Part 17

2.1K 163 49
                                    

***

Setelah dari pantai, Vino memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya. Rumah mama Naomi, karena mereka baru pulang dari pantai pukul 1 pagi. Terlalu larut untuk pulang ke rumah sebenarnya karena jarak yang sangat jauh, Gracia yang merasa lelah pun tertidur selama perjalanan pulang membuat Vino tidak tega membuat Gracia terlalu lama menanti kasurnya.

Sesampainya di rumahnya, Vino turun dari mobilnya untuk membuka gerbang rumahnya sendiri karena mang Ujang sudah pindah ke rumahnya yang sekarang. Tidak ada siapapun di rumah ini, hanya satu satpam komplek yang ditugaskan menjaga rumah ini, dan pasti dia sudah tertidur di kamarnya.

Setelah membuka gerbang rumahnya dan sudah memakirkan mobilnya di garasi rumahnya, Vino kembali menutup gerbang itu. Lalu dia berjalan menuju kursi Gracia berniat untuk membangunkannya, namun saat membuka pintu mobilnya, Vino tak tega untuk membangunkan Gracia yang terlihat begitu lelah.

"Oke, juga dia gak berat.." gumam Vino

Vino pun mulai menggendong Gracia dan membawanya masuk ke dalam rumahnya, ditidurkannya Gracia di kamar Naomi yang dulu, menyelimuti Gracia dan tak lupa menyalakan ac kamar itu, setelah selesai Vino pun berjalan menuju kamarnya sendiri yang berada tak jauh dari kamar yang ditempati oleh Gracia.

"Akhirnyaaa.." gumam Vino saat menghempaskan tubuhnya keatas kasur

Bukannya tidur, Vino justru masih memandangi langit-langit kamarnya. Beberapa hal tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya, sehingga membuat dia bingung.

"Tapi hati kamu gak ada nama Anin, Vino."

Ucapan Gracia tadi di pantai membuat Vino berpikir keras. Benar kata Gracia, di hati Vino tidak ada nama Anin, hanya ada nama Shani disana. Vino masih sayang dengan Shani, tapi Vino tidak bisa membuat Anin terus tersakiti.

"Kalo kamu udah nyerah di tempat yang sekarang, kamu harus pulang ke tempat dimana seharusnya kamu berada. Dan minta maaf sama tempat itu karena udah ninggalin dia."

Ucapan Gracia itu selalu terngiang di kepala Vino saat ini.

"Dan aku juga harus minta maaf sama Anin karena aku mainin perasaan dia.." gumam Vino pelan

Vino menggelengkan kepalanya pelan, lalu dia mencari posisi ternyamannya agar tidurnya nyenyak.

Keesokan harinya, Vino sudah bangun pagi-pagi sekali karena dia harus sholat Subuh juga. Setelah membersihkan dirinya dan juga selesai sholat Subuh, Vino pun keluar dari kamarnya untuk pergi ke kamar Gracia berniat membangunkan gadis itu, karena mereka harus pulang dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Vino juga harus menjemput Anin nantinya.

Tok. Tok. Tok.

"Ge?"

"Iyaaa," saut Gracia dari dalam kamarnya

Ternyata Gracia sudah bangun, Vino kira Gracia akan terlambat bangun karena dia terlihat lelah semalam. Tak lama kemudian, Gracia pun keluar dari kamarnya, dia juga sudah membersihkan dirinya terlihat dari wajahnya yang begitu segar.

"Udah mandi kan?" tanya Vino

Gracia menganggukkan kepalanya, "Udah."

"Yaudah ayo langsung pulang, ganti baju trus sekolah."

"Nanti jemput Anin?" tanya Gracia

"Iya, kenapa?"

"Kamu udah cek handphone kamu belum?"

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang