07; awan putih tak selalu melambangkan kebahagiaan

323 49 12
                                    

Badan Siwi seolah menjadi kaku, hp-nya terus saja bergetar, memberi tahu bahwa notif chat group nya sudah melampaui batas.

Apa yang saat ini harus ia lakukan?

Ah iya!

[13.45] Siwi : Lo di cafe Anne?
[13.45] Siwi : Gue lagi deket situ, gabung dong, lo bisa tunggu di depan?

[13.46] Sisyl : Ok, cepet Siw

Sisyl keluar dari cafe dengan perlahan agar Talana dan Langit tak melihatnya.

Selanjutnya Siwi melanjutkan misinya.

⛅⛅⛅

"Thank you-nya mana?" ucap Langit sambil menengadah dengan sombong.

"Cih--"

Talana meninggalkan Langit yang kini tengah memeluk helm yang baru saja diberikannya. Senyum Langit mengembang. Kini hari-harinya di Jakarta dipastikan akan lebih cerah daripada hari-harinya di Depok.

Pasti.

Langit menstater motornya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

---

"Cie, sama siapa tadi?" tanya Nicki yang tengah mengekor di belakang Talana.

"..."

"Iya deh yang sekarang gak terbuka."

Talana menatap Nicki jengah. "Apa sih," air muka nya tiba-tiba menjadi keruh.

"Berubah banget," timpal Nicki "muka lo waktu sama cowok tadi, dan sekarang itu kayak, hmm ..." tambahnya menggantung.

Talana meninggalkan Nicki yang mungkin saja sekarang tengah menggerutu.

🌻🌻🌻

Malam itu seperti malam biasanya. Talana mengunci pintu kamarnya agar ia dapat bebas membaca novel-novel kesayangannya.

Tingg..

Beberapa menit kemudian, masuklah chat dari Langit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa menit kemudian, masuklah chat dari Langit.

"Tunggu gue di depan rumah 5 menit lagi," ucap nya dalam chat.

Talana mengernyitkan dahinya, pertanda tak mengerti maksud Langit. Ingin apa dia kesini malam-malam?

5 menit kemudian.
Talana menuruni anak tangga dengan cepat, membuka pintu rumah dengan perlahan, dan ...

"Hai," sapa Langit yang saat itu masih duduk di atas motor kesayangannya dengan menunjukan jejeran gigi putihnya itu.

"Cepet banget?" tanya Talana yang saat itu tengah membuka pagar rumahnya dengan hati-hati, "Lo mau ngapain kesini? Pinjem buku? Kan bisa besok."

Langit [REVISI]Where stories live. Discover now