22. "Makasih Banyak Ya, Pilik!"

1.9K 290 12
                                    

Happy reading!

Setibanya kamu di sekolah,sepucuk
surat sudah terletak di dalam laci mu. Mumpung kelas mu masih dalam keadaan sepi, kamu memutuskan untuk membukanya sekarang.

Aku yang pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan.

E

Seperti biasa, kamu refleks mengernyitkan dahi mu bingung ketika membaca isi surat tersebut. Kamu berusaha mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi. Tak kunjung mendapat jawaban, kamu memutuskan untuk meletakkan surat tersebut kedalam tas mu.

Kamu kemudian duduk dan menelungkupkan kepalamu diatas meja. Karena masih pagi, kamu memutuskan untuk memejamkan mata mu sebentar.

Iya, hanya sebentar rasanya.

"Y/n! Y/n!" Kamu merasa ada yang memanggil kamu tepat di telinga kamu, sambil menoel-noel punggung tangan mu, sebelum seseorang menggebrak meja mu.

"SIALAN!" Umpat mu refleks.

"Bagus! Kamu sudah tidur di pelajarannya, masih berani kamu mengumpat." Ucap guru Matematika mu.

Kamu tentu sangat terkejut melihat pelaku yang menggebrak meja mu yang tak lain, tak bukan adalah guru mu sendiri.

"Mana PR mu? Sini kumpulkan" tanya guru mu

Bola matamu membesar, kamu baru menyadari bahwa kamu belum menyelesaikan tugas mu. Kamu menutup matamu sejenak, kemudian membukanya kembali. Baru saja kamu ingin menjawab, pintu kelas mu diketuk oleh seseorang.

"Maaf bu, mengganggu. Saya hanya ingin memberitahu, bahwa tugas Y/n saya pinjam dan sekarang berada di rumah saya." Ucap Felix dengan matanya yang mengarah kepada mu.

Kamu mengerutkan dahi mu bingung, sejak kapan dia meminjam buku mu?

Felix hanya tersenyum tipis menyadari kebingunganmu.

"Untuk apa kamu meminjamnya, Felix? Saya membutuhkan nilai latihan itu sekarang." Tanya Bu Siti.

"Saya meminjamnya untuk persiapan saya menghadapi UN, Bu. Sekali lagi, saya minta maaf."

Jujur saja, sekarang kamu sangat ingin tertawa melihat Felix berbicara menggunakan bahasa formal.

Guru Matematika kalian memang dikenal sebagai guru killer. Ia mewajibkan murid-muridnya untuk berbicara formal padanya.

"Besok, serahkan pada saya tugas milik Y/n. Kamu boleh keluar sekarang."

"Baik Bu, saya permisi." Pamitnya sambil melihat ke arahmu.

Kamu membalasnya dengan senyuman.

📍📍📍

Bel istirah sudah bunyi sejak beberapa waktu lalu. Namun, kamu baru saja menyusul Yoojung ke kantin karena kamu harus mencatat catatan yang belum selesai.

"Jadi orang kok teledor banget sih. Tidur jam berapa kamu semalam?" Tanya Felix sambil menyimpan tangannya di bahu mu.

Kamu cukup terkejut akan hal itu. Dan tentu saja, kalian menjadi pusat perhatian saat ini. Tapi, karena kamu sudah sangat lapar, kamu memutuskan untuk membiarkannya dan berjalan dengan cepat.

"Gak tau jam berapa. Aku nonton drama."

"Drama mulu yah kerjaannya" ucap Felix sambil menyentil dahi mu

Kamu hanya mengusap-usap dahimu sambil menggerutu, menatapnya sebal.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Felix.

"Aku pengen makan nasi goreng,"

"Kalau kamu pengen minum apa? Biar aku yang pesan minum." tanya mu

"Aku es jeruk aja deh,"

Kamu pun mengangkat jempol mu, kemudian berjalan kearah stand minuman.

Kamu pun mengantri, menunggu giliranmu untuk memesan.

Orang yang berada di depanmu berbalik, dengan nampan yang penuh dengan berbagai macam minuman.

Mungkin, karena saking beratnya perempuan itu tidak sanggup mengangkatnya sendirian,  yang mengakibatkan minuman ya jatuh mengenai bajumu.

"What the ---"

"Maaf kak, maaf."

Kamu mengernyit dahimu bingung, perempuan yang ada di hadapanmu ini tidak menggunakan seragam sekolah.

"Sekali lagi maaf kak," ucapnya sambil meletakkan nampan minuman nya di meja.

"Kamu gak papa?!" tanya Felix yang baru saja datang dengan wajah yang penuh kekhawatiran

Perempuan yang sedang mengambil tissue di dalam tasnya, mendongakkan kepalanya setelah mendengar suara berat milik Felix

"Gak papa kok," ucapmu

"Gak papa gimana? Itu baju mu basah semua! Ayok ikut aku!" ucapnya kemudian menarik tanganmu,

"Sekali lagi maaf kak!" teriak perempuan itu ketika kalian sudah berada pada jarak yang cukup jauh darinya.

Mata perempuan itu masih menatap Felix lamat, walaupun kalian sudah jauh dari pandangannya.

📍📍📍

Felix melepas satu-persatu kancing bajunya.

"Mau ngapain?!" teriak mu panik.

Felix menatapmu malas, kemudian menyentil dahimu.

"Itu otak tolong yah, dicuci pakek rinso." ucapnya kemudian lanjut membuka kancingnya.

"Nah," ia menyodorkan seragam miliknya, "Pakek dulu, kebetulan seragamku yang ini gak ada namanya."

Kamu pun mengambilnya,dan  berbalik ingin menuju ke kamar mandi.

"Eh," kamu kemudian berbalik lagi ke arah Felix

Felix menatap mu bingung,

"Kenapa?" tanya Felix

"Kamu pakek baju apa dong?" tanya mu

" 'Kan setelah ini aku olahraga" Kata Felix.

"Ohiya," Kamu menepuk jidatmu.

"Udah, sana ganti. Aku tunggu disini"

"Makasih banyak yang,Pilik!" teriak mu sambil berlari kearah kamar mandi.

~To Be Continue~

Ps : Jangan lupa vomment ya teman-teman!

Xoxo,
Lyn

Anak kecil ; Lee FelixWhere stories live. Discover now