Part 10

2.6K 169 47
                                    

***

Setelah perkelahian itu, Vino sudah berjanji pada Shani untuk tidak berkelahi lagi. Dan juga Shani menjadi suka mengawasi Vino, takutnya Vino mendapat "panggilan" dari teman-temannya untuk kembali berkelahi lagi.

Vino pun juga merasa diawasi Shani, jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal Vino benar-benar tidak ingin berkelahi lagi, hm.

"Shani kok ngeliatin lo terus sih?" tanya Boby sambil memakan baksonya

Mereka sedang berada di kantin karena sedang jam istirahat, Vino dan teman-temannya duduk tak jauh dari meja Shani. Hingga dengan jelas Shani bisa melihat Vino, mengawasinya.

"Vino lagi di awasin kali," saut Okta

Boby mengernyitkan dahinya, "Diawasin?"

Vino menganggukkan kepalanya pelan, "Gara-gara tawuran kemaren,"

"Oh itu. Sampe diawasin segala ya, padahal mah kita emang beneran udah males berantem."

"Nah itu makanya,"

Okta menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Boby, "Gracia juga jadi suka nanyain gue secara rinci dan detail setiap gue bilang mau pergi sama lo-lo pada"

"Udah jadian belom?" tanya Vino tiba-tiba

"Belom. Sabar."

"Okta progress nya lancar banget, beda sama gue mah" ucap Boby

"Emang Anin gimana ke lo?" tanya Okta

Vino memutuskan untuk diam dan mendengarkan Boby saja, dia takut salah bicara.

"Susah gitu rasanya gue deketin dia, kaya katos gitu rasanya. Vin, kasih tips dong. Kan lo tau banyak gitu soal Anin, kasih gue dikit gitu biar Anin mau sedikit luluh aja." ucap Boby

Vino tertawa kecil, "Usaha sendiri lah, kan nanti kalo jadian lo berdua doang bukan sama gue juga"

"Ck, lo mah gitu."

Okta dan Vino pun hanya tertawa saja melihat ekspresi Boby yang terlihat kesal.

"Cici nanti ikut gak?"

Shani menolehkan kepalanya kearah Gracia yang berbicara padanya.

"Kemana?"

"Aku sama Anin mau belanja-belanja nanti, ya shopping gitu. Cici ikut gak?"

Shani menggelengkan kepalanya, "Nanti aku gak bisa, ada saudaranya mama mau dateng ke rumah, jadi ada acara di rumah."

"Oh gitu, yaudah deh.."

"Maaf yaa.."

"Iyaaa, sans aja kali ci"

Shani tersenyum kecil, kembali dia menikmati makanannya dan diam-diam kembali memperhatikan Vino yang sudah ingin beranjak dari tempatnya. Anin memperhatikan Shani, lalu dia melihat kearah pandang Shani, yaitu Vino.

Anin menghela nafasnya, dia pun meminum minumannya dan memutuskan untuk bermain handphone nya saja.

Memang benar kata orang, lebih baik diam dan tidak tau sama sekali dibandingkan tau sesuatu tapi membuat rasa sakit muncul di hati.

***

"Vino, ayo pulang!"

"Bentar Shan, bentar lagi yaa.."

"Iya Shan, bentar lagi aja nih"

Shani mendengus malas, dia, Vino, Boby dan juga Okta masih berada di kelas karena Shani harus menunggu tiga pemuda itu mabar. Sebenarnya Shani tidak sendiri, masih ada Gracia namun Gracia berada di depan kelas bukan berada di kelas. Sedangkan Anin sudah pulang terlebih dulu tadi.

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang