Part 24

2.4K 171 21
                                    

***

Vino sedang bersiap-siap di kamarnya, sore hari setelah selesai membersihkan dirinya dengan susah payah karena harus melindungi tangan kanannya, kini dia sudah berpakaian rapi. Vino berpenampilan setampan mungkin, karena dia akan pergi bersama kekasihnya, siapa lagi kalau bukan Anin.

Sebenarnya gadis itu menolak karena melihat kondisi Vino yang harusnya beristirahat, tapi Vino yang merasa istirahatnya sudah cukup tiga hari kemarin berada di rumah seharian pun bersikeras untuk mengajaknya dan alhasil Anin pun menerima ajakannya.

Vino diberikan waktu seminggu untuk bed rest dan tidak masuk sekolah, dia awalnya menolak karena itu terlalu lama, tapi karena ibunya yang meminta, Vino pun tidak bisa menolak lagi.

Vino menggunakan kaos putih polosnya lalu dibaluti kemeja stripe biru putihnya, dan celana panjang hitamnya, bahkan dia melepas arm sling nya dan membiarkan tangan kanan nya dengan gips saja, agar dia bebas bergerak nantinya.

Vino menggunakan kaos putih polosnya lalu dibaluti kemeja stripe biru putihnya, dan celana panjang hitamnya, bahkan dia melepas arm sling nya dan membiarkan tangan kanan nya dengan gips saja, agar dia bebas bergerak nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau kemana?"

Vino menoleh cepat kearah pintunya karena dia terkejut akan tiba-tiba ada suara seseorang itu.

"Astaga, Ge jangan ngagetin gitu lah.."

Gracia tertawa kecil, "Mau kemana sih?

"Arm sling nya kenapa dilepas?" tanya Gracia saat dia melihat arm sling Vino ada di atas kasurnya

"Mau keluar sama Anin, ini dilepas biar enak geraknya.." ucap Vino

"Kemana?"

"Ya jalan-jalan aja, kenapa?"

Gracia menggeleng, "Nggak papa sih, dianter mang Ujang?"

"Iya, kan belum bisa bawa mobil dulu.."

Vino berjalan mengambil sepatunya, dia pun mengambil posisi duduk di atas kasurnya lalu memakai sepatu yang diambilnya tadi.

"Hhh, susah banget sih.." gumam Vino pelan

Gracia menghela nafasnya iba saat melihat Vino yang kesusahan memakai sepatu itu, dia pun berjalan menghampiri Vino dan berjongkok di depannya. Vino terdiam saat Gracia membantunya memakaikan sepatu, serta mengikat tali sepatunya juga.

"Harusnya gausah dipaksa kalo emang gak bisa.." ucap Gracia pelan

Vino tersenyum, "Ngga papa, sekali-sekali."

"Keras kepala." ucap Gracia sembari beranjak berdiri

Vino pun ikut berdiri, dia mengusap puncak kepala Gracia dengan tangan kirinya yang sehat itu.

"Makasih yaaa.." ucap Vino

"Iyaa."

"Di rumah sendiri gapapa kan?"

"Gapapa kali, emang aku anak kecil apa."

"Hahahaha, siapa tau gitu kan kamu takut.."

"Enak aja!"

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang