Drabble - Rage - 18+

204 14 2
                                    

Sylas menyeruak kerumunan yang begitu rapat di hadapannya. Mentari masih enggan mengeluarkan cahaya sejak awan dengan gagah menghalangi biasnya.

Perasaan pria itu tidak nyaman. Bisik-bisik menyedihkan terdengar bersahutan, tetapi tak satu pun sudi melakukan apa-apa.

Dada bidangnya naik turun seiring napasnya yang memburu. Ia berharap perkiraannya meleset. Sylas tak ingin melihat sosok yang berkelebat di benaknya menjadi nyata.

Sayang, harapannya tak menjadi nyata. Arlyse tergeletak di atas tanah basah sisa hujan tadi pagi. Lumpur menjadi penghias luka-luka yang menganga di berbagai sudut tubuhnya. Darah masih merembes dari luka yang terbuka. Memar tak lagi bisa dihitung banyaknya. Wajah gadis itu begitu pucat. Matanya terpejam rapat.

Sylas merasakan hawa dingin mengaduk perutnya. Seluruh otot di tubuhnya menegang. Tergesa ia berlutut di sisi Arlyse. Tangan kanan pria itu bergetar kala memeriksa nadi dan napas wanita yang paling ia cintai itu.

Samar ia bisa merasakan denyutnya. Napas Arlyse juga masih cukup teratur. Justru kini, Sylas-lah yang kesulitan mengontrol sekujur tubuhnya. Pria itu berusaha menarik napas perlahan yang dalam, sebelum ia embuskan tak kalah lama.

Pemeriksaan singkat di sekujur tubuh Arlyse tak mengindikasikan adanya patah tulang berbahaya di bagian vital. Hanya saja, bajingan itu tak hanya melukai fisik Arluse, tetapi juga berani menodai calon istrinya.

Sylas menyelipkan lengan kukuhnya di bawah tubuh wanita itu. Dalam sekali sentak, seolah mengangkat kapas, ia membopong Arlyse dalam dekapannya. Tak dipedulikan bisik-bisik warga yang ketakutan karena ada orang berani mengambil mangsa sang penguasa.

Tak butuh waktu lama hingga Sylas membawanya ke unit perawatan terdekat. Petugas kesehatan langsung melakukan penanganan setelah pria itu menyerahkan token berisi uang dalan jumlah besar.

Darah Arlyse masih membasahi baju dan tangan Sylas. Rasa hangat dan lengket justru membuat hawa gigil itu semakin menguasai.

Ia sudah berjanji tak akan pernah menyakiti orang lagi. Ia sudah bersumpah tak akan menumpahkan darah lagi. Namun, belenggu itu kini pecah berantakan. Persetan dengan semua janjinya untuk hidup damai di tepi desa.

Napas yang terputus-putus, degup jantung yang semakin cepat, memicu semua hasrat untuk menghabisi mereka yang menyakiti kekasihnya.

Napas yang terputus-putus, degup jantung yang semakin cepat, memicu semua hasrat untuk menghabisi mereka yang menyakiti kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata keemasannya menatap nanar ke arah pasukan pelindung sang penguasa.

"Minggir! Aku hanya ingin bertemu pemimpin kalian," bisiknya dengan suara bergetar menahan semua amukan badai si hatinya.

Namun, nyaris seratus orang itu tetap bergeming mengacungkan senjata ke arah Sylas. Berusaha melindungi tuan mereka yang memilih santai menyaksikan pembantaian dari beranda di lantai teratas.

Hanya saja, sang pemimpin salah mencari mangsa bejatnya. Sylas bahkan tak berkedip kala menebas leher korban pertamanya. Pria bertubuh tegap itu berjalan dengan tenang sembari merebut pedang sebagai senjatanya.

Tak butuh waktu lama bagi Sylas untuk mengoyak, menebas, mencabik, membelah, serta menciptakan hujan darah yang seolah tak akan pernah berhenti.

Koyakan daging-daging berbau amis teronggok seperti pembuangan daging di tempat penjagalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koyakan daging-daging berbau amis teronggok seperti pembuangan daging di tempat penjagalan.

Di atas tumpukan mayat-mayat yang nyaris tak berbentuk itu, Sylas menatap ke arah balkon. Mengunci targetnya dalam-dalam.

"Kau pasti kubuat menyesal telah dilahirkan ke dunia." Sylas mengambil ancang-acang, sebelum kemudian melakukan tolakan dan meluncur cepat ke atas balkon.

" Sylas mengambil ancang-acang, sebelum kemudian melakukan tolakan dan meluncur cepat ke atas balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuma mau tulis mimpi indah pas bubu malam sejenak tadi.

Harusnya masuk story Merajut Kata. Tapi di sana ga di-mature. Males kalau gegara satu bab aku kudu mature. Jadi pindah ke sini aja meski original

27 July 2018

Unseen Heart x Derita Fandom PinggiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang