MOS

19 2 0
                                    

 "Kak Valexa!" seru Fabian, adik Valexa yang menarik kasar selimut Valexa. "Bangun! Udah pagi, mau bareng gak sih?"

"Sekarang jam berapa sih?" tanya Valexa yang masih menutup matanya.

"Jam enam pagi. Cepetan bangun, jam setengah tujuh bel bunyi loh,"Fabia mengoyak-oyak tubuh Valexa.

Valexa seketika langsung bangun. Ini adalah hari pertamanya menjadi murid senior di SMP. Ia tidak mau kehilangan hari yang paling di tunggunya. Ia pergi ke balkon rumahnya sejenak untuk melihat Kirara yang sedang sibuk mempersiapkan Orientasi Siswanya.

"Murid SMA kok masih pake baju SMP," ledek Valexa.

"Namanya juga baru MOS, ya harus pake baju SMP dulu lah," Kirara  menjulurkan lidahnya kepada Valexa. "Lo kenapa masih pake baju tidur? Bukannya buru-buru. Nanti telat loh."

Valexa akhirnya langsung terburu-buru pegi ke kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah. Sementara itu Frarie sedang meminta agar orangtuanya mengizinkannya membawa motor ke sekolah.

"Ayah, Rie bawa motor ya. Rie kan udah kelas tiga SMK, masa masih naik sepeda sih," kata Frarie kepada Ayahnya.

"Gak apalah. Supaya kamu sehat Rie, lagian lihat Mas-Masmu. Mereka aja bawa motornya pas mereka udah kuliah. Waktu SMA mereka gak pernah bawa motor ke sekolah," jawab Ayah Frarie santai.

Frarie yang kesal dengan jawaban Ayahnya yang segera pergi. "Kasiah deh lo, gak boleh bawa motor," ledek Fandy. "Anak kecil bawa sepeda aja. Jangan bawa motor nanti jatuh."

"Resek lo Mas," geram Frarie kepada Fandy. "Lo juga dulu ngerengek minta bawa motor kan sama Ayah."

Kalah telak dengan ucapan Frarie, Fandy langsung pergi meninggalkan Frarie. Frarie langsung mengambil tasnya dan memutuskan untuk tidak mengunakan sepedanya lagi selama ia menjadi siswa senior. Ia akan mengunakan kendaraan umum.

Karena hari ini hari pertama Kirara pergi ke SMK, ia diantar oleh ayahnya sampai gerbang. "Ra, papa langsung kerja ya. Inget, jangan macam-macam di sekolah," pesan Ayah Kirara sebelum berangkat bekerja.

"Pa, Ra gak tau pulangnya naik apa?" tanya Kirara kesal.

"Nanti kamu tanya aja. Lagian di sekolah ini ada orang yang kamu kenal kok. Nanti kamu bisa pulang bareng," seru Ayah Kirara dan langsung pergi meningalkan Kirara seorang diri di depan gerbang.

Kirara menatap heran kearah Ayahnya yang sudah menjauh. Ia bingung harus bagaimana. Ini pertama kalinya ia datang ke sekolah ini. Bahkan kelasnya pun ia tidak tahu. Segala urusan pendaftaran dan sebagainya diurus oleh kedua orangtuanya tanpa campur tangan darinya.

"Kamu anak baru ya?" tanya seorang anak perempuan seusianya.

Kirara mengangguk, ia memperhatikan pakaian yang dipakai olehnya dan berkata, "Kamu juga anak baru ya?"

"Iya," jawab gadis itu. "Aku Shella. Kamu siapa?"

"Aku Ra," jawab Kirara.

"Nama kamu singkat banget?" anak itu heran mendengar nama Kirara. Baru kali ia mendengar nama orang hanya terdiri dari dua huruf.

"Namaku  Kirara, tapi karena namanya aneh jadi panggil aku Ra aja," kata Kirara.

"Kenapa gak dipanggil Kira aja, kan unik tuh," kata Shella.

"Hahaha.." Kirara tertawa. "Gak gak punya Death Note loh. Lagian aku gak mau jadi pembunuh cuma karena nulis nama orang disebuah buku."

"Hahaha... Kamu lucu juga," kata Shella. "Oh ya, kamu tau dimana tempat kita kumpul?"

RAVARIE  [Tamat]Where stories live. Discover now