06. The Beginning

4.3K 682 55
                                    

Happy Reading

Kamu dan Felix sampai di kedai es krim yang sudah di hiasi berbagai bentuk balon berwarna merah maupun merah muda.

Kalian duduk di salah satu meja yang telah disediakan bersama lilin kecil berbentuk hati.

"Mau pesan apa loe?" Tanya Felix sambil menyodorkan menu yang satunya kepada mu

"Samain aja lah. Tapi rasa cokelat"

Karena pilihannya terlalu banyak, kamu memutuskan untuk menyamakan pesanan mu dengan Felix.

"Ok"

Setelah pelayannya pergi, suasana menjadi sangat canggung. Kamu, maupun Felix tidak ada yang membuka suara sejak pelayan tadi pergi.

"Lik"

"Y/n"

Ntah bagaimana, kalian membuka suara kalian bersama-sama.

Suasana menjadi semakin canggung

"Eng, loe duluan aja deh" Kata mu sambil memainkan jari mu

"Ladies first" Ucap Felix

"Yauda, loe kan ladies" Ujar mu yang diakhiri dengan kekehan kecil

"Ck. Serius aelah" Rengek Felix

"Iya ah, baperan loe" Katamu

"Ngapain kita kesini?" Tanya mu

"Yah, makan es krim. Yakali beli paku" Jawab Felix.

"Garing Lik"

"Gue punya banyak pertanyaan" Ucap Felix yang mengacuhkan pernyataan mu

Kamu hanya mengangkat sebelah alis mu, mempertanda kamu menunggu pertanyaannya.

"Cokelat yang di snapgram loe, dari siapa?" Tanya Felix

"Yoojung. Temen gue" Jawabmu

"Yang ke-dua. " Felix menghentikan sebentar kalimatnya. Ntah kenapa, jantungnya berpacu 2 kali lipat lebih kencang lagi, dari awal yang memang sudah kencang.

Tangannya yang sedang memegang sebuah boneka di bawah meja , bergetar dan juga berkeringat dingin. Ah, rasanya lebih menakutkan dari ulangan matematika.

"Will you be my girlfriend?" Ucap Felix sangat cepat sambil menyodorkan sebuah boneka.

Kamu hanya cengo melihatnya.

"Gue-- ah- Aku tau kita baru berjumpa yang kedua kalinya setelah insiden Fanesa. Aku tau ini terlalu cepat. Tapi, ntah kenapa aku ngerasa nyaman tiap dekat kamu. Mau gak kamu jalani dulu aja? Kita bisa lebih dekat, dan memahami satu sama lain setelah kita jalani."

Kamu mengangguk sambil menerima boneka itu.

Apa salahnya jalani dulu? Yang dibilang Felix benar kok. Memang kalian belum terlalu kenal satu sama lain. Tapi, rasanya tidak akan terlambat kalau kalian lebih mengenal satu sama lain setelah jadian.

"Serius Y/n?!" Pekik Felix

"Iya Pilik" Jawabmu

"Ck. Jangan panggil Pilik kenapa sih. Cukup Fanesa aja. Itu pun karena dia bicaranya belum terlalu jelas" Oceh Felix padamu, karena tidak menerima dipanggil Pilik

"Gakpapa ih. Itu panggilan say--"

"Pesanan datang" Ucapan mu terpotong, karena pesanan es krim mu dan Felix sudah datang

"Makasih mbak" Ucap kamu sambil tersenyum kepada pelayan nya. Tetapi Felix malah menatap kesal ke arah pelayannya.

Melihat raut wajah Felix, pelayan itu segera menundukkan kepalanya sebentar kemudian pergi.

"Coba ulangin lagi yang tadi" Ucap Felix

"Makasih mbak" Ucapmu memasang watados (wajah tanpa dosa)

"Bukan yang ituu" Protes Felix

"Jadi yang mana?" Tanya mu

"Panggilan apa kamu bilang?" Tanya Felix gregetan

"Gak ada tuh. Uda buru makan eskrimnya" Ucap mu salah tingkah kemudian memakan eskrim mu

"Iya aku sayang kamu" Ucap Felix

"Mabok micin loe" Katamu

"Ngerusak suasana ae si bocah" Protes Felix.

Kamu hanya menanggapinya dengan kekehan.

End~











An;

Gak deng, gak end. Justrunya ini baru dimulai ceritanya.

Gak mungkin end dong. Konflik aja belum muncul😂

Vomment ya! Tinggal mencet bintang di pojok kiri bawah kok. Gratis tanpa dipungut biaya.

Makasih buat yang uda baca dan vomment ❤️

Tertanda,
Fangirl yang tak kunjung di notis

Anak kecil ; Lee Felixजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें