Part 7

3.1K 213 50
                                    

Hallo semua ??? Apa kabar ??? Apakah masih ingat cerita ini???

Sorry banget.. Akhir akhir ini malas banget buat nulis.. Kadang pas lagi giat nulis, idenya gak ada.. Jadinya gak ke tulis tulis deh 😁😁

Aku aja authornya sampe lupa part sebelumnya gimana hahahahaha... Tapi sekarang inget kok.. Doain semoga gak males sama nulis lagi 😁😁😁

Langsung aja ya...

Selamat membaca
💓💓💓

Ibram POV

Ibram menunggu Edel di depan ruang operasi..

1 jam...

2 jam...

3 jam...

Sampai akhirnya lampu operasi yang awalnya berwarna merah berganti menjadi hijau, tanda operasi sudah selesai.

"Maaf suami bu Edel?" ucap seorang suster yang keluar dari ruang operasi

"Saya sus" ucap Ibram langsung berdiri dari kursinya. Dan langsung mengikuti suster ke dalam ruang operasi.

Setelah memasuki ruang operasi dan menggunakan baju yang sudah di sediakan. Ibram pun mendekati Edel dan dokter di sana.

"Selamat pak, Ibu dan Anak selamat semuanya. Tetapi sang anak masih harus di inkubator pak. Karena lahir prematur" ucap sang dokter.

"Baik dok, terimakasih. Apa saya boleh temui istri saya?" ucap Ibram

"Silahkan pak, tetapi istri bapak masih belum siuman. Karena masih dalam pengaruh obat bius pak" ucap dokter itu lagi.

Ibram pun mendekati Edel, dia ingat betul waktu Edel pernah berucap. Jika dia ingin melahirkan secara normal, tetapi tuhan berkehendak lain. Dia harus melakukan operasi cesar. Ibram hanya menggenggam tangan Edel, sambil mendoakan Edel agar cepat sadar.

"Permisi pak, maaf mengganggu" ucap suster yang baru saja datang.

"Iya sus" ucap Ibram sambil menghapus air matanya.

"Adek bayinya sudah di bersihkan pak, jadi silahkan jika ingin mengadzani pak. Bisa di ruang inkubator" ucap suster itu. Dan Ibram pun mengikuti suster ke ruang inkubator .

Sesampai di sana, Ibram tak bisa mengadzani sang anaknya, dengan menggendongnya. Karena keadaan anaknya sangat lemah. Dan dengan terpaksa Ibram pun mengadzani anaknya di tempat inkubator.

"Laaillaahailallaah....." akhir adzan Ibram sambil meneteskan air matanya...

"Terima kasih Tuhan, engkau memberikan kepercayaan kepada hamba ya Allah" ucap dalam hati Ibram sambil melihat muka kecil jagoannya..

"Nak.." ucap sang ayah sambil menepuk pundak Ibram

"Iya Pa..." ucap Ibram sambil menghapus air matanya..

"Edel sudah sadar nak.. Jagoan cucu papa, biar papa yang jaga" ucap sang ayah.

"Terima kasih pa, Ibram titip Ganta dulu" ucap Ibram dan menatap muka anaknya, Ibram pun langsung berpamitan ke anaknya untuk menemui Edel

Edel POV

"Apa yang terjadi, bagaimana aku bisa di sini?" itu yang selalu Edel katakan di dalam hatinya...

"Perut ku? Kenapa datar?? Apa yang terjadi ya Allah" ucapnya lagi sambil memegang perutnya...

Tak lama Edel pun menangis... Dia takut jika terjadi sesuatu pada janin nya...

AbrahamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang