CHAPTER 14

8.1K 1.4K 32
                                    


"Noora, lihat... aku punya kue cokelat untukmu."

Bagai sihir, kaki Noora segera menghampiri pria tinggi yang memakai apron berwarna merah muda, sepertinya merah muda sudah mendarah daging dengan Kim Seokjin.

"Terima kasih, Ahjussi."

"Yak, panggil aku 'Oppa', wajahku masih terlalu tampan untuk dipanggil seperti itu, Noora."

Noora mengerjapkan bola matanya beberapa kali, lalu segera mengangguk disertai senyuman manisnya.

"Em... terima kasih, Seokjin Oppa!"

"Hyung, jangan ajari Noora yang tidak-tidak. Umurmu bahkan hampir menyentuh angka 40! Noora, panggil Seokjin hyung, Grandpa," seru Jungkook dari arah belakang.

Lalu berakhirlah dengan dua maknae yang bertengkar seperti anak-anak. Lupa akan umur dan kondisi tulang tua mereka. Lihat saja, beberapa menit kemudian keduanya pasti akan mengeluh sakit pinggang.

"Noora, sini sama samchon," panggilan Jimin seraya menepuk-nepuk sofa di sampingnya.

Noora menurut, membiarkan dirinya menjadi bintang yang paling bersinar diantara teman-teman Namjoon.

Sementara itu ayahnya masih berada di dalam ruangan bersama si Pucat Min Yoongi dan beberapa staff agensi yang terkait. Ada hal penting yang harus mereka diskusikan, tentunya Seolhee ikut menemani—menepati janjinya untuk selalu memberikan jemarinya pada genggaman Namjoon.

"Aku tidak tahu kalau kau bisa bertindak sangat bodoh, Joon."

"Maaf, Hyung."

Yoongi hanya menghela napas pelan, rasanya ia benar-benar lelah. Ingin segera mengunjungi kamarnya lalu bergulung dengan selimut tebalnya. Tidur adalah obat terbaik dari semua masalah.

"Besok semuanya akan diungkap dalam tayangan itu. Kami sudah cukup bekerja keras selama ini, tinggal kau yang menuntaskanya. Nama baikmu, kami, dan keluargamu, akan kembali lagi. Aku janji."

Air mata Namjoon hampir menetes saat Yoongi menjelaskan rencananya. Pria itu memang lebih banyak bertindak daripada berbicara. Bersyukur sekali Namjoon memiliki kakak dan sahabat seperti mereka. Namjoon kira semuanya pergi meninggalkannya setelah rasa sakit yang tanpa sengaja diberikannya, tapi ternyata mereka bertahan.

Jadi inikah yang namanya keluarga?

"Terima kasih, Hyung." Namjoon mengucapkannya dengan suara paraunya, menahan air mata yang siap tumpah kapan saja.

"Berhenti berterima kasih dan meminta maaf. Semua orang pernah melakukan hal bodoh," ujar Yoongi, segera berdiri setelah tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan. "Jaga mereka dengan baik. Jangan lupa taruh undangannya di meja kerjaku. Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau lupa mengundangku."

Lalu Yoongi benar-benar pergi keluar ruangan, menyisakan Namjoon dan Seolhee dengan kedua belah pipi yang sama-sama bersemu merah. Sepertinya Namjoon tahu akhir dari kisah percintaannya.

[]

SWEET DADDY✓Where stories live. Discover now