50. Kebohongan Silver 1

4.3K 286 7
                                    

50.

Setelah Ethan berhasil meninggalkan Evan dan Charles di parkiran tanpa suara, Ethan langsung berlari menghambur ke dalam gedung aparteman lagi. Masuk ke dalam lift yang kebetulan pintunya baru saja terbuka dengan sangat tergesa tanpa perduli kalau tubuhnya sempat menabrak beberapa orang yang akan keluar dari dalam lift.

Sungguh, Ethan sudah tidak perduli lagi akan sekeliling dan sekitarnya. Bahkan, juga tak perduli dengan pandangan sinis dan risih orang-orang yang sempat dia tabrak tadi. Karena pikirannya saat ini hanyalah, secepatnya dia tiba di lantai yang dia tuju. Sesuai dengan angka tombol yang baru saja dia tekan, lantai dua puluh delapan.

Masih dengan tak kalah tergesa, Ethan keluar dari dalam lift di lantai tujuan. Menyusuri lorong untuk mencari unit aparteman yang dia tuju. Hingga akhirnya, langkah Ethan terhenti tepat di depan sebuah pintu apartemen berwarna abu-abu dengan nomor 2887 yang tertera di pintu itu sendiri.

Dengan nafas memburu sisa berlarian tadi, Ethan menelan ludah guna membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Entah itu karena kegugupannya, atau karena sisa berlarian tadi. Yang jelas, tangan Ethan gemetar hebat saat terulur untuk mengetuk pintu. Dengan degup jantung yang bertalu-talu, berdebar luar biasa.

Empat bulan Ethan mencari Silver seperti orang gila. Namun nyatanya, Silver berada tak jauh darinya. Di gedung apartemen yang hanya berjarak ratusan meter dari kantornya sendiri.

Hanya saja, Ethan terlalu bodoh untuk menyadari keberadaannya selama ini.

Nafas Ethan seolah berhenti untuk beberapa saat ketika pintu dihadapannya akhirnya terbuka, setelah Ethan mengetuknya untuk ke sekian kali.

Tanpa sadar, air mata jatuh begitu saja dari sudut mata Ethan saat matanya melihat dengan jelas, wanita yang selama ini dia cari, dan dia rindukan setengah mati hingga hampir gila, kini berada di balik pintu yang baru saja terbuka. Tepat di hadapannya.

Terlebih, wanita itu—Silver, langsung mengulaskan senyuman hangat yang selama ini Ethan rindukan. "Kamu sudah pulang, Va—" kalimat Silver menggantung tak selesai, saat mata mereka bertemu dan terkunci.

Senyuman hangat yang tadi sempat dia ulaskan mendadak sirna, berganti dengan wajah tegang dan pucat pasti. Tentunya, dengan keterkejutan yang tergambar jelas di raut wajah dan sorot matanya. Tak bisa disembunyikan.

Air mata Ethan tumpah tanpa bisa ditahan kali ini, seiring dengan rasa sesak yang hampir membuatnya sulit bernafas manakala manatanya melihat dengan jelas bagaimana besarnya perut Silver saat ini. "Aku hampir gila mencari kamu, Silver." Keluhnya, lirih sekali. Sudah hampir serupa bisikan. Dan diucapkan dengan tersenggal dan suara bergetar hebat. Bukti kalau saat ini Ethan sedang menahan mati-matian segala emosi dalam dadanya.

Kesal, marah, sedih, dan juga bahagia bercampur menjadi satu.

Silver buru-buru membuang wajahnya ke arah lain, untuk memutus kontak mata mereka setelah Ethan angkat bicara. "Pergilah," hanya itu yang Silver ucapkan. Sebelum akhirnya kembali akan menutup pintu.

Namun, Ethan sama sekali tidak membiarkannya, dengan cepat Ethan sudah terlebih dahulu menahan pintu tersebut ditutup menggunakan tangannya.

Tentunya, apa yang Ethan lakukan mampu membuat Silver terlonjak kaget. Terlebih, kini Ethan sudah mendorong lumayan keras pintu itu hingga membuatnya terbuka lebih lebar, untuk memberikan akses masuk untuknya

Tanpa menunggu Silver tersadar dari ketekejutannya, Ethan langsung memeluk Silver begitu saja sesaat setelah dia masuk. Merengkuhnya dengan erat, "Aku rindu kamu, Silver." Bisiknya, lirih sekali. Dengan suara parau dan serak. "Demi Tuhan, jangan pernah lakukan ini lagi padaku. Jangan tinggalkan aku. Sungguh, aku tidak tau bagaimana nantinya aku bisa hidup tanpa kamu." Seraknya lagi, dengan air mata yang kian deras jatuh membasahi pipi.

Lies Over Lies✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang