[12] Tersudut

887 185 11
                                    

Sekilas melihat para siren-siren ini, tidak terlihat perbedaan dari mereka. Namun, coba perhatikan dengan seksama. Walau pun tak banyak, tapi beberapa di antaranya memiliki sirip panjang seperti umbai di bagian pinggang atau perut mereka. Siren berumbai itu merupakan jenis siren medis, siren yang mengobati segala penyakit di sini. Bahkan, Maureen kini tengah diperiksa oleh salah seorang siren medis itu.

Tetua Mathias belum kembali, membuat Lucas mengambilkan tindakan pertama membawanya menuju dokter medis. Nama siren ini adalah Julia, ia satu-satunya siren medis di daerah ini. Julia termasuk siren penjaga.

"Ini gawat, kita harus segera membawanya menuju Tetua Mathias. Dia akan terus mengecil, tanpa kita ketahui kapan berhentinya. Kalau begini terus, dia ... akan kembali ke asalnya. Mengerti tidak? Ke masa sebelum di lahirkan," ujar Julia khawatir.

Ketegangan mulai terasa di sekeliling ruangan perawatan itu. Persis seperti kamar inap di darat, di sini disediakan sebuah ranjang ukuran normal dengan nakas kecil yang mengapit kepala ranjang. Sebuah lemari berisikan pakaian serta obat-obatan diletakkan di sudut ruangan. Bunga lili air di gantung di pintu masuk, menciptakan aroma wangi di sepanjang penjuru.

"Tetua Mathias sedang pergi. Belum kembali," jawab Lucas meringis. Ditatapnya wajah polos gadis mungil yang terbaring di atas ranjang di hadapannya. Begitu mungilnya membuat Lucas ingin mencium serta memeluknya erat agar tidak pergi. "Bagaimana sekarang, apa yang akan kita lakukan?"

"Mathias. Kita coba hubungi Tetua Mathias," ujar Julia.

"Hubungi? Maksudmu?" Lucas meraut bingung.

"Gelombang air. Metode lama, kamu lupa?"

Gelombang air. Sesuatu yang telah dikubur lama oleh Lucas. Bukan karena apa, hanya saja pemuda siren itu merasa frustasi karena sempat gagal beruang kali ketika mencoba membuatnya. Julie menghentakan tangan kanannya dan buih-buih kecil tercipta membentuk sebuah gelombang, lalu pusaran air kecil. Lucas terkejut bukan main, begitu mudahnya bagi gadis medis di sebelahnya ini untuk melakukan hal yang teramat sukar baginya.

Julie menggumamkan sebuah nama.

Dengan ajaib pusaran itu membentuk seperti kaca yang dapat memantulkan replika. Setelahnya, sebuah wajah tegas muncul disusul suara serak di seberang. "Julie, ada apa?"

Itu Mathias!

Lucas tidak dapat berkata apa-apa. Hanya Mathias harapan satu-satunya untuk mengembalikan wujud Maureen dan Julie telah membawanya berbicara dengan Mathias.

"Kalian berdua, ada apa? Kenapa terlihat khawatir?"

Julie mempersilakan Lucas menceritakan secara detail dari awal Maureen tercebur ke danau hingga berakhir menciut seperti ini. Tetua Mathias diam menyimak, sesekali wajahnya nampak terkejut mendengar penuturan pemuda siren itu.

"Coba periksa kalung, gelang, anting, atau apa pun yang dia pakai," pinta Mathias.

Julie yang menjalankan perintah Tetua Mathias. Gadis siren itu menelusuri pergelangan tangan dan berhenti memeriksa ketika di tengkuk. Tatapannya mengerat, diraih dan dipandanginya liontin milik Maureen. Julie mengenali warna dan lapisan liontin itu.

"Berystone. Dia punya berystone," ujar Julie. "Tetua Mathias, anda lihat ini?"

"Jelas sudah penyebab dia bisa menembus dimensi ini. Pecahan berystone itu yang membuka jalannya. Tubuhnya mengecil ... disebabkan karena gadis ini memang tidak seharusnya berada di sini. Dimensinya berbeda dengan kita. Dia harus kembali," ujar Mathias.

Suasana berubah sunyi untuk sejenak. Mereka larut dalam pikiran masing-masing. Tetua Mathias tidak kunjung mengentikan gelombang air ini. Di tengah-tengah kesunyian itu Julie memekik terkejut.

"B-berystone-nya memudar!" Gadis siren itu memperlihatkan pecahan berystone yang berada di genggamannya. Terlihat jelas bagaimana serpihan itu yang semula padat berangsur memudar. Tetua Mathias melebarkan mata jengah.

"Kalian tahu artinya?" tanya Tetua itu. Julie serta Lucas menggeleng tak mengerti.

"Tak ada salah satu dari kalian yang ingat pelajaran dasar siren? Berystone akan kehilangan fungsi setelah seratus tahun dan tahun ini adalah tahun ke seratusnya. Lenyapnya berystone hanya menghitung hari. Ini buruk."

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Lucas tidak kalah panik. Namun, pemuda siren itu berusaha tenang. Semua siren tahu persis dampak lenyapnya batu berystone. Karena pada dasarnya dimensi ini dibentuk dengan bantuan berystone. Maka, lenyapnya berystone akan turut serta melenyapkan portal dimensi ini. Yang artinya, tidak akan ada lagi negeri bawah air. Air danau akan meluap, daratan akan berubah menjadi perairan.

Bagian terburuknya, manusia akan mengetahui keberadaan kaum siren. Kejadian berabad-abad dahulu akan terulang kembali. Mereka harus melakukan sesuatu.

"Ada satu cara. Tiap seratus tahun berystone akan ditumbuhkan kembali bertepatan dengan kelenyapannya. Namun, bersytone memilih tempat teraman untuk tumbuh. Yaitu di Berry Head Arch. Melewati pusaran mematikan dan siren region--kumpulan siren liar."

Siren region adalah bagian terasing dari negeri bawah air ini. Para siren liar di tempatkan di sana agar tidak meresahkan pada siren lain. Lama berpisah jalinan hubungan ini semakin memburuk. Siren liar tidak segan-segan menyerang komunitas lain yang datang ke wilayah mereka. Karena itu ada kumpulan siren yang memilih mengangkat diri menjadi siren penjaga. Siren penjaga sendiri adalah siren yang bertugas mengawasi siren liar tanpa dibayar.

***

Tumbuh-tumbuhan di sekeliling mulai layu. Ikan-ikan kecil seolah tumbang dari berenang mereka dan tak jarang menabrak batuan karang. Shimpony duduk lemah di balkon kamarnya. Entah mengapa napasnya berubah sedikit sesak. Shimphony tidak pernah merasa selemah ini. Gadis siren itu berusaha menghubungi kakaknya--Tetua Mathias--dengan gelombang air.

Sembari menunggu Mathias mengangkat panggilannya. Pikiran Shimpony kembali melayang pada masa lalu. Di mana ayahnya menyelamatkan hidup Shimpony dengan memasukan serpihan berystone ke tubuhnya sewaktu bayi. Itulah sebab Shimpony masih bernapas sekarang ini. Berystone sebagai kunci kehidupannya. Melemahnya berystone, akan mengurangi kemungkinan ia hidup.

To be continued.
866 word.

⚪Dyahputri⚪
(20/08/2018)
17:56

Underwater World: Gate of Berry Head ArchWhere stories live. Discover now