Hope

2.6K 382 25
                                    

Haduh yang up cepet. Pendek sih, ini hasil dari kegabutanku. Beberapa konten dapat menimbulkan kecurigaan tak berkesudahan pada Kyungsoo. Jadi mohon maklumi kemanisan uke sah saya Do Kyungsoo di ff ini.


Insung membuka netra mungilnya lebar lebar saat alarm di kamarnya berbunyi. Ia bahkan tak tahu alarm itu pernah ia setel.

Tak disangka ia terlelap saat melakukan hal yang menurutnya paling menghanyutkan. Memandangi wajah seorang Do Kyungsoo yang indah saat tidur.

Jam digital di nakas sudah menunjukkan pukul 9. Insung sudah terlambat berangkat ke kantor.

Tapi itu bukan masalah. Ia adalah pemilik perusahaan. Tentu ia bebas untuk masuk kerja kapan saja.

Insung menoleh ke sisi ranjang. Kyungsoo tidak ada disana. Mungkinkah Kyungsoo sudah pulang.

Sedikit kekecewaan muncul di hati Insung. Apa yang ia pikirkan ?

Lagipula siapa dia bagi Kyungsoo  ? Hanya orang baru yang kebetulan menolongnya saat sedang mabuk berat.

Insung mencoba untuk bangkit dari tidur. Kaki kaki panjangnya bergerak menuntunnya menuju kamar mandi.

Insung mencuci muka dan bercukur. Hal yang rutin dilakukan pria yang memiliki rambut di pipi.

Selepas membersihkan diri. Insung menanggalkan setelan resmi kemeja dan celana bahan yang ia pakai semalam.

Menggantinya dengan pakaian santai. Celana pendek dan kaos putih polos yang nyaman.

Sekejap telinga Insung menangkap bunyi aneh dari arah dapur. Apa seorang pencuri telah memasuki apartmen miliknya.

Insung tepis pikiran negatif itu. Tak mungkin pencuri bisa masuk kedalam jika pin untuk membuka pintu apartmen ia setel dengan begitu rumit.

Insung berjalan perlahan mendekati dapur. Ruangan yang jarang sekali ia tuju ketika menepati apartmen inu.

Karena Insung bukan laki laki yang bisa memasak. Urusan memasak selalu ia limpahkan pada asisten rumah tangga dan maid.

Seorang pemuda kecil dengan kemeja biru dan apron berwarna coklat. Insung hafal betul potongan rambut pendek dan pundak sempit yang dimiliki pemuda itu.

"Apa yang kau lakukan disini, Kyungsoo ?". Tanya Insung sambil berjalan mendekati Kyungsoo.

Kyungsoo menoleh. Insung terkejut mendapati Kyungsoo memakai kacamata bundar yang berbingkai hitam.

"Kulkasmu terlalu kosong, Hyung. Jadi aku mengisinya dengan beberapa bahan makanan. Aku juga memasakkanmu sarapan"

Insung tak bisa menahan senyuman di wajah tampannya. Mungkinkah ini tanda bahwa Kyungsoo memberi Insung kesempatan untuk mendekat.

"Ah, tidak mungkin. Kyungsoo sudah memiliki Choi Siwon yang lebih kaya dan lebih sukses dari dirinya. Mana mungkin Kyungsoo akan melirik ke bawah". Pikir Insung didalam kepalanya.

Insung kembali dari lamunan ketika ia merasa lengannya di tarik oleh Kyungsoo. Bahkan sentuhan sederhana seperti ini saja bisa membuat Insung memerah dan malu.

Mana Insung yang pemberani dan tegas. Dimana sosok maskulin dengan marga Jo itu ? Apakah hilang ditelan bumi ?

"Ayo sarapan hyung. Mungkin masakanku tak terlalu lezat layaknya masakan restoran mahal. Tapi mungkin kau masih sanggup untuk sekedar menelannya". Ucap Kyungsoo merendah.

Insung menatap masakan di depannya. Daging sapi yang di iris tipis tipis yang diberi berbagai ramuan sayur.

Babi yang dimasak dengan taoge,  acar terung bertengger disampingnya. Oh, apakah itu ? Nasi yang disiram dengan cuka yang manis. Insung sangat menyukainya.

EroWhere stories live. Discover now