Part 3

3.7K 178 61
                                    

***

Anin berangkat ke sekolah dengan perasaan gelisahnya, dia masih memikirkan Vino. Anin tidak tau kemana Vino pergi malam itu, dan tadi pagi Anin meminta Vino untuk menjemputnya pun tidak ada balasan dari Vino, hingga Anin berangkat dengan ayahnya tadi.

"Ta, Vino udah dateng?" tanya Anin saat bertemu Okta yang berada di depan kelas

Okta menggelengkan kepalanya, "Belum, kenapa? Kok lo gak bareng dia?" tanya Okta

"Lo berantem sama dia?"

Anin menghela nafasnya, dia menganggukkan kepalanya.

"Kayaknya...sih"

"Kayaknya?"

"Sesuai permintaan lo kemarin, gue tanya dan minta dia buat pulang. Dan lo tau gimana reaksi dia?"

Okta menggelengkan kepalanya, "Gimana?" tanya Okta penasaran

"Dia marah. Banget. Dia sampe pergi dari rumah gue malem itu juga, gak tau kemana. Gue udah telfonin dia semalem, sampe tadi pagi juga gue telfon lagi. Dan dia gak ada jawaban sama sekali" jelas Anin

"Serius? Semarah itu?"

Anin menganggukkan kepalanya, "Gue mau taruh tas dulu deh"

Anin masuk ke dalam kelas untuk menaruh tasnya, Okta pun mengikuti Anin sampai duduk di bangku tepat di sebelah tempat duduk Anin.

"Semarah itu? Beneran lo?" ucap Okta lagi

"Iya, semarah itu. Kan lo tau seberapa gak sukanya dia sama...ayahnya" ucap Anin sambil memelankan suaranya saat menyebut kata terakhir

Okta diam membenarkan ucapan Anin, dia mulai mengkhawatirkan sepupunya itu. Okta mengambil handphone nya guna menelfon Vino.

"Ngapain? Nelfon Vino?" tanya Anin

Okta menganggukkan kepalanya sambil menempelkan layar handphone nya ke telinga kanannya.

Nomor yang anda tuju sedang tida—"

"Gak aktif" ucap Okta sambil mematikan sambungan panggilannya

"Vino kemana sih" gerutu Anin

Kelas pun semakin lama semakin ramai karena murid satu persatu datang, tapi Vino tetap belum menampakkan dirinya. Dan itu justru membuat Anin juga Okta semakin khawatir.

"Loh, nin? Lo udah dateng daritadi? Vino mana?" ucap Boby yang baru saja tiba

"Gue gak bareng Vino" jawab Anin

Boby membulatkan bibirnya, "Oh.."

Kring..kring..kring..

Bel sekolah pun berbunyi, murid-murid yang di luar kelas pun langsung berlari kecil untuk masuk ke kelasnya.

"Okta, udah bel gini. Vino man—"

"Tumben lo telat" ucap Boby sedikit keras

Ucapan Boby memotong ucapan Anin tiba-tiba, karena tepat setelah bel berbunyi itu, Vino berjalan santai masuk ke dalam kelasnya. Anin dan juga Okta menoleh kearah Vino itu, mereka menghela nafasnya saat melihat Vino. Setidaknya ke-khawatiran mereka sudah mereda, Okta pun kembali ke tempat duduknya yang berada dua dibelakang bangku Anin.

"Macet gara-gara ada koala berantem di jalan"

"Koala mana ada disini anjir, lo kalo mau bohong sama gue ya mikir lah"

Vino hanya tertawa kecil saja menanggapi Boby, lalu dia duduk di kursinya dan mengeluarkan buku pelajarannya. Anin memperhatikan Vino dari tempat duduknya, masih terdapat rasa cemas di dalam hatinya.

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang