Bagian Duabelas: Awalan?

Start from the beginning
                                    

    "Kau benar, apa dia bertengkar dengan guru matematika itu? " tanya Dahyun.

    Sinb mengangguk pelan. "Lebih dari sekedar bertengkar, aku jadi merasa bersalah."

    "Oh tenang saja Sin, jadi apa mereka membatalkan pertunangan itu?" tanya Dahyun lagi.

    Sementara Dahyun dan Sinb sedang bergosip ria,  Umji masih berada mode berfikir.

     Kenapa Yoongi terlihat sedih?  Bagaimana kehidupan Yoongi nanti?  Dan bagaimana dengan janji Umji kepada nyonya Min?

    Apa ayahnya benar-benar akan membatalkan pertunangan itu?  Tapi kenapa sekarang Umji tidak mau pertunangan itu di batalkan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

    "Halo ayah?" Umji sudah mencoba menghubungi ayahnya sedari tadi tapi baru di angkat sekarang.

    "Ada apa nak?  Apa ada masalah dirumah?" tanya tuan Kim.

    "Aku mau bertanya tentang pertunanganku?" ucap Umji.

    "Ayah belum sempat bertemu dengan tuan Min, tapi nanti pasti ayah ...."

    "Tidak ayah! lupakan hal itu aku sudah baik-baik saja sekarang!" Umji memotong ucapan tuan Kim.

    "Begitukah?" Tuan Kim agak ragu. "Kau tidak di ancam atau bagaimana kan?"

    "Tidak ayah, aku baik-baik saja!" balas Umji.

    "Baguslah kalau begitu, Yoongi adalah pria yang baik, Ayah yakin dia cocok untuk mu!"

    "Iya ayah, baiklah kalau begitu,  maaf aku mengganggu pekerjaan Ayah," ucap Umji.

    "Tak apa,  baik-baiklah di rumah,  jika ada apa-apa langsung hubungi ayah!" balas Tuan kim.

    "Baik ayah sampai jumpa."

    "Sampai jumpa."

    Entah kenapa Umji merasa lega setelah memberitahu Ayahnya.

    Apa mungkin ini bisa menjadi awal untuknya?

.
.
.
.
.

    "Untuk mu."

    Umji menatap Yoongi bingung, tiba-tiba saja pria itu datang ke rumahnya sambil membawakan Umji makanan.

     "Terimakasih pak guru, silahkan masuk."

    Umji menaruh makanan yang Yoongi bawa ke atas meja makan.

    "Pak guru, anda ingin minum apa?" tanya Umji.

    "Tidak perlu," balas Yoongi.

    "Duduk saja dulu."

    Jadi mereka berdua berada diruang makan, Yoongi terus memperhatikan gerak-gerik Umji dan membuat Umji tidak nyaman.

    "Hei bocah," panggi Yoongi.

    "Aku punya nama!  Jangan panggil aku dengan bocah-bocah terus!" balas Umji sambil melirik sinis pada Yoongi.

    "Panggilan bocah cocok untukmu," balas Yoongi. "Kau juga terus memanggilku pak guru, jadi tidak usah protes!"

     "Kau kan memang pak guru!" ucap Umji. "Jika tidak aku panggil pak guru lalu aku harus memanggil namamu begitu? Bukankah itu tidak sopan?"

    "Kalau begitu panggil aku Kak Yoongi."

    "Apa!" Umji hampir saja menjatuhkan gelas yang dia pegang.

    "Kenapa? Bukankah memang seperti itu seharusnya?" balas Yoongi.

     "Terdengar menjijikan!" ucap Umji. "Oh iya bagaimana kalau kak Suga saja, aku dengar kau dipanggil begitu oleh semua temanmu."

    "Terserah kau saja," balas Yoongi.

    "Baiklah kak Suga," goda Umji.

    "Berisik!"

    Umji hanya tertawa menanggapi omelan Yoongi.

    "Hei tadi kau mendapat nilai 9 di dalam pelajaranku, apa ada yang tidak kau pahami? " tanya Yoongi.

    "Ah! Benar ada soal yang sama sekali tidak bisa aku kerjakan! aku tidak tahu jawaban sebenarnya dari soal yang salah aku kerjakan itu," ucap Umji mengingat soal yang tadi hampir membuatnya frustasi.

    "Besok pulang sekolah tunggu aku ditikungan tempat tadi kau turun,  aku akan mengajarimu sehabis pulang sekolah," ucap Yoongi.

    "Benarkah?  Kau sungguh baik pak guru!"

    Yoongi melirik Umji tidak suka, padahal baru tadi tapi dia sudah memanggil Yoongi dengan sebutan pak guru.

    "Kak Suga maksudku!" lanjut Umji sambil terkekeh karena melihat wajak kesal Yoongi.

.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Abis ini menye-menye semua
Siapkan kantong plastik pas lagi baca ini
Antisipasi siapa tau kalian mual 😂😂😂😂

   

Fake Love [KYN-MYG]✔Where stories live. Discover now