23. Apakah Itu Dia?

1.7K 251 30
                                    

Happy Reading

Pagi ini, kamu sudah rapi dengan pakaian santaimu karena kamu akan pergi bertamu ke rumah Felix.

Kamu memutuskan untuk pergi dengan menumpangi ojek online. Sebenarnya, Felix ingin menjemput dirimu. Namun, kamu menolaknya karena tidak ingin dia lelah.

Kamu melirik handphone milikmu yang terletak di meja dengan layar yang terbuka. Aplikasi menunjukkan bahwa ojek pesananmu telah sampai didepan rumahmu. Kamu segera mengambil tas mu, dan menuju kebawah.

📍📍📍

"Felisha, buka pintunya. Kayaknya ada tamu." titah Papa.

Hari ini merupakan hari Minggu. Kebetulan, Papa Felix sedang tidak ada pekerjaan yang harus diurusi. Sekarang, Felisha, Felix, Fanesa, beserta Mama dan Papanya, sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Nggak usah kak, biar Felix aja." ucap Felix kemudian berdiri, meninggalkan ruang keluarga.

Felix pun membuka pintunya. Disana, sudah ada kamu yang berdiri dengan senyuman yang terpatri di wajahmu.

"Hai," sapa mu

"Hai! Ayok masuk, kebetulan ada papa di rumah," ajak Felix,

Kamu pun masuk ke dalam rumah Felix,

"Papa kamu nggak galak 'kan?" tanyamu sambil mengikuti langkah Felix

Felix terkekeh mendengar pertanyaanmu,

"Nggak, kok. Kamu tenang aja."

"Nih, lagi pada kumpul di ruang keluarga," ucap Felix kemudian membuka pintu ruang keluarga.

"Selamat pagi om, tante. Selamat pagi juga kak Felisha, Fanesa." sapa mu dengan senyuman.

"Pagi, juga Y/n" ucap Felisha membalas sapaan mu.

"Wah, halo Y/n. Apa kabar?" tanya Mama Felix sambil memeluk dirimu.

Kamu membalas pelukan beliau, "Baik, tante. Tante apa kabar?"

Mama Felix pun melepas pelukan kalian, "Tante juga baik, kok"

"Hai, kakak! Panesa kangen!" teriak Fanesa sambil berlari ke arahmu.

Kamu pun merentangkan tanganmu, membiarkan Fanesa masuk ke dalam kungkunganmu.

"Kakak juga kangen sama Fanesa," ujar mu sambil menggoyang-goyangkan pelukan kalian.

Kamu  melepaskan pelukan, kemudian berdiri menatap Papa Felix.

Muka Papa Felix terlihat garang, seperti tidak suka dengan kehadiranmu. Kamu menelan ludah mu susah payah, jari-jari tanganmu bergerak gelisah.

Kamu memaksa senyumanmu untuk terbit lagi ke wajahmu,

"Pagi om,"

Wajah Papa Felix berubah menjadi tersenyum cerah,

"Pagi juga, kamu Y/n 'kan? Ternyata lebih cantik yah dari pada yang diceritain Felix. Sini duduk."

"Wah, terima kasih om," balas mu. Kamu menghela napas lega, kemudian tersenyum sambil berjalan ke arah sofa ruang tamu tersebut. Kamu menempatkan dirimu, ke atas sofa yang berada tepat di seberang sofa yang diduduki Papa Felix.

Anak kecil ; Lee FelixHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin