Part 10

2.4K 151 20
                                    

Hallo semua.. Apa kabar ini??? Huaa... Rindu sekali sama kalian... Ada yang rindu author gak ya ?? Ekwkwkw bercanda kok...

Oh iya aku minta maaf ya baru update malam ini... Baru nemu sinyal.. Maklum lagi di perdalaman sih wkwkw... Untuk encuentro secepatnya juga akan update jadi tetep pantengin ya.. Walaupun slow update.. Aku janji bakal nyelesain cerita ini dan cerita encuentro.

Ya sudah dari pada kelamaan kalian mendengar curcolan aku.. Lebih baik langsung saja ya...

Selamat membaca
😘😘

*********

"Mama ini sakit.. ma... Sakit... Huhuhu..." ucap Gema yang makin kencang..

"Mas Dika... Mas..." teriak Dara langsung saking paniknya...

"Kenapa sih Dar... Gak tau apa di depan lagi ribut!" ucap Dika yang langsung datangi Dara.

"Ya allah, Gema..." lanjut Dika

Saat Dika melihat Gema sudah lemas karena kepalanya berdarah, darah yang lumayan banyak membuat Dika dan Dara panik. Mendengar teriakan Dika, Ibram dan Edel pun langsung masuk ke dalam. Melihat Gema, Ibram langsung mengambil kain untuk menutupi kepala Gema, dan langsung membawanya ke klinik.

"Dek, mas ke klinik dulu ya" ucap Ibram dan langsung di susul Dika

"Her, siapin mobilnya" lanjutnya

"Siap bang" ucap Herry langsung siapin mobil.

"Mba, aku mau ikut mas Dika" ucap Dara

"Tunggu di sini aja dulu mba" ucap Edel mencegah Dara

"Tapi mba..." ucap Dara terpotong karena melihat Lifa menangis. Dara pun langsung menggendongnya dan memeluknya.

Sesampai di klinik Gema langsung ditangani oleh dokter. Dika pun terduduk dan Ibram pun langsung mendekatinya

"Udah gak papa, palingan cuma di bocor aja Dik" ucap Ibram

"Bukan Gema yang bikin gue stres bang. Tapi acara abang berantakan karena keluarga gue bang" ucap Dika menunduk, dia merasa bersalah

"Hahaha... Kan emang sudah berantakan Dik. Udah santai aja lu" ucap Ibram "Eh, bentar komandan gue nelpon" lanjutnya

"Iya bang" ucap Dika

Klik

"Hallo Komandan"

"......"

"Siap Komandan, saya langsung menghadap"

Klik

"Gue harus ke rumah Dik" ucap Ibram

"Bareng sama gue bang, Gema udah selesai bang" ucap Dika

"Ya sudah, ayok Her" ucap Ibram sambil menepuk punggung Herry, dan Herry pun langsung mengikuti Ibram

"Papa sakit pa..." ucap Gema, sambil memegang kepalanya yang sedang di perban.

"Kan Gema kuat. Katanya mau jadi tentara kayak papa, jadi harus kuat" ucap Dika sambil mengelus kepala Gema, sambil menyemangati anaknya

"Bang, setelah ini saya sudah menyuruh anggota saya buat ngantar abang menghadap ke Danrem bang" ucap Herry

"Uh... Anggota lain yang di tunjuk sudah siap?" ucap Ibram dengan nada berat

"Sudah bang" ucap Herry tegap, tetapi dalam hatinya dia cukup kasian pada abang kesayangan dia..

Ibram pun hanya menatap langit diluar sana. Hari ini seharusnya menjadi hari yang indah untuknya dan keluarga kecilnya. Tetapi jika tugas sudah memanggil dia tak menolaknya.

AbrahamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang