3. Permen Karet

870 83 11
                                    

Kelas X MIPA 1 dikagetkan oleh kedatangan seorang guru yang memasuki kelas. Setelah lamanya jam kosong dikarenakan tidak ada guru yang masuk akhirnya ada juga guru yang mau mendatangi. Tingginya semampai dan wajahnya masih sangat muda. Siapakah nama guru itu?.

"Kalian bertiga ngapain berdiri di depan pintu? Mau jadi satpam?" tanya guru kepada Sesillia, Eca, dan Lisa.

"Biasa, Bu, lagi cari cowok ganteng yang lewat." Perkataan Lisa membuat seisi kelas tertawa sedangkan guru yang berdiri di hadapannya geleng-geleng kepala. Begitulah sifat Lisa kalau kalian tahu. Orangnya jujur. Saking jujurnya Lisa dianggap paling gesrek dari ketiga anggota di The Angels.

Sesillia menginjak sebelah kakinya Lisa sambil tersenyum kecut. "Lagi cari angin, Bu. Panas soalnya di dalam kelas." Ada saja alasan klasik yang selalu terlontar dari mulut Sesillia.

Guru di depannya menyahut, "Panas kalau bilang? AC di kelas ada dua sedangkan kipas ada empat, masih kamu bilang panas?"

"KEBANYAKAN DOSA ITU, BU!" celetuk Khenan dan membuat mereka kembali tertawa.

Sesillia tersenyum kecut, kala menanggapi semua tawa ejek dari teman-temannya yang diberikan untuknya.

"Kalian boleh duduk!"

Setelah meletakkan barang bawaannya ke atas meja guru itu berdiri di depan kelas dan memperkenalkan diri kepada murid muridnya.

"Assalamu'alaikum. Perkenalkan anak-anak nama ibu Intan Permata Sari. Biasa di panggil Intan. Saya tinggal di Jakarta Barat."

"Baiklah begitu saja perkenalan dari ibu. Apa dari kalian ada yang ingin ditanyakan tentang saya?" ujar Bu Intan lagi.

Chika mengacungkan telunjuk sebelum bertanya. "Ibu ngajar mata pelajaran apa?"

"Saya mengajar mata pelajaran Biologi," jawab Bu Intan.

"Biologi?" celetuk Khenan. "Eh buset, hoki banget ya di SMA bisa dapet guru Biologi muda, terus cantik lagi. Dulu mah pas waktu SMP selalu punya guru biologi yang usianya udah tua, keriputan, jelek, suka marah-marah, hidup lagi."

"Lah jadi curhat?" batin seseorang setelah mendengar penuturan Khenan terhadap Bu Intan.

"Asal kalian tau umur saya udah 40 tahun loh," ucap Bu Intan membeberkan faktanya, "emang banyak yang bilang kalau wajah ibu awet muda. Jadi gak keliatan kan muka tua nya. Masih kelihatan ABG." Sesudah bicara Bu Intan terkekeh-kekeh.

Salah seorang siswa yang bernama Eko menyahut perkataan Khenan dengan posisi berdiri. "Umur 40 tahun masih lo bilang muda, Nan?"

"Ngadi-ngadi lo, Nan, ternyata Khenan doyannya sama yang berumur," timpal salah seorang siswa yang tidak diketahui namanya.

Keyra menyambung ikut memberikan ejekan kepada Khenan. "Namanya juga Khenan Alvaro. Gak ada otaknya emang dia."

"Umur boleh tua tapi jiwa harus kiyowo. Ya nggak, Bu?" Karena setuju dengan ucapan Khenan membuat guru yang berdiri di depan kelas mengacungkan kedua jempolnya sekaligus pada Khenan.

Beruntunglah Khenan untungnya Bu Intan bisa diajak bercanda.

"BISA PADA DIAM NGGAK SIH? PLEASE LAH HARGAI ORANG YANG LAGI NGOMONG DI DEPAN." Ucapan Kenzie membuat seluruh siswa yang berada di sana henyak. Ucapannya seperti sebuah sihir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AMISTAD (BEST SELLER!)Where stories live. Discover now