Kamu emang dokter, tapi kamu gabisa nyembuhin. Gabisa nyembuhin jantung saya yang selalu marathon kalo disamping dokter.
-Khanzaya aerilyn, Aya.
Kamu aja gatau saya lebih degdegan walau saya dokter, saya gabisa nyembuhin penyakit jantung saya sendir...
Penglihatannya buram. Perlahan lahan penglihatannya sudah kembali normal dan jelas. Ruangan yang sunyi,
"Nyonya sudah bangun? Biar saya panggilkan dokter"
Sontak ayapun melihat sumber suara itu. seorang pria yang sedang duduk disofa sana.
" Siapa kamu?!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pria itu menghampiri aya. "Saya asistenmu nyonya. Apa tidak ingat?"
Aya menggelengkan kepalanya,
"Biar saya panggil dokter dulu" ucap pria itu yang baru saja ingin pergi tapi ditahan oleh aya.
"Jangan"
"Tapi nyonya ara-"
"Saya bilang jangan!" Tegas aya.
Pria itu mengangguk mengerti. "Apa ada yang sakit nyonya ara?"
"Ara?"
"Jangan bilang nyonya juga lupa nama nyo..."
Sebelum selesai mengomong aya menganggukkan kepalanya, padahal aya sama sekali tidak lupa ingatannya. Aya merasa aneh bagaimana bisa dirinya dipanggil 'ara' dengan orang yang dihadapannya sekarang, apa orang itu mirip dengan aya? Bahkan namanya pun tidak jauh beda bukan 'aya' 'ara'.
"siapa nama saya?" Ucap aya.
"Khanzara aeralyn"
Sontak mata aya membulat, ia kaget. Namanya hampir sama dengan milik aya.
"Saya ingin keluar dari sini" ucap aya lagi.
"Tapi nyonya ara belum sepenuhnya pulih,"ucap pria itu
"Saya ingin pulang." Ucap aya membrontak sudah menuruni ranjang rumah sakit itu.
Tapi kakinya melemas, dengan sigap pria itu menangkap tubuh aya yang hampir jatuh.
"Nyonya harus dirawat selama beberapa hari" ucap pria itu.
"Saya tidak suka disini, bawa saya ingin pulang, "
"Tidak bisa nyonya" ucap pria itu.
"Kalau gitu kau saja yang merawatku disana!"
"Tapi nyony-"
"Perintah"
ㅡ
Pria itu membantu aya sampai kamar, pria itu menarik selimut untuk menutupi tubuh aya.
"Tolong Istirahat nyonya, saya akan keruangan tuan besar"
