19. Rasa Bersalah 2 (18++)

3.3K 186 5
                                    

19.

Pintu kamar tamu yang di tempati Silver selama ini sedikit terbuka. Mungkin hanya dibuka dengan jarak satu jengkal saja oleh Silver sendiri.

"Evan?" dengan wajah bingung, Silver menyapa dengan ragu.

Sedangkan Ethan, sang pelaku pengetuk pintu, justru hanya bisa diam. Dengan mata yang kini tertuju pada tubuh mulus Silver yang hanya mengenakan sebuah handuk yang melilit tubuhnya sebatas dada sampai paha. Menatapnya dengan tatapan penuh gairah.

Iya, Silver sebelumnya sedang mandi. Namun, dia harus menghentikan kegiatan mandinya saat mendengar gedoran pintu tak berperasaan yang sedari tadi mengganggunya. Tentunya, itu adalah ulan Ethan.

"Van? Ada apa?"

Ethan masih diam. Dia masih terpesona saat melihat keadaan Silver saat ini di balik pintu. Biarpun celah pintu yang dibuka tidak banyak. Namun, cukup jelas untuk melihat keadaan Silver sekarang. Rambutnya masih basah, dan tubuhnya pun sama. Membuat kulit pucat namun mulus tanpa cela itu berkilat sangat seksi di bawah cahaya lampu kamar dalam keadaan basah.

Sehingga, mampu membuat desiran darah Ethan kembali bergelora. Lantaran gairahnya kembali menyapa, menuntut Ethan melepas dahaga yang selama ini dia tahan.

Silver sedikit bergeser ke balik pintu untuk menutupi tubuhnya yang hanya dibalut handuk dari dada hingga pangkal paha.

"A-ada apa Van?" lagi, Silver mengulang pertanyaannya dengan sedikit gagap kali ini, setelah mendapati Ethan justru hanya diam, dan terus memandanginya dengan pandangan seperti itu. Mirip seperti binatang buas yang sedang kelaparan. Dan baru saja menemukan mangsa, santapan lezat.

Pandangan Ethan yang sedari tadi tertuju ke tubuh Silver kini beralih ke wajahnya. "Tidak ada, hanya ingin melihatmu saja." sahut Ethan, dengan suara yang sudah serak dan berat.

"Aku kira ada apa tengah malam begini mencari aku." kata Silver ragu, nyaris kikuk lantaran Ethan masih saja menatap lekat wajahnya. "Kamu mabuk?" tanya Silver tiba-tiba. Saat hidungnya mencium bau alkohol dari nafas Ethan.

"Tidak, aku masih sadar karena aku minum tidak banyak." Ethan menjawab cepat. "Bisa aku masuk?"

"Se—karang?" Silver nampak terkejut.

Ethan mendorong pintu kamar begitu saja tanpa menunggu Silver mempersilahkannya. Membuat Silver spontan mundur dan bersembunyi di balik pintu saat Ethan masuk.

"Kenapa?" Ethan memiringkan kepalanya saat bertanya. Ketika melihat Silver terus bersembunyi di belakang pintu.

"Bisa lain kali saja kita bicara?" tanya Silver ragu. "Atau, kalau memang penting, mungkin kamu bisa menungguku sebentar di luar? memberiku waktu untuk berpakaian. Saat ini aku sedang tidak siap karena baru selesai mandi." jawab Silver apa adanya, dengan tangan yang memegang erat handuk di dadanya, seolah takut jika handuk itu jatuh, merosot meninggalkan tubuhnya dalam keadaan telanjang.

"Aku akan menunggu kamu berpakaian disini."

"Tidak!" tanpa pikir panjang, Silver langsung menolak cepat.

Ethan malah berjalan mendekati Silver, dan dengan gerakan cepat yang tidak terduga, Ethan menyingkirkan daun pintu yang menutup setengah tubuh Silver. Membuat Silver sampai berjengit kaget di tempatnya, "Memang kenapa? Toh cepat atau lambat aku akan melihatnya." jawab Ethan, dan dengan santainya menutup pintu.

"Evan jang—"

"Sstttt..." Ethan buru-buru menaruh telunjuknya di atas bibir Silver. Juga, menghimpit tubuh Silver untuk mengikis jarak di antara mereka. Sehingga membuat Silver tak bisa bergerak karena tembok di belakang tubuhnya.

Lies Over Lies✓ (REVISI)Where stories live. Discover now