"Kau tau, itu kalimat terpanjang yang aku dengar dari mulutmu. Ternyata kau bisa berbicara sepanjang itu." Ucapku seolah menemukan keajaiban. Kesal dengan tanggapanku si sialan itu malah menepuk jidatku kencang.
"Aw sakit sialan!"
"Kau dengar apa yang aku katakan tadi? Jangan bilang otak mu tumpul hanya dengan mendengar kalimat sepanjang itu." Ejeknya.
"Aku mendengarnya sialan!" Inginku balas memukul kepalanya sekeras dia memukulku barusan tapi teguran berkalimat sialan mengintrupsiku.
"Hey, pasangan mesra disana. Cepat segera bersiap kita akan mulai lagi." Ucap Kakasih dengan pengeras suara.
"Biarkan saja mereka mengobrol Kakashi. Mungkin mereka sedang berdiskusi harus sepanas apa adegan mereka nanti." Ucap Jiraiya di sebelahnya menggunakan pengeras suara seperti Kakashi, seolah mereka mengobrol dengan jarak yang begitu jauh.
"Mungkin lebih baik hari ini kita buat adegan 'itu' tuan Jiraiya?" Tanya Kakashi.
"Lebih cepat lebih baik aku bisa merasakan chemistry diantara mereka." Jawab Jiraiya penuh antusias. Semua crew tertawa melihatnya. Mereka tua bangka konyol! Mengobrol menggunakan pengeras suara dengan jarak sedekat itu. Mereka memang sengaja mencari perhatian seluruh crew dan membuatku malu. Aku menatap mereka kesal.
"Bagaimana tuan Uchiha kau sudah siap? Buat nona Haruno kepayahan dengan aksi mu!" Ucap Jiraiya penuh semangat. Benar-benar tua bangka sialan!
"Aku siap setiap saat." Ucap si berengsek Uchiha dengan santai wajahnya menatap ku dengan tatapan mengejek.
"Nona Haruno kau harus pasrah di setiap tindakan tuan Uchiha." Ucapan Kakasih semakin membuatku kesal dan malu.
"Jangan bercanda tuan Jiraiya, tuan Kakashi. Bukankah tidak ada adegan sialan itu hari ini. Jika kalian memaksa aku akan pergi sekarang." Ancamku dengan nada suara riang.
"Silahkan jika kau ingin pulang nona Haruno. Tapi ingat kau sudah menerima kontrakmu dan kau tau sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya jika kau macam-macam." Ucap Kakasih bernada ancaman. Aku merasa membatu sekarang. Sialll! Ancamanku sudah tidak berfungsi!
"Kau pilih mana Haruno?" Tanya Uchiha seolah mengejek keadaanku. Entah berapa kali aku mengumpat kata sial hari ini. Sialan! Aku di serang.
Ha! Seolah ada lampu terang di kepalaku segera kuambil smartphone di sakuku dan kucari kontak nama dengan teliti, ketemu! Tanpa basa basi aku telpon kontak yang kucari barusan. Menunggu sambungan terhubung lalu.
"Hallo ibu, apa kau sibuk?" Ucapku keras dan riang jangan lupakan mataku menatap tajam Jiraiya. Seketika Jiraiya tersentak.
"Ya sekarang kita lanjutkan adegan selanjutnya dengan tertib. Ayo semua kembali ke posisi masing-masing. Sakura kau tidak perlu cemas haha." See? Jiraiya tidak akan berkutik jika berhubungan dengan ibuku Tsunade.
"Sakura ada apa sayang? Ibu sebentar lagi ada oprasi." Jawab sambungan di sebrang sana. Ah aku lupa ibu sedang bertugas di rumah sakit.
"Ah tidak ibu. Hanya ingin menanyakn kabar ibu saja. Sepertinya ibu sibuk sampai nanti bu." Sambungan kumatikan dengan senyuman kemenangan.
"Kau tidak professional." Ucap Uchiha. Matanya menatap dengan pandangan menghakimi.
"Lalu membiarkan fantasi gila mereka berkembang dan terpuaskan, begitu? Akulah yang menjadi korbannya bung! Oh god aku tidak ingin seujung kukupun kau sentuh." Protesku.
"Bersikaplah seperti sifat jalang mu Haruno. Bukan kah kita pernah berciuman di iklan lalu, atau kau masih malu untuk mengulangnya lagi?"
"Jika kau ingin aku muntahi tepat di wajahmu lagi, akan aku lakukan sekarang." Tantangku. Haha puas rasanya mengingat betapa kotornya Uchiha terkena muntahanku. Kebetulan saja saat syuting itu aku sedang masuk angin.
YOU ARE READING
Script
FanfictionSejak awal mereka memang tidak akur. pekerjaan dan drama hiduplah yang mendekatkan mereka. cerita ber-rate M karena bahasa tapi saya me-warn kalian bahwa saya tidak menyediakan lemon tea ok ;) Hallo semuanya cerita ini akhirnya saya publikasikan lag...
Chapter 3
Start from the beginning
