CHAPTER 9

7.1K 1.4K 22
                                    


Tujuh tahun lalu, dunia seolah meruntuhkan hidup Kim Namjoon. Jutaan manusia menuntutnya atas berita kejahatan yang tidak dilakukannya. Plagiarisme sudah hal yang cukup sulit untuk dibicarakan secara kekeluargaan, apalagi ditambah dengan kasus pelecehan seksual.

Tujuh tahun lalu, Kim Namjoon diterpa dua kabar buruk itu. Pemimpin grup jebolan Korea Selatan yang sedang mendunia langsung goyah seketika. Nama baiknya hancur diikuti dengan grup, keluarga dan kawan-kawannya yang tidak terlibat. Siapa peduli? Dunia hanya peduli kehancurannya.

Tujuh tahun lalu, Kim Namjoon memutuskan menjadi seorang pengecut setelah seluruh usaha agensi yang menaunginya gagal tanpa sebuah hasil. Para pembenci seolah telah merencanakannya jauh-jauh tahun, seluruh fakta mampu tertutup dengan manipulasi mereka. Tidak ada jalan keluar untuk Namjoon.

Kala itu Namjoon memutuskan untuk mundur dari dunia yang membesarkan namanya. Meninggalkan seluruh jeri payahnya bertahun-tahun untuk kehidupan keluarganya yang ikut bersembunyi. Berat rasanya, tapi semua dilakukannya demi orang-orang tercintanya. Teramat sakit tiap kali melihat pancaran kesedihan yang coba ditutupi dengan senyuman lebar. Lebih menyakitkan lagi ketika para penggemarnya ikut menerima kebencian.

Dulu Namjoon menerima banyak kata-kata manis seperti; "Tidak apa-apa semua akan segera baik-baik saja, jangan takut kami di sini untukmu, kami percaya padamu Namjoon!"

Setiap mengingatnya Namjoon akan tersenyum lalu berakhir menangis dalam diam. Kata-kata itu seharusnya untuk mereka. Untuk orang-orang yang mau mendukungnya, yang berusaha tersenyum lebar tapi merasa ketakutan, yang berakhir mati karena tidak kuasa terluka.

Namjoon memutuskan untuk menghilang.

"Jika aku kembali apa semua yang hilang akan kembali, Seol? Bisakah mereka membersihkan kembali hati suci yang mereka kotori? Atau bisakah mereka membawa kembali nyawa-nyawa yang terluka?"

Pertanyaan bodoh. Semua orang tahu, sesuatu yang hilang ditelan tanah tidak akan pernah bisa kembali. Kecuali jika Seolhee bisa berubah menjadi dewi kehidupan. Wanita itu tentu akan membalas setiap rasa sakit yang diterima pria di sampingnya.

"Aku sekarang sudah bahagia, Seolhee. Cukup Noora di sampingku semua sudah lebih dari cukup. Nyawaku ada bersamanya. Malaikat kecil hidupku."

Seolhee menghapus kasar air matanya yang menetes.

"Awal bulan depan, waktuku habis," ucap Seolhee dengan suara paraunya.

Namjoon mengerutkan keningnya, tidak mengerti arah pembicaraan Seolhee.

"Aku dipindah tugaskan kembali ke Korea. Aku akan menetap di sana meskipun aku tidak ingin."

Namjoon mendengarkan penjelasan Seolhee dengan baik, sekalipun dengan suara yang tersendat-sendat.

"Kau mungkin harus segera mencari penjaga Noora. Maaf. Aku tidak bisa membantumu lagi, Joon."

[]

SWEET DADDY✓Where stories live. Discover now