Our end

2.7K 186 6
                                    


It will be different life

.

.

.

Seoul hospital, Sena VVIP room

Ini sudah malam, Sehun kembali ke hotelnya setelah mengambil buku milik Sena.

Sena merenung sendirian di balkon kamarnya, di temani oleh rintik hujan. Hujan memang tak turun cukup deras, tapi cukup untuk membuat Sena kedinginan. Saat ia berpikir untuk mengambil selimutnya dan beranjak dari sofa balkon, seseorang menyelimuti bahunya dengan jaket tebal. Itu bukan Suho, karena tidak mungkin Suho memakai parfum dengan wangi seperti ini. Saat Sena menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang memberikan jaket itu untuknya, ia terkejut. Apa ini mimpi? Dan sosok itu hanya tersenyum sambil mendaratkan bokongnya ke sebelah Sena, menghiraukan Sena yang menatapnya terkejut.

Dialah Aeri.

"Eonni kau terkejut melihatku?" Tanya Aeri sambil menarik tangan Sena, kemudian mengusapnya pelan.

Sena diam. Sejak kapan Aeri jadi seperti ini? Bahkan memanggilnya Eonni. Aneh, apa ini pertanda kiamat?

"Kau, bagaimana bisa masuk? Siapa yang mengizinkan?" Tanya Sena dalam bingungnya.

Sedangkan Aeri tersenyum simpul. Ia sudah menduga, Sena pasti terkejut.

"Suho dan Luhan yang mengizinkan, karena aku punya janji pada mereka," jeda Aeri yang kemudian melepaskan tangan Sena dan menatapnya sayu.

"Dan itu semua adalah tentangmu. Soal masalah Sehun, aku minta maaf. Kau tahu, sulit sekali mengatakan maaf, karena aku bukan gadis baik. Tapi tenang saja, aku akan mencoba berubah sekarang. Bukan untuk memiliki Sehun seutuhnya seperti dulu, tapi bukan kah lebih baik melihat orang yang kau sayangi bahagia?"

"Aku hanya akan menunggu Sena, bukan menunggu kalian putus. Tapi menunggu takdir yang akan tuhan berikan. Bukan merebut takdir orang lain, tapi mencari milikku sendiri." ucap Aeri panjang lebar tanpa jeda dan sedetik kemudian beranjak dari sofa.

"Aku pergi, eonni." pamit Aeri sambil menahan air mata yang menggenang di mata indahnya, kemudian meninggalkan Sena yang masih diam tak bergeming.

Kali ini, biarkan Aeri menjadi orang yang dapat dipandang terhormat, bukan wanita jalang seperti dulu.

"Alasan ku ingin melepas Sehun hanya satu, kau Sena. Karena kau adalah miliknya, karena tuhan mempertemukam kalian lebih dulu, dan aku sama sekali tidak berhak. Apalagi karena kau, seorang malaikat yang rela menginjakkan kaki mu di gang kecil yang basah hanya untuk menolongku. Walaupun, aku menyukai Sehun sekarang. Jangan tanya kenapa aku berubah, Sena eonni." gumam Aeri sepanjang jalan.

Dengan menyentuh rintik hujan dari balkonnya, Sena menemukan jawabannya. Hidup bisa berputar. Semuanya akan membaik, ia akan bahagia lagi sekarang. Hanya perlu menunggu besok, berhasil atau gagal, Sena serahkan pada sang pemilik nyawa.

.


.

.

Sena hanya diam saat Suho menaglihkan perhatiannya dari dokter divisi 1 yang mulai masuk ke ruang operasi. Sena tidak takut sekarang, bukankah Aeri sudah berubah? Semuanya akan membaik sekarang.

Would You?Onde histórias criam vida. Descubra agora