35. Party on fire

8.8K 291 4
                                    

35.

Wajah Ethan tertekuk sepanjang acara. Bahkan, semakin muram karena dia harus terjebak dalam pembicaraan yang menurutnya penuh dengan basa basi saat menyapa sang pemilik acara, dan juga ketika berbicara dengan beberapa tamu lainnya.

Pembicaraan dengan mereka semua sama saja topiknya, topik yang membuat Ethan bosan dan jenuh. Tidak jauh dari masalah saham, pekerjaan, harga jual prodak, nilai tukar mata uang dan bla bla bla.

Walau sebagian besar orang di sana memang sebenarnya lebih antusias untuk mengetahui sosok Ethan lebih jauh lagi, setelah mendengar gebrakan Ethan di kantor. Namun, Ethan terlalu malas meladeninya.

Dan sepertinya, Evan sudah bisa melihat raut wajah tidak nyaman dan tidak bersahabat yang diberikan saudaranya itu. Karena itu, dialah yang lebih banyak menjawab pertanyaan para manusia yang terlalu ingin tau itu.

Sampai akhirnya, Evan mengajak mereka duduk bersama di tempat yang sudah disediakan untuk para tamu undangan. Salah satu meja bundar dengan kapasitas enam orang untuk setiap mejanya. Dan untungnya, meja mereka berada di bagian paling pojok.

Setidaknya, itu membuat Ethan merasa lebih nyaman. Karena itu berarti mereka tidak terlalu mencolok dari para tamu undangan lain. Lantaran saking malasnya dikenali, terlebih jika Ethan harus kembali berbasa-basi busuk dengan para tamu undangan lain.

Secara kebetulan, Silver duduk ditengah-tengan Ethan dan juga Evan. Namun, Silver sepertinya sudah bisa mengendalikan diri ketika mereka harus terjebak dalam situasi bersama seperti sekarang. Terbukti dengan pembawaannya yang santai malam ini, dia sesekali tersenyum dan tertawa saat meladeni Evan berbincang. Sedangkan Ethan sudah mulai bosan dan ingin segera pulang.

Ethan mendadak terdiam saat matanya tak sengaja melihat ke bawah meja. Saat melihat dengan jelas kalau kaki jenjang Silver terlihat dengan jelas dimatanya lantaran gaun yang dia pakai tersingkap saat Silver menyilangkan kakinya di bawah sana. Mungkin orang lain tidak ada yang akan menyadarinya, termasuk Evan. Atau mungkin Silver sendiri tidak sadar lantaran tertutup penutup meja yang lumayan panjang menjuntai. Namun, tidak dengan Ethan. Karena dengan sangat kebetulan, posisi Ethan duduk tepat di arah belahan gaun itu berada.

"Aku akan menyapa miss Doris di sana," kata Evan tiba-tiba, sembari bangun dari duduknya. "kamu di sini dulu temani Ethan karena sepertinya dia sudah tidak nyaman berada disini. Dia memang dari dulu tidak menyukai keramaian terlebih dalam suasana pesta yang mengharuskannya berbasa-basi dengan tamu undangan lainnya," dan setelahnya, Evan pun beranjak dari tempatnya tanpa menunggu jawaban istrinya.

Silver langsung diam membisu selepas kepergian Evan. Bahkan, dia sama sekali tak menoleh pada Ethan. Namun, akhirnya keadaan memaksanya menoleh saat Ethan menyentuh pahanya yang sedari tadi tersingkap dari gaun yang dia pakai.

"Singkirkan tanganmu, Ethan!" Silver mendesis galak dengan mata membulat sempurna.

"Tinggal kamu abaikan saja," Ethan menjawab dengan kekehan santai. Tanpa mengalihkan pandangannya dari depan, menatap para tamu undangan. Namun, tangannya dengan kurang ajar sudah merembet naik dari paha menuju pangkal paha Silver. "seperti yang sedari tadi kamu lakukan. Memperlakukanku seolah tidak ada disini, kan?" Ethan akhirnya menoleh di akhir kalimat. Hanya untuk memberikan senyuman penuh arti untuk Silver.

Dengan wajah geram, Silver menahan tangan Ethan saat tangan Ethan hampir saja menyentuh kewanitaannya. "Baik, kita bicara sekarang," desisnya, "dan hentikan tindakan bodoh kamu ini."

Ethan tersenyum sinis, "Apa aku harus melakukan hal seperti ini dulu baru kamu mau bicara denganku?"

"Sebenarnya apa mau kamu, Ethan?!" tanya Silver, dengan tatapan marah.

Ethan kembali mengalihkan pandangannya ke depan, "Perhatian kamu," jawab Ethan singkat dan santai. Namun, terdengar begitu lugas. Lalu, tangannya menepis tangan Silver yang menahan tangannya di bawah sana. Hingga akhirnya, tangannya dapat menyentuh kewanitaan Silver dengan leluasa.

Tubuh Silver langsung menegang. "Hentikan Ethan," Silver mendesis penuh peringatan dengan suara bergetar, dengan tangan yang sudah mencengkeram pergelangan tangan Ethan, berusaha menghentikan tangan Ethan yang mulai bergerak lincah mengelus dan menekan kewanitaannya. "nanti ada yang melihat, terutama suamiku," timpalnya dengan nada sarat akan permohonan dan keputusasaan.

Ethan kembali menoleh, "Tinggal bersikap seperti tadi, saat kamu mengabaikan aku kalau tidak mau ada yang tau. Gampang, kan?" sahut Ethan tanpa ekspresi, namu pergerakan tangannya di bawah sana semakin liar. Bahkan, jari-jarinya sudah bisa menerobos masuk ke dalam celana dalam yang Silver pakai lantaran berhasil menurunkan kaki Silver yang tadinya di posisi menyilang dan kini Ethan buat sedikit berjauhan satu sama lain, sehingga akses tangannya lebih bebas dan leluasa menjamah di sana.

Tentunya, apa yang diperbuat Ethan sanggup membuat Silver menahan nafas detik itu juga.

Ethan mendekatkan wajahnya ke telinga Silver, "Bahkan, di bawah sana sudah basah," bisiknya, tepat di telinga Silver dengan nada seduktif.

Silver nampak memejamkan matanya sambil mengigit bibir bawahnya saat hembusan nafas Ethan menerpa dan menggelitik kulit dan telinga Silver.

"Kamu menyukainya, kan?" bisik Ethan lagi, masih dengan nada seduktif. Silver melenguh lirih saat satu jari Ethan dapat menerobos masuk ke dalam celahnya. "Masih bisakah kamu menolakku setelah ini?" timpal Ethan lagi, masih berupa bisikan.

Cengkeraman tangan Silver semakin kuat di lengan Ethan. Namun, cengkeraman kali ini berbeda dari sebelumnya. Lantaran kini cengkraman tangannya karena menahan ledakan gairah. Bahkan, matanya berubah sayu saat menatap Ethan, bersamaan dengan tubuhnya yang mulai bergerak gelisah saat jemari Ethan mulai bergerak lincah di dalam dirinya. Membuat desisan dan desahan lirih terus saja keluar dari mulut Silver dengan suara tertahan.

Ethan sendiri merasakan bagian tubuhnya di bawah sana mulai berontak ingin dilepaskan. Terlebih, setelah mendengar desahan-desahan lirih yang Silver lenguhkan.

"Kita akhiri atau lanjutkan?" bisik Ethan lagi, dengan senyum miring di wajahnya.

"Maaf, bisa kami bergabung?"

Tangan Ethan sontak berhenti bergerak di dalam tubuh Silver saat mendengar satu suara yang sudah mengganggu kegiatannya.

Ethan berdecih sebal sembari melirik pemilik suara yang berdiri tak jauh dari Silver. Memasang wajah dingin dan tak bersahabat karena merasa kesenangannya terganggu.

"Si-silahkan," suara Silver yang terlebih dahulu menjawab.

Membuat Ethan menatap Silver tajam seolah memprotes kenapa dia mempersilahkan.

Silver sendiri tak mengatakan apapun lagi, memilih menepis tangan Ethan tiba-tiba hingga membuat jari Ethan yang sedari tadi ada di dalam tubuhnya keluar, sehingga membuat Ethan jadi makin kesal saja.

Bagaimana mungkin berhenti begitu saja?

Sedangkan, Ethan sudah merasa kalau gairahnya sudah setengah jalan, dan hampir sampai ubun-ubun.

***

Lies Over Lies✓ (REVISI)Where stories live. Discover now