"Jadi kau mau melakukan adegan itu sekarang?" Seringainya oh god! Adakah pisau di sini? Aku harus menusuk perutnya.
"TIDAK! Aku hanya ingin memuntahi mu sekarang!" Dia benar-benar menyebalkan. "Sebegitunya kau ingin bercumbu denganku tuan Uchiha? Apa selama ini kau tertarik padaku?"
"Apa aku tidak salah dengar? aku?" Jarinya menunjuk tapat di depan wajahnya. "Atas hal apa kau bisa berpikiran seperti itu?" Selidiknya mengintrogasi. Tangannya melipat di depan dada dan mecondongkan badannya kearahku. "Atau Jangan-jangan justru kau yang tertarik dan kau ingin memastikan perasaanku pada mu?" Tuduhnya dengan tampang wajah meremehkan.
Belum aku membalas dia menyela. Wajahnya semakin mendekat tepat di hadapanku tingginya yang melebihiku sedikit mengintimidasiku sebenarnya. Otomatis aku menjauhkan wajahku mundur kebelakang.
"Atau kau memang ingin menjadi jalangnya 'pria' mu itu.” Tudunya. “Bahkan kemarin kau dengan senang hati menerima perlakuannya kau ingat? Padahal kau tau sendiri sikap bajingannya dan sekarang kau menolak adegan yang harus kau perankan. Kau suda menyetujui kontraknya Haruno! Jangan bersikap seolah kau wanita suci yang tidak ingin di jamah. Kau adalah aktris! peran yang kau terima itu adalah kewajiban mu sebagai aktris bersikaplah professional!" Ucapnya dingin membentakku tiba-tiba.
Aku terperanjat mendengar kata-katanya. Semua perkataanya memang benar dan menamparku dengan sangat kencang. Dalam diam aku dan Uchiha itu hanya saling menatap bedanya dia menatap dingin dan aku menatapnya kaku karena omongannya. Sial aku tidak bisa membalas kalimatnya.
Untuk kesekian kalinya Kakashi menyuruhku berhenti berdebat dan segera bersiap. Uchiha pergi ke posisinya ketika aku masih diam memikirkan apa yang dia katakan.
"Haruno sedang apa kau? Cepat di posisimu. Ingat durasi." Panggil Jiraiya dengan pengeras suaranya menyadarkanku. Dia benar aku harus bersikap professional.
Adegan di lanjutkan dan aku berusaha menjadi profesional. Akan aku buktikan kepada si Uchiha itu! Semua artis mendalami pekerjaanya masing-masing. Saking mendalaminya ketika adegan perdebatan antara Utakata dan Uchiha terasa nyata, mereka saling memaki seolah satu sama lain memang pantas untuk dimaki. Rasanya aku ingin ikut memaki mereka.
Tepat jam 8 malam syuting di hentikan dan akan di lanjutkan lusa. Istirahat sejenak di waktu yang padat. Sepertinya aku harus membuat daftar kegiatan untuk acara malam ini. Pergi ke club bersama ino? Berbelanja dengan Hinata? Bermain games dengan Naruto? Atau Menonton film semalaman? aku harus mencari kegiatan yang bagus. By the way rasanya malam ini terlalu dingin berarti kegiatan diluar harus diblacklist. Sepertinya bermain games dengan Naruto bukan pilihan buruk. Sudah lama aku tidak bertemu dengan makhluk kuning itu.
Rencana tinggal rencana kegiatanku tersumbat gara-gara makhluk sialan ini. Utakata dengan kukuh mengajak ku bicara empat mata dia menarikku ke tempat yang lebih sepi. Tanpa sepengetahuannya aku mengirim pesan meminta pertolongan Uchiha dengan mempertaruhkan harga diriku. Sesuai harapan dia datang namun hanya memperhatikan kami dari jauh. Dengan hati-hati aku menyalakan perekam suara di handphoneku.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku setenang mungkin.
"Jadi bagaimana dengan jawaban mu?" Apa maksudnya?
"Jawaban apa?" Tanyaku bingung. Utakata menatapku intens tanganya menyentuh kepalaku membelai sayang.
"Jawaban permintaanku untuk memulai kembali kisah kita?" Oh ini ternyata. Kuberikan senyuman semanis mungkin untuknya. Utakata ikut tersenyum melihat senyumanku. Seketika aku teringat rencana si Uchiha.
"Aku tidak tahu. Bagaimana jika kau berikan aku waktu sampai besok. Kita bertemu di Club, bagaimana?" pintaku. seketika raut wajahnya terlihat kaku.
"Maafkan aku Sakura aku tidak bisa menunggumu lebih lama lagi." Tanganya masih membelai kepalaku. Rasanya ingin kutepis tangannya dari kepalaku.
"Berikan aku waktu sampai besok dan kau akan tau jawabannya, tapi jika kau memaksaku tidak apa. Berarti jawabanku tidak untuk sekarang." Ucapku sambil berlalu meninggalkannya. Belum aku melangkah jauh Utakata menarik tanganku dan menggiringku ke tempat semula.
"Beri aku waktu dan kita bertemu di club." Finalku secara tegas.
"Bukan begitu." Nadanya begitu memelas. Pria yang ada maunya pasti bertingkah seperti ini.
"Besok aku tidak bisa pergi. Ibuku sedang di rawat sekarang dan besok aku harus menjenguknya." Aku tau dia pasti berdusta. Tapi entahlah bagaimana jika dia berkata jujur. Hey ingatlah nona, bajingan itu sering menipu mu! isi kepalaku berdebat.
"Sesudah menjenguk ibu mu bisakan?" tanyaku.
"Aku menjenguk dan menjaganya seharian. Kau ingin aku menjadi anak durhaka?"
"Kalo begitu aku ikut menjaga ibu mu juga, bagaimana?" Lihat raut wajahnya sekarang. Dia seperti orang yang kehabisan ide.
"Bagaimana lusa? Lusa kita bisa bertemu di lokasi syuting." Ada apa dengan hari esoknya? Membuatku penasaran.
"Bagaimana nanti saja." Ucapku malas.
“Please lusa.” Mintanya sambil mengenggam tanganku dengan raut wajah putus asa. Hell!
“Baiklah, lusa sepulang syuting di club.” Ucapku langsung mengirim kode dengan mimik wajahku meminta Uchiha agar menghampiri.
"Sepertinya ada obrolan hangat?" Tanya Uchiha sambil mendekat. Rahang Utakata mengeras.
"Bukan urusan mu Uchiha." Jelasnya dengan nada dingin. "Kita bicara lagi nanti. Aku harap dipembicaraan selanjutnya kau memberikan jawaban yang pasti untuk ku." Sebelum pergi Utakata mengecup pipiku dan menatap tajam Uchiha seolah menantang bertarung.
"Jadi apa yang dia bicarakan." Tanya Uchiha bernada lebih dingin dari yang biasanya. Matanya menatapku seolah terpancar kebencian yang mendalam membuatku mematung menatapnya. Entah kenapa di benakku tersirat perasaan takut berhadapan denganya. Kenapa dia semenyeramkan itu jika berhubungan dengan Utakata?
TBC
Hallo semuanya. Script back! Hayo siapa yang lama nunggu? Akhirnya aku dan laptopku kembali bersama. Script bisa update kembali.
Uhhh cerita usang yang kembali hadir ini mudah-mudahan masih bisa menghibur kalian-kalian.
Oh iya tetap baca karyaku yang lain ya dan berikan suara-suaramu.
Terus tunggu kelanjutannya guys. Aku harap kalian tidak menunggu sampai di sini.
Jaa ne~ 😉😘
DU LIEST GERADE
Script
FanfictionSejak awal mereka memang tidak akur. pekerjaan dan drama hiduplah yang mendekatkan mereka. cerita ber-rate M karena bahasa tapi saya me-warn kalian bahwa saya tidak menyediakan lemon tea ok ;) Hallo semuanya cerita ini akhirnya saya publikasikan lag...
Chapter 3
Beginne am Anfang
