Part 11

4.2K 181 30
                                    

Hari demi hari, jam demi jam, menit demi menit dan detik demi detik. Sudah 3 hari Ibram meninggalkan Edel dan Ganta tanpa kabar, terakhir Ibram mengabari Edel saat Ibram dan anggotanya sudah sampe di Papua.

Rindu, satu kata yang ada di hati Edel saat ini. Dia sangat merindukan suaminya, dia belum pernah merindukan suaminya seperti ini. Dia sedikit takut, dia jadi mengingat Andre kekasihnya semasa mudanya. Tiba tiba dia merindukan Andre dan Alea.

Dia mengingat kembali saat masa masa menemani Andre dari pendidikan hingga dia menjadi tentara, dia ingat pas Andre menemuinya dirumah neneknya. Kala itu Edel tinggal bersama neneknya di Magelang. Dia ingat saat pesiar atau IB Andre selalu menemuinya. Dia juga ingat saat dia di ajak di acara pestakor, acara Makrab dan saat dia datang di Praspa Andre. Dia mengingat itu semua, tak hanya itu saat Andre pendidikan infanteri di bandung Edel pun menemani nya hingga sampe pendidikan Kostrad, mengingat hal itu membuat air mata Edel turun.

"Kita gak ada yang tau bang, sampe kapan umur kita. Tapi bang Andre jangan khawatir Edel sekarang udah bahagia bang" ucap dalam hati Edel, sambil menghapus air matanya

Edel melihat Ganta yang tertidur lelap, dia melihatnya sangat rinci. Hidungnya, bibir, alisnya sangat mirip dengan Ibram, membuatnya merindukan Ibram

"Ayah kamu ini jahat sekali sama bunda dek, masa 3 hari ini ayah kamu gak ngabarin bunda" ucap Edel sambil mengelus kepala Ganta.

"Kamu mirip sekali sama ayah. Hidung kamu, bibir kamu, dan alis kamu. Masa bunda cuma kebagian nya cuma mata kamu, culas banget sih ayah kamu dek" ucap Edel berkata kepada anaknya.

Tok.. Tok...

"Masuk" ucap Edel saat mendengar ketukan pintu kamarnya

"Maaf non, ada yang ingin bertemu" ucap seorang pembantu dirumah Edel

"Oh siapa bi?" ucap Edel langsung bangun dari tempat tidurnya

"Pak Dika dan bu Dara non" ucap pembantu itu

"Oh iya iya saya ke sana bi, oh iya nanti tolong bikinkan minuman ya bi" ucap Edel dan langsung menuju ruang tamu.

"Eh.. Ada mas Dika sama mba Dara, mari duduk mas, mba" ucap Edel mempersilahkan duduk

"Makasih mba, kita ke sini mau ngembalikan kunci mobil yang sudah bang Ibram dan mba Edel pinjamkan" ucap Dika sambil membikan kunci mobil kepada Edel

"Oh sudah mau pulang ya mas mba?" ucap Edel

"Iya mba, insyaallah besok pagi kita berangkat ke makassar" ucap Dara.

"Walah bentar doang ya" ucap Edel

"Maklum mba, pekerjaan kantor gak bisa di tinggal terlalu lama" ucap Dika

"Di maklumin mas, biasa sudah itu. Mas Ibram juga kadang begitu. Oh iya Gema sama Lifa gak ikut ke sini" ucap Edel yang tak melihat kedua anak Dika

"Tadi niatnya mau di ajak mba, tapi malah tidur. Ya sudah kami berdua saja ke sini" ucap Dara

"Ya udah nanti sore saya main ke rumah ya. Di Ganta juga baru aja tidur, biar nanti sore bisa main sama kak Gema dan kak Lifa " ucap Edel

"Kita sore ke sini lagi bisa kok mba" ucap Dika

"Halah gak usah, aku sekalian mau jalan jalan kok. Suntuk lah di rumah terus" ucap Edel

"Ya sudah mba kalau gitu kita pamit pulang dulu" ucap Dika berpamitan

"Loh gak mau makan makan dulu mas Dika, mba Dara?" ucap Edel yang langsung ikutan berdiri

"Tidak mba, tadi kebetulan sebelum ke rumah mba Edel kita mampir dulu di langganan kita. Jadi sudah makan mba" ucap Dara

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbrahamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang