5. Karin Chan

8.2K 717 19
                                    

Sakura tidak akan merasa segugup ini jika kejadian yang masih membuatnya malu itu tidak terjadi, dia menghembuskan nafasnya, mengipas-ngipasi dirinya yang sama sekali tidak merasa panas. Dia memiliki berkas yang harus segera di tanda tangani oleh Sasuke, dan entah sudah berapa puluh menit dia berdiri dengan kegelisahan di depan pintu besar yang akan menghubungkan dirinya ke ruangan Sasuke.

Akhirnya, Sakura memilih menenangkan jantungnya, menguatkan diri saat mulai mengontrol dirinya, saat dia ingin membuka pintu mewah nan megah itu, suara bunyi sepatu hak yang beradu dengan keramik terpaksa membuatnya menolehkan kepala ke belakang, menatap pada wanita cantik yang menampakkan keelokan tubuhnya.

Wanita itu memakai baju langsung sebatas paha dengan warna yang menyala, bibirnya diolesi lipstik merah, matanya besar, dengan eyeliner yang semakin mempertajam bentuk matanya, bulu matanya lentik dengan alis tebal, rambutnya ikal menjuntai hingga ke punggung, Sakura mematung, memandangi ciptaan Tuhan yang amat indah itu.

Kakinya terus berjalan hingga berada tepat di depan Sakura, Sakura menunduk, memberi hormat sebagai bentuk kesopanan, dia yakin jika wanita ini bukan wanita biasa.

"ini ruangan Sasuke kan?"

Sakura mengangguk, dan tanpa mengatakan apapun lagi wanita itu segera melongos masuk ke dalam ruangan itu, meninggalkan Sakura yang berkedip mencoba menyadarkan diri.

Sakura tidak mengenalnya. Bahkan ini adalah pertama kali dirinya melihat perempuan itu.

Sakura berdiri bersandar di dinding putih kokoh di belakangnya, memilih menunggu sampai perempuan itu keluar dari ruangan Sasuke. Sakura menatap lantai di bawahnya, termenung dengan segala pikiran yang kacau.

.
.
.

"Sasuke-kunn"

Suara itu, suara yang paling dicemburui oleh kekasihnya, Sasuke mengangkat kepalanya dari berkas-beskas yang tengah dia tangani, menatap datar pada gadis yang kini tengah berjalan menuju dirinya, tersenyum selebar mungkin hingga Sasuke berfikir tentang bagaimana jika bibir itu sobek?

Jika kalian bertanya dengan memikirkan hal itu membuat Sasuke terdengar seperti mengkhawatirkannya, kalian salah, Sasuke bahkan berharap jika itu benar-benar terjadi.

Setidaknya penghalang di hubungannya berkurang.

Sang gadis berjalan hingga berada di belakang kursi yang tengah Sasuke duduki, dia memeluk leher Sasuke, lalu meletakkan kepalanya pada bahu tegap milik Sasuke.

"aku merindukanmu"

Ucapnya, memayunkan bibirnya, mencoba terlihat imut.

Yang Sasuke yakini bahkan anjingnya lebih imut dari pada ini. Tidak tidak, bahkan gadis sama sekali tidak bisa disamakan dengan anjing peliharaannya itu.

Sasuke menghela berat, dia tidak tahu kenapa wanita-wanita seperti ini selalu mengelilinginya. Dia melepaskan kasar pelukan sang gadis, kemudian berdiri, bersiap pergi dari ruangannya yang tiba-tiba menjelma seperti neraka.

Namun, baru saja selangkah, gadis itu segera menahan tangannya, memegangnya erat. "kau tidak boleh meninggalkanku Sas, aku jauh-jauh kesini untukmu, kau tidak tahu bukan bagaimana usahaku agar mendapat izin dari ayahku agar bisa menyusulmu kemari?"

"i don't know, and i don't care", Sasuke menjawab tenang, ketenangan yang membuat si gadis segera melepas pegangannya, ketenangan Sasuke adalah hal yang paling ditakuti oleh orang-orang, tak terkecuali dirinya.

Dia menunduk.

Dan Sasuke memanfaatkan hal itu untuk segera keluar dari ruangannya, membuka pintu, dan langsung menatap mantan kekasih yang kini menjadi sekretarisnya, Sakura terlihat terkejut karena pintu yang dibuka tiba-tiba.

Mantan (√) Where stories live. Discover now