39. Nama mu 1

6.3K 283 10
                                    

39.

"Tunggu disini," pinta Silver, "aku mau mengambil kotak obat untuk membantu kamu mengobati lukanya."

Kali ini Ethan menurut tanpa ada bantahan, terduduk di sofa ruang keluarga setelah mereka sampai di rumah. Mereka pulang begitu saja di antar sopir yang membawa mereka tadi ke pesta. Meninggalkan Evan yang masih ada di sana tanpa pemberitahuan lagi. Dan setelah sopir mengantar mereka, sopir pun kembali ke acara pesta untuk menunggu Evan pulang.

Silver yang sebelumnya meninggalkan Ethan sebentar akhirnya kembali dengan kotak p3k di tangannya. "Aku bantu buka pakaian kamu." kata Silver. Tanpa menunggu persetujuan dari Ethan. Silver sudah membuka kancing Tuxedo hitam yang Ethan kenakan dengan perlahan. Lantaran Ethan mengeluarkan ringisan saat bahunya harus digerakkan. Akan tetapi, Ethan sama sekali tidak menolak bantuan dari Silver. Dan setelah tuxedo Ethan dibuka, kemeja putih yang Ethan kenakan terlihat sudah dipenuhi darah dibagian bahu kirinya.

Silver lantas duduk tepat dihadapan Ethan. Namun, tangan Silver sedikit bergetar saat mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang masih Ethan pakai. Entah itu karena dia melihat darah, atau karena dia harus membuka pakaian Ethan hingga membuat Ethan kini harus bertelanjang dada dihadapannya.

"Kamu yakin tidak mau aku antar ke rumah sakit?" Silver kembali bertanya dalam ringisan, setelah dia bisa menguasai diri saat melihat dengan jelas ada luka sobek di bahu kiri Ethan. Sebenarnya tidak begitu dalam, namun mengeluarka darah yang lumayan banyak.

"Tidak," jawab Ethan cepat. diiringi gelengan kepala.

"Astaga!" Silver memekik tertahan saat menyentuh luka di bahu Ethan, "kenapa bisa sampai begini, sih?" decaknya tak percaya.

Nafas Ethan terhela panjang, "Mungkin terkena batu saat aku jatuh," jawab Ethan santai walau sedikit meringis.

"Seharusnya kita ke rumah sakit. Mungkin luka kamu harus dijahit—"

"Jangan banyak bicara!" Ethan menyela dengan ketus. Lantaran terlalu enggan mendengar ocehan Silver yang isinya hanya ungkapan kepanikan saja, "Kalau kamu tidak mau membantuku membersihkan lukanya. Aku akan membersihkannya sendiri di kamar." Timpal Ethan lagi, dengan nada yang lebih tegas kali ini.

"Maaf," ringis Silver dengan suara nyaris mencicit. Tidak mau mendengar Ethan mengeluarkan protesannya lagi, Silver buru-buru membuka kotak P3K di tangannya. Lalu mulai membersihkan luka Ethan dengan cairan pembersih luka. Hingga membuat Ethan sesekali akan mengeluarkan ringisan yang lumayan keras selama Silver membersihkan lukanya. Menahan perih saat cairan pembersih luka itu menyentuh kulitnya yang terbuka.

"Ngomong-ngomong," setelah sekian lama hanya terdiam, Ethan kembali bersuara, "Kamu sendiri tidak terluka saat jatuh tadi?" tanya Ethan, dengan mata yang menatap lekat wajah Silver dengan lekat.

Silver mengangkat wajahnya sebentar. Hanya sebentar, karena setelah itu Silver kembali fokus pada luka Ethan lantaran dia sedang mengoleskan obat di sana. "Tidak," Silver menggeleng. "berkat kamu. Dan terima kasih banyak sudah menyelamatkanku." timpalnya dengan senyum tulus.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Ethan lagi.

"Memang aku kenapa?" dan Silver kembali bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari luka Ethan. "Kamu lihat sendiri, kan, kalau aku baik-baik saja setelah kamu selamatkan?"

Ethan terdiam sebentar. Dengan mata yang masih tetap menatap wajah Silver yang berada tepat di hadapannya saat ini, "Maksudku, apa kamu baik-baik saja setelah tadi melihat Evan—"

"Aku baik-baik saja," potong Silver cepat, tanpa menunggu Ethan menyelesaikan kalimatnya. "Aku sudah biasa," Silver tersenyum tipis, dan terlihat seperti senyuman miris di mata Ethan, "jadi jangan cemas." Imbuhnya lagi.

Lies Over Lies✓ (REVISI)Where stories live. Discover now