CHAPTER 11

7K 1.3K 26
                                    


Setiap perpisahan hampir tidak ada yang menyenangkan, pasti ada perasaan tidak rela meski hanya sedikit. Hari minggu cerah ini, Namjoon memenuhi permintaan terakhir wanita baik hati yang dikenalnya beberapa tahun belakangan ini. Ditemani dengan malaikat kecilnya, Namjoon menemui Seolhee yang terduduk di salah satu bangku yang tersedia di area bermain.

Hari ini Seolhee teramat cantik menurut Namjoon. Terusan panjang berwarna merah muda begitu pas membalut tubuh rampingnya. Dulu Namjoon lebih menyukai gadis yang memakai celana jeans dan sepatu converse berwarna merah, tapi perempuan yang memakai dress ternyata lebih mampu menambah kinerja detak jantungnya.

"Hai, Seol." Namjoon menyapa terlebih dahulu, ikut tersenyum kala Seolhee menyunggingkan senyuman lebarnya. "Sudah siap untuk bersenang-senang hari ini?"

Seolhee terkekeh pelan, lalu menganggukkan kepalanya.

"Ayo, wahana pertama harus rumah hantu!" seru Seolhee bersemangat yang diikuti oleh teriakan Noora.

Namjoon menggelengkan kepalanya pelan. Seolhee dan Noora memiliki beberapa kesamaan, salah satunya sama-sama menyukai manusia berpakaian mengerikan yang berada di ruangan gelap.

Tidak ingin membuang waktu lebih banyak, ketiganya segera memasuki arena bermain. Satu hari ini harus terlewatkan dengan bahagia. Kendati sebenarnya baik Seolhee maupun Namjoon tahu, hari ini juga akan menjadi hari terburuk dalam 365 hari yang terlewat.

"Noora, lihat sini..."

Noora menoleh dari atas bebek putar yang sedang didudukinya, melihat sebuah kamera kecil yang siap memotret dirinya. Tanpa diperintah, gadis kecil itu segera memasang gaya andalan hingga sebuah suara berhasil terdengar. Seolhee telah selesai mengambil gambar putri Namjoon—sebagai kenangan indahnya.

Lalu tiba saatnya wanita itu ingin mengambil gambar pria yang disukainya. Seolhee sedikit bingung ingin mengatakannya seperti apa. Namjoon pasti enggan untuk melepas topi dan masker di wajahnya, apalagi di tempat umum seperti ini.

"Kemarikan," ucap Namjoon tiba-tiba, seraya menunjuk kamera yang berada di tangan Seolhee.

Dengan kikuk Seolhee menyerahkan kamera miliknya pada Namjoon. Laki-laki itu sempat menghela napas pelan, sebelum tiba-tiba melepaskan topi dan masker di wajahnya.

"N-Namjoon... kau tidak—"

"Ayo cepat mendekat. Kau ingin gambar orang tampan ini, kan?"

Meski ragu, Seolhee tetap menerima kesempatan yang diberikan Namjoon. Sudah lama sekali ia ingin berfoto bersama pria tinggi di sampingnya, tapi selalu tidak mampu memintanya.

Dengan tangan panjang Namjoon, keduanya mengambil beberapa potret kebersamaan untuk yang pertama dan mungkin terakhir kalinya. Sejujurnya jantung Namjoon terus berdetak tidak tenang, keringat dingin mulai menetes di pelipisnya sejak ia melepaskan penutup wajahnya. Seperti sebuah fobia, Namjoon sesekali masih terus melirik keadaan sekitarnya. Memastikan tidak ada orang yang mengenalinya.

Seakan tahu ketakutan yang dirasakan sang pria, tangan kecil Seolhee segera menggenggam jemari besar Namjoon. Tersenyum kecil lalu berkata, "Tidak apa-apa, aku ada di sini."

[]

SWEET DADDY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang