Saat sinar matamu menunjukan
bahwa kau sedang kelelahan
Dengan gesitnya kau lengkungkan bibirmu
membentuk sebuah senyumanSaat bening air matamu mulai menetes
Membasahi kornea
dan mengalir menyusuri pipi
Dengan cepatnya kau seka
agar aku tak melihatnyaIbu..
Ku dengar kau selalu menyebut namaku dalam setiap untaian do'amu
Yang kau panjatkan pada ilahi di siang dan malam hariKau ulurkan tanganmu ketika aku terjatuh
mendekapku ketika aku takut
membenarkan aku ketika aku salah
menuntunku ketika aku kehilangan arah
menasehatiku ketika aku keliruOh ibu...
Bagimu aku lebih dari permata biru
Bagimu aku lebih dari butiran mutiara yang berharga
kau menjaga dan merawatku dengan tulus
selembut emas
semurni kapasEngkau bahagia saat melihatku tertawa
Engkau senang saat melihatku baik baik sajasungguh
Tak bisa ku bayar kasih sayangmu padaku
Tak bisa ku ganti waktumu yang telah berlalu karena sibuk merawatku
Tak bisa ku balas besarnya jasamu atas hidupku...Bahkan walaupun dengan setumpuk perak
segunung emas
sesamudera permata dan berlian
tetap kasihmu takkan pernah terbalaskan..
YOU ARE READING
Goresan pena yang terketik
PoetryPuisi?sebenarnya Author mulai suka membuat puisi dari sejak kelas 5 sd-sampai sekarang,waktu itu masih zaman nulis di buku, sampai sekarang buku itu pun masih ada.Dan ini untuk pertama kalinya saya mempublikasikan puisi yang saya buat. puisi yang sa...