adakan 1 minggu kedepan dan akan ada acara pertarungan antar kelas yang akan di wakili oleh 1 orang perkelas. Hadiah yang akan perebutkan sangat bergengsi yaitu satu kelas akan dapat pelatihan sihir bersama Raja Sihir langsung di kerajaannya.

Muka Luck sangat tidak tertarik dengan acara tersebut, namun Gerard sangat ingin mewakili kelasnya untuk bertarung bersama kelas-kelas lainnya.

"Lu tertarik Luck?"  Tanya Gerard sambil pergi dari kerumunan itu.

"Enggak." Jawabnya.

"Gua kalo punya sihir kuat kayak lu pasti mau sih ngewakilin kelas dan jadi pahlawan kelas, tapi sayangnya gua nggak punya sihir sekuat itu" ucapan Gerard mengarah ke Luck dengan sindiran halus.

"Pahlawan? Gak ada yang menarik dari pahlawan..."

"Orang sekuat dan sepinter lu sama sekali nggak tertarik jadi pahlawan? Pahlawan menurut gua tuh kayak raja sihir, soalnya dia bisa melindungi negeri ini dengan kekuatannya yang luar biasa" jelas Gerard dengan penuh semangat.

"Raja sihir..."

"Iya itu cita-cita gua dari kecil sampe sekarang makanya gua pengen banget sekuat lu kalo bisa ngelebihin lu"

Luck hanya diam fokus jalan kedepan tidak menjawab penjelasan Gerard tentang cita-citanya. "Kalo lu? Pasti mau juga kan jadi Raja sihir" tanyanya.

"Dari dulu gua nggak pernah punya cita-cita"

"L-l-Luuuck!!!" Kagetnya... "Selama hidup baru kali ini denger orang nggak punya cita-cita"

"Cita-cita hanya akan menjadi beban buat diri gua, dan jika tidak terwujud beban itu akan semakin berat karena sebuah kata CITA-CITA" jelas Luck yang dengan muka datarnya.

Gerard hanya mematung mendengar kata-kata Luck yang sangat berlawanan dengan dirinya, 'Kenapa orang seperti dia yang tidak mempunyai tujuan hidup bisa sekuat itu, takdir memang tidak adil' sebalnya.

***

Saat masuk kelas sudah tertulis dipapan tulis nama Luck, yang artinya mereka memutuskan Luck mewakili kelas mereka tanpa bertanya lebih dulu kepada orangnya.

Sontak Luck terkejut melihat itu dan menanyakan langsung kepada teman-teman sekelasnya, dan mereka menjawab dengan santai.

"Kita nggak peduli, dan lu udah di daftarin barusan sama Hima"

Gerard yang berdiri di samping Luck langsung tertawa hingga orang di luar kelas mendengar tawa itu.

"Udah lah Luck lu terima aja, gua juga setuju lu yang ngewakilin kelas, karena lu yang terbaik di test Mr. Crish tadi" ujar Gerard yang menepuk-nepuk pundak Luck.

"Wait wait, Kenapa nggak Hima aja langsung?"

Hima adalah ketua kelas di Soldier 1 dan dia juga mendapatkan nilai terbaik ke 2 setelah Luck di Test tadi pagi. "Hima juga bagus sih, tapi kita udah konsultasi ke Mr. Crish dan dia memilih lu bukan Hima"

Mendengar ini semua keputusan dari Mr. Crish dia mau tidak mau menerima keputusan mereka. Luck tidak suka menjadi pusat perhatian orang-orang tapi di lubuk hatinya dia memiliki sifat tidak mau kalah dari orang lain, mungkin karena sifatnya itu dia bisa menjadi kuat seperti ini.

"Ok gua terima" sikap pasrah Luck membuat orang-orang dikelas tertawa.

"Kita percaya sama lu Luck!" Teriak Lish salah satu penyihir dari Clan Gundala.

Magic KnightWhere stories live. Discover now