15. Wanita menyebalkan 2

4.9K 284 6
                                    

15.

"Evan!" panggil Silver di kejauhan, saat Ethan sedang berada di kebun anggur. Silver nampak berlari untuk menghampiri Ethan yang masih diam tak beranjak dari tempatnya. Silver membungkuk dengan kedua tangan di atas kedua lututnya, guna mengatur nafasnya yang terengah karena habis berlari tadi.

"Kenapa juga kamu harus berlari?" tanya Ethan dengan satu alis terangkat, dengan gelengan kepala karena heran.

"Mengejarmu." sahut Silver apa adanya, dengan nafas masih tersenggal.

"Ada apa mengejarku? Toh, aku tidak kemana-mana."

"Justru itu, kenapa hari ini kamu tidak berangkat ke kantor tapi malah disini?" Silver kembali menegakkan tubuhnya saat nafasnya sudah mulai teratur.

"Memang ada yang salah kalau aku disini?" tanya Ethan heran.

"Bukan begitu," Silver buru-buru menggeleng, "maksudku kenapa kamu tidak bekerja hari ini?"

"Ini pun aku sedang bekerja." jawab Ethan apa adanya.

"Tapi.." Silver mengerjap polos, "Yang aku lihat kamu tidak sedang melakukan apapun apalagi bekerja. Kamu sedari tadi hanya diam."

Ethan memutar bola matanya malas, karena ternyata, Silver itu wanita yang cerewet sekali. "Aku sedang melihat langsung hasil panen kali ini. Apakah kualitasnya bagus atau tidak, karena kualitas anggur yang dipanen akan mempengaruhi harga jual di pasar, dan juga hasil kalau dibuat wine."

"Oh...." Silver menganggukan kepalanya. "Tanpa melakukan sesuatu?" tanya Silver lagi, ternyata dia belum puas mendapatkan jawaban dari Ethan.

"Kamu ini berisik sekali, sudah kembali sana dan jangan menggangguku!" decih Ethan risih.

"Tapi aku ingin menemanimu berkeliling..." lirih Silver dengan wajah kecewa.

"Baiklah, baiklah. Tapi tutup mulutmu jika ingin menemaniku. Karena suara bisingmu itu amat sangat menggangguku."

Silver mengangguk mengerti. "Baiklah, aku akan menutup mulutku jika itu kemauan kamu. Kapan aku harus diam?"

Ethan melirik Silver dengan tatapan kesal tanpa menjawab pertanyaannya.

Silver menundukan wajahnya. "Baiklah, aku diam sekarang." cicitnya ketakutan.

***

Hari sudah petang saat Ethan baru setengah jalan menyusuri kebun anggur dengan berjalan kaki. Perutnya sudah merasa lapar karena memang dia melewati jam makan siangnya lantaran tadi dia sudah cukup kenyang memakan banyak buah anggur sepanjang jalan. Dan kini, perutnya terasa berontak dan berteriak ingin diisi.

Sebenarnya, dia malas jika harus kembali ke rumah, terlebih di jam seperti ini. Evan terutama Silver pasti ada dirumah. Namun, mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi resikonya saat memutuskan untuk ikut bersama Evan kembali ke rumah.

Ethan membuka pintu belakang rumah yang berarti langsung masuk dari dapur. Dapur sudah sepi, namun di atas meja sudah tersedia makanan untuk makan malam. Ethan mengurungkan niatnya untuk melangkah masuk mendekati meja makan saat dia melihat Silver berjalan tak jauh dari ruang makan dengan hanya mengenakan sehelai gaun tidur putih dan.. tipis?

Bahkan Ethan bisa menebak dengan cepat jika Silver tidak mengenakan bra saat itu. Itu terlihat jelas saat payudaranya berayun di setiap Silver melangkah. Dan hanya melihatnya seperti itu, sudah membuat Ethan seperti kepanasan oleh gairahnya sendiri.

Ingin rasanya dia menarik tubuh itu kedalam pelukannya, menciumi setiap inci lekuk tubuhnya. Dan menempatkan dua payudara itu diremasan tangannya.

"Ah, sial!" umpat Ethan lirih. Kesal bukan main. Masalahnya, bagaimanapun dia itu pria dewasa. Dan pria dewasa mana yang tidak bereaksi saat melihat pemandangan sensual macam itu?

Lies Over Lies✓ (REVISI)Where stories live. Discover now