Part 15

2.3K 169 54
                                    

***

Shani menjadi kacau, dia berubah menjadi seseorang yang selalu murung dan pendiam. Begitu juga Vino, sosok dingin Vino kembali keluar, bahkan lebih dingin. Dia bahkan tidak peduli lagi terhadap surat yang selalu ada di kolong bangkunya, untung saja sang pengirim coklat sudah menghentikan kegiatannya itu, sehingga Vino tidak susah-susah harus menghargainya dengan memakan coklat itu.

Gracia bingung dengan sifat Shani yang sekarang ini, dia bahkan juga bingung harus bersikap bagaimana pada Vino. Dia ingin Shani dan Vino berbaikan tapi dia juga mengerti perasaan Vino bagaimana, Gracia sangat bingung.

"Ci Shani gak ke kantin?" ucap Gracia saat guru yang tadi mengajar di kelasnya sudah keluar karena jam istirahat sudah berbunyi

Shani hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu dia menyenderkan kepalanya di atas meja dengan tumpuan kedua tangannya.

"Yaudah.." ucap Gracia pelan sambil memperhatikan Shani khawatir

Semenjak berakhirnya hubungan Shani dan Vino, Shani tidak pernah keluar kelas. Dia menjadi orang yang tertutup, Gracia khawatir dengan Shani, gadis itu tidak membawa bekal dan tidak pergi ke kantin, pasti dia sangat merasa lapar.

"Gre beliin ci Shani roti ya?" ucap Gracia

Lagi, Shani hanya menggelengkan kepalanya pelan. Gracia menghela nafasnya, dia pun melangkah keluar kelas untuk menuju kantin.

"Kamu gak makan?"

Vino menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Anin.

"Kenapa?"

"Nanti aja waktu di luar sekalian, feeling aku bilang kayaknya ada promo gitu deh."

"Sok tau kamu."

"Ya namanya juga feeling kan, siapa tau bener."

Anin mendengus, "Iya deh iya.."

"Kamu gak makan?" tanya balik Vino

Anin menganggukkan kepalanya, "Makan."

"Apa?"

"Tadi mesen siomay,"

"Nanti bagi ya?"

"Dih, enggak lah! Beli sendiri sana."

"Cih, pelit."

"Bodo amat." ucap Anin sambil menjulurkan lidahnya

Gracia yang baru saja tiba di kantin pun langsung menuju meja dimana Vino dan Anin berada, dia pun langsung duduk di samping Anin.

"Sendiri?" tanya Vino

Gracia menganggukkan kepalanya, "Ci Shani mana mau ikut ke kantin lagi sekarang,"

Vino hanya membulatkan bibirnya saja menanggapi ucapan Gracia, sedangkan Anin hanya diam seakan tidak mendengar ucapan Gracia. Tak lama kemudian, siomay pesanan Anin dan bakso pesanan Gracia pun tiba, tak lupa juga minuman yang mereka pesan.

"Selamat makaaaan!"

Anin dan Gracia pun menikmati makanannya, Vino pun tak mau kalah, dia tentu saja meminta siomay Anin dan juga bakso Gracia, walau kesal tapi tetap saja para gadis itu memberikannya pada Vino.

"Ih Vino beli sendiri kenapa sih!" ucap Anin kesal karena Vino terus mengambil siomaynya

"Tau ni, mestinya bakso aku ada tujuh ini jadi sisa empat" tambah Gracia

Vino tertawa, "Hahahaha! Pelit banget sih, dikit doang juga.."

Setelah selesai menikmati makanannya, mereka pun mengobrol santai sembari menunggu bel masuk berbunyi.

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang